Yours

2.2K 323 175
                                    

"Mau lebih lama, atau gue persingkat aja?"

"Apa?!"

"Hidupnya."

Bughh

Be Careful

Kevin mengernyitkan alisnya tatkala bau anyir darah menyapa indra penciuman sejak menginjakkan kaki masuk kedalam rumah mereka. Pelan namun pasti langkahnya mulai menapaki lantai tanpa suara. Saat hampir sampai didepan kamar Raden, pemuda itu terhenti oleh banyak suara yang ada didalamnya. Suara orang sedang berdebat didalam sana. Didalam kamar tersebut.

"A-argh sialan lo cuma argh b-berani pas rumah kosong!"

Itu suara Raden! Ya, Kevin sangat hafal dengan suara itu. Tapi mengapa nafas Raden seperti tersengal-sengal? Mengapa suaranya putus-putus?

"Ya, karena gue tau, lo paling lemah!"

"Gue gak lemah, SIALAN! AARGGHH,"

Kevin memberanikan dirinya mengintip sedikit. Berusaha mencari tahu siapa yang berani menyusul ajalnya disini. Siapa yang dengan sangat lancang memasuki rumah mereka dan menyerang Raden sepihak. Pemuda itu dapat melihat leher Raden dicengkram kuat dan membuat adiknya sulit bernafas. Sialan.

Ah, Kevin tersenyum. Pembuat onar disini rupanya. Mereka kira dengan lancang masuk kesini dan menyerang Raden dapat melumpuhkan kami? Payah.

Pemuda itu menghitung berapa banyak jumlah sang lawan yang akan ia hadapi. Setelah memastikan Jumlah lawan, Kevin mulai menyiapkan senjata andalannya. Pisau belati.

"Ah, udah berani ternyata." Kevin mulai masuk dengan bertepuk tangan remeh. Tali pinggang yang berisi berbagai macam belati sudah terpasang apik dipinggangnya.

Raden menyeringai, sementara sang lawan melonggarkan cengkramannya pada leher Raden. Pemuda itu dapat merasakan perasaan gugup bercampur kaget lawannya ini. Dengan memanfaatkan keadaan, Raden meraih pergelangan tangan sang lawan, memutarnya searah jarum jam, mematahkan dan menendang tepat dikepala dalam waktu kurang dari 20 detik. Setelah itu Raden berlari dan berdiri disamping Kevin.

Raden memperhatikan sekelilingnya, lalu meringis. Bukan tentang jumlah lawan, namun tentang kamarnya yang akan menjadi korban karena aksi penyerangan bodoh ini. Bahkan bercak darah lawan yang baru saja ia tendang tepat dikepala itu sekarang menetes mengotori lantai. Poor Raden&Gilang's room.

"Jadi, apa tujuan lo datang berkunjung kerumah kumuh kami, Park Edward Jihoon-ssi?"

Jihoon terkekeh setelah dapat mengontrol rasa terkejutnya. Tangannya yang baru saja dipatahkan oleh Raden masih sangat sakit, sungguh. Namun bagaimana lagi? Ia baru saja memasukkan diri sendiri beserta teman sekelompoknya kedalam kandang binatang buas. Bahkan mungkin lebih buas dari binatang.

Ini baru Kevin dan Raden, baik Jihoon maupun yang lain sudah mengalami tremor, bagaimana jika 7 anggota lain pulang? Ah, sudahlah. Jihoon menyesal sudah berkunjung kesini. Untuk mengantarkan nyawa dengan sukarela.

"Ah, Alwoojin-ssi? Namamu mirip denganku, dan malaikat mautmu, bernama sama denganku." Kevin menyeringai, ia baru saja mengibarkan bendera perang. Karena kemudian, sang lawan berlari mendekati Kevin yang bahkan tak bergerak ditempatnya.

"Kalian kira masuk kesini tanpa permisi dengan kondisi cuma ada Raden, bikin kalian ngerasa hebat? Bahkan nyawa kalian semua gak sebanding sama semua orang yg kalian begal dan kalian bunuh tanpa sedikitpun bersalah pada kalian. Sampah." Kevin mendesis. Ia benar-benar benci pembuat onar dan kelompok didepannya ini merupakan salah satunya.

Be Careful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang