Gara and His Racing

1.4K 222 197
                                    

"Bang Gara! Mau kemana?"

Gara menoleh sekilas, tak menjawab, memilih abai. Tangannya bergerak membuka pintu namun ditahan. "Apa?"

"Mau kemana?" tanya ulang sang penahan.

Gara berdecak, "Kalo gue jawab, untungnya di gue apa?"

Lawan bicaranya memilih bungkam, Gara tak perduli. Ia membuka pintu dan pergi dari sana. Kamarnya.

Be Careful

Gara berdecak sekali lagi. Langkahnya terhenti kembali saat sebuah suara menginterupsi.

"Mau kemana?"

"Ada urusan." Gara menjawab tanpa menoleh.

Chris mengerutkan dahi. Tak biasanya ada anggota yang bersikap lebih semena-mena padanya begini. "Ada apa? Semua urusan abang berhak tahu."

"Privasi, bang. Kali ini biarin gue selesaiin sendiri," jawab Gara. Helm dipakai, kunci motor dirak TV ia sambar, langkahnya dipercepat pergi dari sana.

"Jangan pergi."

"Apalagi sih, bang?" kesal Gara. "Gak usah dramatis kaya pacar mau ditinggal dah." Pemuda itu menatap kesal sang pemimpin yang duduk disofa depan TV.

Chris terkekeh. "Tapi serius, perasaan abang gak enak. Udah, gak usah pergilah."

"Gak bisa, ini penting." Gara masih tetap bersikukuh dengan pendiriannya tanpa alasan yang jelas,

Sunguh, Chris tak pernah suka dibantah. "Abang bilang gak ya gak, Gara Minho Pratama."

"Ayolah, bang. Kali ini aja gue pergi untuk urusan pribadi. Misi banyak yang selesai, waktunya istirahat, kenapa masih harus dikekang?"

"Itu tau waktunya istirahat, kenapa masih mau keluar cari masalah?"

Sialan, Gara mengumpat dalam hati. Chris pintar sekali membalikkan kata-katanya.

Namun Gara tetaplah Gara, kalah dalam debat tak mengurungkan niatnya untuk pergi malam itu. Gara tetap pergi meninggalkan rumah dengan berbagai umpatan dari Chris dibelakang.

Tepat setelah deru motor Gara terdengar menjauh, Chris menyadari satu hal. Earpic Gara diletakkan di Rak TV tempat kunci motor tadi. Yang artinya Gara tak memiliki alat komunikasi langsung apapun.

Tak ingin membuang-buang waktu dengan earpic, Chris berteriak memanggil kelima anggota lain dan bersiap untuk pergi.

"Mau kemana, bang?"

"Sekarang?"

"Malam ini?"

"Misi lagi?"

"Sandy capek banget tadi abis kelarin 4 target."

Adalah berbagai respon dari anggotanya.

Dan Chris hanya menjawab, "Susul Gara." Tanpa mengurangi keterburu-burunya memakai jaket dan kunci mobil.

Tanpa komando seluruh anggota kini bersiap untuk pergi. Karena mereka tahu, Gara dan wajah serius Chris bukanlah perpaduan sempurna yang berarti baik.

Beberapa menit kemudian Chris berusaha berkendara secepat mungkin untuk mencari jejak arah motor Gara. Kelima anggota yang kini berada satu mobil pun ikut mencari dari berbagai sumber.

"Menurut earpic, Bang Gara ada dirumah," ucap Gilang dengan wajah bingung.

Chris mendengus. "earpic ditinggal."

"Terus gue mau bantu gimana?" tanya Gilang memelas. Ia hampir menutup kesal laptop yang sudah membuka program pelacak tersebut.

Sebagai salah satu medis sekaligus informan, Gilang harus siap sedia bersama laptop kesayangannya.

Be Careful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang