Di Saat Senja

1.1K 120 12
                                    

.

.

.

"OIKAWA!!! OIKAWA!! BANGUNLAH,"

"OIKAWA SENPAI!"

"OIKAWA-SAAN!"

Itula kata-kata terakhir yang samar-samar terdengar oleh kapten dari tim Aoba Johsai itu. Dia pingsan tak berdaya tepat setelah beberapa langkah dia keluar dari tempat biasa mereka latihan.

.

.

.

Oikawa's POV

'hmmm... Dimana ini?'

Samar-samar kesadaranku mulai kembali. Aku hanya bisa melihat  langit-langit ruangan. Kutolehkan kepalaku ke kanan dan kulihat hanya sederet ranjang tempat tidur yang tertata rapi-tak berpenghuni. Sepertinya ini di ruang kesehatan.
Lalu kutolehkan kepalaku berlawanan arah. Yang terlihat hanya matahari senja yang terlihat jelas dari jendela dengan kaca transparan itu. Jendelanya terbuka sedikit sehingga angin sore yang cukup kencang menyibak korden yang ada di balik jendela.

Kepalaku masih sangat sakit. Kuberusaha mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya dan usaha itu sangat sia-sia. Ingin kuangkat tangan kiriku tapi tak berdaya. Tanpa menoleh, aku terus berusaha untuk mengangkatnya.

'Apakah aku terlalu banyak menggunakan tanganku saat latihan?' pikirku terheran-heran.

Ini bukan tak berdaya, tapi seperti ada yang mengganjal. Mataku perlahan melirik kearah tangan kiriku berada.

'I-..... Iwa... Chan,'

Dia berada disana. Dia duduk di kursi di sebelah ranjang tempatku berada dengan kepala dia taruh di ranjangku. Tangannya menggenggam erat tanganku. Pantas saja gak bisa kugerakkan. Ini pertama kalinya iwa-chan menggenggamku se-erat ini.

'iwa-chan... Aku tahu kau khawatir tapi bisa tolong gak lepaskan genggamanmu.... Iniiii menyiksaaakuuu.....' batinku sambil berusaha melepas tangannya yang sangat erat itu.

5 menit berlalu dan genggamannya malah tambah kuat dari sebelumnya. Beberapa saat setelah perjuangan hebat buat ngelepasin tangannya, akhirnya terlepas juga.

"hmmm... O...ikawaa..."

Gawat! Sepertinya aku terlalu brutal melepas tangannya. Sepertinya dia akan bangun. Pura-pura tidur aja deh. Aku pengen tau responnya bagaimana.
.

.

Iwaizumi's POV

"hmmm... oikawa??" tanyaku padanya yang masih setengah sadar.

Aku belum bisa membedakan antara dunia mimpi dan nyata. Kukira tadi Oikawa sudah bangun, ternyata belum toh.

'hmm... Kenapa genggamanku terlepas darinya?  Padahal tadi sudah kupastikan menggenggamnya sangat erat supaya dia gak kabur dariku,"

Aku masih bertanya-tanya dan tersadar kalo di tanganku tiba-tiba ada beberapa luka cakar dengan sendirinya. Siapa yang mencakar? Dulu oikawa sangat suka mencakariku saat dia benci akan perbuatanku ke dia.

"masa sih ini gara-gara oikawa ? Toh dia juga masih tidur. Apa benar dia BENAR-BENAR TIDUR?" kataku sambil menatap oikawa yang kelihatannya sedang tertidur itu.

Kutaktahu harus berbuat apa. Aku hanya bisa duduk di sampingnya sambil menunggunya sadar. Aku merasa sangat payah. Berteman sejak SD tidak menjadikanku lebih tau tentang dirinya. Dia bahkan bisa menyembunyikan sesuatu dariku.

Mataku menatap lekat pada wajahnya. Kugenggam erat kembali tangannya. Tangan yang selalu memberikan toss itu padaku.

"Tooru..." gumamku tanpa sadar memanggil namanya.

JANJI || Iwaizumi x Oikawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang