1. Terpaksa

24.8K 660 15
                                    

Hai, kenalin nama gue Ullaya Nadzren Aurora. Lo pada bisa manggil gue, Allya. Dapat dimana Allya? Dapat dari Ullaya. Gue pindah kesini karena kemauan bokap gue, ya terpaksa lah. Katanya sih biar lebih tau tentang agama. Dan gue asal Jakarta, kayanya sudah cukup perkenalan dari gue.

Perempuan itu hanya menatap malas kearah papan tulis kelasnya itu. Ia hanya sibuk menjadikan buku tulis sebagai kipas anginnya.

"Allya?" ucap guru yang ada dihadapannya itu.

"Eh, iya pak? Ada apa?" sahut Allya enteng.

Seluruh santriwati dikelas menertawakannya, ada apa? Apa dirinya salah?

"Apa kamu memperhatikan saya?" tanya Miftah, guru bahasa arab di pesantren itu.

"Sorry, saya ngga memperhatikan bapak. Saya ngga paham soalnya," ucap Allya terkesan bodo amat.

Muhammad Miftah Mubarak, biasa disapa Miftah. Ia merupakan guru bahasa arab sekaligus anak dari pemilik pondok itu. Umur Miftah hanya 3 tahun lebih tua dibandingkan santri-santriwati disana.

"Baik semuanya, kalian bisa kerjakan soal halaman 39," ucap Miftah dengan suara lantangnya. Ia membenarkan kacamata bulatnya yang bergantung sempurna diwajahnya.

"Saya ngga punya buku, pak! Jadi saya ngga usah ngerjakan ya? Mending saya bobo," ucap Allya berteriak sambil mengangkat tangannya sebelah kanan seperti seorang anak murid yang ingin meminta izin.

"Lihat teman disebelah kamu," ucap Miftah.

"Saya ngga paham, pak!"

"Kamu santriwati baru?"

"Penurut bapak aja gimana, baru kali ini kan ketemu saya?"

Miftah menghembuskan nafasnya.

[Sabar-sabar]

"Siapa nama kamu?" tanya Miftah. Seketika kelas menjadi hening saat Miftah bertanya pasal nama.

"Nama saya Allya, pak. Pake L double, jangan dikurang-kurangin," sahut Allya. Ya, dia memang sudah memperkenalkan diri sebelumnya tapi ketika bukan pelajaran Miftah.

"Kalo kamu mau tidur, mending kamu keasrama aja."

Miftah mengancam. Harap-harap Allya mau mengerjakan soal darinya. Lama-lama Miftah stroke punya santriwati macam Allya.

"Oke, pak. Saya keasrama, terimakasih atas kepekaan bapak ya! Dah guys, selamat mengerjakan soal dari bapak kacamata ini," ucap Allya melangkahkan kakinya keluar kelas.

Miftah menatap Allya tak percaya. Anak siapa dia ini? Kayanya baru saja masuk diruang lingkup pesantren. Santriwati yang lain hanya bisa menggelengkan kepala dan menghibah Allya.

"Kerjakan tugas kalian, saya mau keluar sebentar," ucap Miftah.

"Na'am, ustadz," sahut santriwati bersamaan.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam."

Miftah melangkahkan kakinya keluar dari kelas yang diajarnya. Mencari keberadaan santriwati yang begitu menyebalkan. Miftah, lelaki berumur 19 tahun itu mengelilingi pesantren. Namun hasil nihil, perempuan aneh itu sudah tenggelam dimakan bumi. Eh anda kira Qorun?!

Assalamu'alaikum Ustadz! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang