Assalamu'alaikum Ustadz!

4.Lancar

Semakin hari bacaan al-qur'an Allya semakin membaik. Namun tidak dengan perasaannya. Jujur saja, ia sebenarnya paham apa yang dikatakan oleh Miftah kala itu.

"Iya, pak. Eh abang!" ucap Allya menepuk mulutnya sendiri.

"Biar saja kamu manggil saya bapak untuk sementara. Tapi jika nanti kamu sudah halal untuk saya, jangan panggil bapak."

Ah! Dasar bapak glasses, malukan Allya jadinya. Tolong matikan orang yang bikin Allya baper ya allah!

"Bapak," ucap Allya memanggil Miftah.

"Apa?" sahut Miftah tanpa menoleh ke Allya.

[Kalo gini serem. Jadi ciut nyali gue.]

"Boleh minjem handphone bapak ngga?"

1 detik

2 detik

3 detik

"Nih," ucap Miftah sambil menyerahkan handphonenya. "Cukup 15 menit. Kalo lebih, kamu tinggal diasrama."

"Aduh bapak ih! Suka banget ya ngancem-ngancem sekarang? Belajar dari siapa? Biar saya gorok tu orang."

[Kamu yang membuat saya seperti ini.]

"Sudah sana, telphon saja orangtua mu. Katakan pada mereka jika saya salam," ucap Miftah.

"Aaa ashiap!" sahut Allya.

Allya keluar dari mushala dan menekan nomor kedua orangtuanya. Tak nunggu waktu lama, papanya tersayang mengangkat telphonnya.

"Assalamu'alaikum, papa! Huaaaa!!! Allya kangen!!!"

[Waalaikumussalam, ini Allya kah?]

"Ih papa! Baru satu bulan udah lupa aja sama suara anaknya! Ze to the bel!"

[Hahaha, maafkan papa sayang. Habisnya kamu ngga pernah menelphon papa pakai salam, baru kali ini dan papa sangat senang.]

Ada rasa haru yang memuncak dihati Allya. Ingin sekali pulang, bertemu dengan keluarga kecilnya. Allya benar-benar merindukan suasana rumahnya.

"Papah, mama dan abang baik-baik aja kan?"

[Alhamdulillah, kami disini baik-baik aja. Kaka disana gimana? Bahagia aja kan? Kakak Mimu selalu menjaga kamu kan?]

"Kaka Mimu? Siapa, pah?"

[Oh kamu belum tau?]

"Duh hampir lupa amanah bapak! Ohiya, pah. Bapak Miftah salam sama, papa."

[Bapak Miftah? Om Abdul maksud kamu?]

"Ihh! Bukan, pah! Tapi anaknya, kaka manggil bapak."