"oikawa!!!.... "
..
.
"oikawaa!!! Bangun!!! "
.
.
.
"sadarlaah!!!!"
.
.
.
Suara samar itu perlahan-lahan terdengar di telingaku. Kuberusaha membuka mata dan cahaya yang datang ke arah mataku sangat menyilaukan.
"OIKAWAA!!! "
Suaranya semakin keras dan terasa sedikit guncangan di bahuku. Cukup keras sehingga kesadaranku semakin cepat untuk terkumpul.
Aku sedikit menggumam dan terasa sangat terasayat tenggorokanku. Tenggorokannku sekering gurun. Suaraku tak keluar.
Aku menoleh kesebelah. Terlihat iwa-chan sedang menantiku di sebelah ranjang. Berlutut sambil memegang tanganku sangat erat seakan-akan aku akan pergi untuk selamanya.
"kau butuh sesuatu?? "
"ak-... "
Kuingin mengatakannya tetapi suaraku tak bisa keluar. Tenggorokanku terlalu kering. Kuberi isyarat pada iwa-chan jika aku ingin minum.
Dia meresponnya dan langsung segera mengambil segelas air putih dari atas meja disebelah kasurnya.
"oikawa.. Minumlah"
Ok, kali ini badanku terlalu lelah sehingga hanya untuk beranjak dari kasurpun aku tak sanggup. Iwa-chan langsung menyadarinya. Dia tidak mengatakan apapun. Dia hanya mengkode-ku untuk tetap dalam posisi tidurku. Kumelihat dia mengambil gelas sebelumnya dan meminumnya tetapi tidak sampe dia telan. Dia hanya menahannya sampe mulut saja lalu dia rapatkan bibirnya serapat mungkin. Bibirnya sangat basah. Melirik kearahku dengan tatapan tajamnya dan naik keatas kasur. Dia tepat diatasku. Kakinya berada diantara badan bawahku dengan kedua tangannya yang dia letakkan di samping telingaku untuk menahan beban tubuhnya. Tangannya menyentuh pipiku dengan sangat lembut. Badannya dia dekatkan denganku. Semakin dekat dan sangat dekat. Sangat terdengar nafas beratnya yang berusaha menahan beban darinya.
Dia merapatkan bibirnya yang basah itu padaku. Lidahnya berusaha penetrate ke dalam mulutku. Kubuka sedikit bibirku dan entah secara sadar atau tidak, rasanya ciumannya semakin rapat. Lidahnya menekan lidahku kebawah dan air yang dia tahan sebelumnya mengalir darinya masuk ke kerongkonganku. Cukup banyak yang masuk sehingga aku agak tersedak karenanya. Sesegera mungkin dia melepaskan ciuman itu dariku dan memposisikan dirinya duduk diatas perutku walaupun tidak benar-benar seutuhnya duduk.
Iwaizumi's POV
Dia menelan air yang kuberikan padanya walaupun sepertinya dia sedikit bermasalah gara-gara posisinya dalam keadaan tiduran. Kuapitkan kedua tanganku di ketiaknya dan kutarik badannya dari posisi tidur ke posisi duduk dan kusenderkan badannya yang kurus itu padaku. Kuakui badannya memang lebih tinggi dariku tapi entah kenapa rasanya lebih ringan dari sebelumnya. Dia semakin kurus.
Kuberbisik padanya,
"hey Oikawa, kau tak apa? "
Dia masih terdiam. Entah itu sedang berpikir atau sedang berusaha mengeluarkan suaranya itu. Aku terus menunggunya hingga menjawabnya.
"i-iwa-chan..."
Dia merespon walaupun terdengar sangat menyakitkan seakan-akan tenggorokannya disayat.
Aku menganggukkan kepalaku dan terus menanti kata-kata selanjutnya.
"iwa-chan.. Apa yang telah terjadi padaku? Kenapa aku berbaring di kasur ini? Kenapa kau terlihat begitu cemas saat ak terbangun tadi??"
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI || Iwaizumi x Oikawa
FanfictionOikawa bertaruh pada Iwaizumi. Dibalik pertaruhan itu, terdapat rahasia yang tidak pernah disangka oleh iwaizumi sebelumnya. Sedikit demi sedikit rahasia tersebut akan terbongkar dengan sendirinya, Janji yang pernah mereka buat menjadi awal mula te...