You're special

2.1K 291 128
                                    

"Ngomong sama siapa?"

"Hah?"

Adit berdecak. "Tadi gue liat lo lagi ngomong sendiri, bang. Ngomong sama siapa? Diri sendiri? Atau arwah disini?"

"Oh, itu." Chris baru tersadar, lalu terkekeh pelan. Candaan Adit terdengar garing, namun entah mengapa itu membuat Chris sedikit tergelitik.

Bucin.

Adit memiringkan kepalanya sedikit, "Siapa?"

"Kamu."

"Eh?!"

Chris tertawa," Canda, Abang gak ngomong sama siapa-siapa."

Sialan gue gak dianggap.

Ah, mungkin ini adalah salah satu alasan menyebalkan punya Alter ego seperti Chan. Jika sudah muncul, ia tak akan berhenti bicara. Chris mendengus sebal.

"Kenapa, bang?"

"Apanya?"

Kali ini yang lebih muda terkekeh. Pemuda itu memberanikan diri dekati Chris dan melakukan hal yang mampu membuat sang pemimpin membatu. Kaku.

Adit memeluknya

Duluan

Chris, apa kabar?

Error 404 not found. Aditya Christopher Bang isn't in the earth anymore.

Lucu sekali pasangan Aditya ini.

Chris tiba-tiba tersadar, lalu balas memeluk pemuda direngkuhannya ini. "Kenapa?"

"Apa?" Adit mengerucutkan bibirnya, kemudian menggeleng. "Cuma mau peluk."

Chris diam. Ia tak berniat membalas atau menggoda, kepala si manis dielusnya pelan, sesekali punggung pemuda itu diusap lembut. Sementara si manis menenggelamkan wajahnya dibahu Chris dengan pelukan yang dieratkan.

Chris tak tahu apa yang sudah terjadi, namun ia yakin, Adit sedang membutuhkannya.

Be Careful

Bahkan setelah 2 hari, Fandi masih belum sadar. Sandy yang berada disamping kasurnya sesekali menangis. Ia rindu. Ia lelah.

"Bang, hiks kapan bangunnya hiks?" Sandy memegang erat telapak tangan hangat milik Fandi. "Sandy kangen."

Krrieett

Seseorang masuk, Sandy menoleh. Itu Adit dan Kevin yang membawa semangkuk sup jamur kesukaan Fandi untuk Sandy. Mereka tahu Sandy tak nafsu makan setelah tahu kondisi Fandi 2 hari yang lalu.

Siapa tahu makanan kesukaan Fandi bisa membuat rindunya berkurang? Begitu kira-kira isi pikiran 2 orang terkalem dirumah ini.

"Sandy, makan." Sandy menggeleng. Perintah Adit terdengar mutlak namun Sandy membantahnya. Ia benar-benar tak ada nafsu makan sama sekali.

Aroma sup menyeruak, harum sekali. Sandy mengangkat mangkok sup tersebut dan mendekatkan pada Fandi. "Bang, ada sup Jamur. Biasanya abang suka, cepetan bangun biar kita bisa makan sama-sama!"

Sup tersebut berpindah tangan. Adit yang mengambilnya dari tangan Sandy, "Jangan dibawa ke kasur, nanti tumpah. Panas."

Sandy diam, menurut. Keheningan melanda ruangan tersebut beberapa detik sebelum mereka bertiga terkejut.

Kelopak mata Fandi bergerak. Pemuda itu telah sadar dari pingsannya.

Yah, siapa yang tahu, membawa makanan favorit Fandi dapat membuat pemuda itu bangun dari pingsannya? Tau gini dari kemarin-kemarin aja dibawain.

Be Careful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang