#17

416 60 11
                                    


"Bin!" Panggil Changkyun dari kejauhan.

Yubin akhirnya pulang setelah 6 hari menginap di rumah orang tuanya untuk menjernihkan fikirannya yang kacau beberapa bulan tearkhir.

Changkyun yang sudah menunggu di depan pintu pun tersenyum lebar setelah melihat kedatangan sahabatnya itu. Dia sangat merindukan Yubin.

Yubin tersenyum dan memeluk Changkyun sangat erat, lelaki itu tak mengetahui alasan apa yang membuat Yubin memeluknya sangat lama ini tapi Changkyun tak banyak tanya dan membalas pelukan Yubin.

"Jadi lo ngapain aja bin di rumah orang tua lo?" Tanya Changkyun, saat ini mereka sedang makan malam bersama di rumah.

"Hmm ga ngapa ngapain sih, gue cuma bolos kuliah, terus tidur makan tidur makan. Itu aja siklusnya" jawab Yubin.

Yubin memang sudah tak datang alias bolos dari kelasnya selama satu minggu dan tak ada yang tahu keberadaan Yubin selain Changkyun sendiri dan jika di tanya oleh teman ataupun dosen di kampus Changkyun hanya menjawab bahwa Yubin ada urusan yang harus di urus.

"Kyun, gue mau ngomong sesuatu. Habis ini ke kamar gue ya, gue tunggu" ucap Yubin lalu menaruh piring kotornya di dapur dan berjalan menuju kamarnya disusul oleh Changkyun.

Saat Changkyun memasuki kamar Yubin, lelaki itu di sambut oleh pelukan seorang wanita, wanita yang selama ini selalu ada disisinya, Yubin.

Changkyun masih tak mengerti apa yang terjadi pada Yubin hari ini, tapi yang dia tahu adalah Yubin bertingkah aneh saat setelah pulang dari rumah orang tuanya.

Mereka berpelukan sangat lama dan keduanya pun tak mengeluarkan sepatah katapun hanya detak jantung mereka yang berbunyi, terutama detak jantung Changkyun.

"Tidur sama gue ya malam ini, kyun"

Kata kata barusan sukses membuat Changkyun membulatkan kedua matanya.

"Gue gamau sendiri. Gue mau lo buat nemenin gue" lanjut Yubin.

Changkyun tak bisa menolak permintaan Yubin.

Malam itu mereka tidur bersama dengan jendela terbuka karena Yubin sengaja membukanya agar udara masuk, ia sedang tidak dalam mood untuk memakai AC.

Mereka baring bersampingan dan saling berhadapan.

"Gimana hari lo tanpa gue kyun?" Tanya Yubin di tengah keheningan.

"Hmm gitu deh, kaya biasa cuma yah ada yang kurang aja" jawab Changkyun

Yubin menggerakan tangannya perlahan menuju rambut Changkyun dan menghelus nya perlahan, merasakan setiap helai rambut lelaki yang ada di hadapannya sekarang.

Jari Yubin menyentuh bibir Changkyun dengan lembut kemudian bibir kecilnya menyentuh bibir Changkyun dengan tiba-tiba membuat Changkyun membeku di tempat.

Yubin lalu menjauhkan bibirnya dari bibir Changkyun setelah beberapa detik.

"Gue tau lo bisa seterusnya gitu"

Changkyun tak mengerti apa maksud dari perkataan Yubin barusan.

"Gue bakal selalu ada buat lo kyun, dulu, sekarang ataupun nanti di masa depan. Karena lo adalah sesuatu yang berharga buat gue dan gue gamau kehilangan lo" lanjut Yubin.

Changkyun mulai mengerti tujuan dari percakapan ini.

"Jadi lo udah ambil keputusan ya bin?"

Yubin tersenyum menanggapi pertanyaan Changkyun.

"Setelah difikir fikir , Gue rasa ini adalah part dari kita yang lagi bertumbuh untk menjadi lebih dewasa. Kita menemukan apa yang kita mau dan kita butuhkan. Dan kita bisa melihat orang yang selama ini melewati hari bersama kita ga selamanya melihat sesuatu dari sudut pandang yang sama dengan kita juga.

Lo tau kyun? Setelah semuanya berlalu, lo bakal sadar bahwa lo udah ngelakuin lebih dari cukup untuk seseorang yang lo perjuangin dan kemungkinan yang paling pahit tapi harus tetap di hadapi adalah lo harus berhenti. Maksudnya bukan berarti lo harus nyerah tapi lo harus buat garis pembatas dimana hati lo harus berhenti pada saat yang tepat.

You deserve better, kyun.

Lo tau selama ini perasaan dan hati gue gimana. I do love you tapi gue ga pernah berharap lebih sama lo. Karena apa? Karena hubungan kita itu lebih berharga daripada sekedar lovers. Gue gamau kita jadi lovers dan melupakan hal-hal yang seharusnya bisa kita enjoy sebagai sahabat. Karena lo tau sendiri jangkauan kita sebagai sahabat itu luas.

Gue gamau kehilangan lo kyun, tapi gue gamau buat lo terus gini. Gue ngerasa jahat banget.

Maka dari itu setelah gue fikir fikir akhirnya gue berani buat bilang ini sama lo.

You can stop. Lo boleh berhenti naruh perasaan lebih buat gue. Karena lo berhak dapat lebih dari apa yang selama ini lo terima dari gue kyun" jelas Yubin panjang lebar.

Changkyun tau bahwa Yubin pasti akan mengambil keputusan ini.

"Iya bin, gue tau. Selama ini gue emang naruh perasaan lebih sama lo tapi jujur gue ga pernah minta lebih dari itu juga. Gue ga pernah minta lebih dari lo. Gue cuma gamau kehilangan lo bin. Mungkin emang gue terlalu berlebihan karena berfikir bahwa setidaknya gue punya hak buat ambil part dalam kebahagiaan lo.

Oke kalau lo emang mau gue buat stop. Gue bakal stop.

Tapi gimana kalau gue ga bisa lupain lo?
Gimana dengan hidup gue, saat gue ketemu orang baru dan gue ga bisa jatuh cinta sama mereka?
Karena mereka itu bukan lo?

Gue takut buat berfikir gitu bin"

Yubin menatap mata Changkyun dalam dan mulai menggenggam tangan sahabatnya itu.

"Kyun, gue ga nyuruh buat lo jauh dari gue. Kaya yang gue bilang tadi, gue cuma mau lo berhenti karena sekali lagi gue bilang bahwa gue ga bisa naruh perasaan lebih buat lo. Bukan karena lo ga cukup buat gue, itu karena lo terlalu berharga buat gue dan buat ngebayangin kehilangan lo aja gue ga berani. Setakut itu gue sama hal itu kyun.

Lo udah berusaha semampu lo, lo juga udah ngelakuin hal yang seharusnya lo lakuin. Lo tetap teguh pendirian dan hal itu juga yang mengakibatkan lo terjebak di situasi ini. Lo udah ngasih gue apa yang lo punya, apa yang lo bisa, semuanya dan itu buat gue berterima kasih dan bersyukur bisa punya orang seperti lo di hidup gue.

Tapi balik lagi, lo terjebak, kyun. Lo terjebak karena perasaan itu, karena gue. Dan sekarang gue mau bantu lo buat ngelakuin hal yang seharusnya lo lakuin sekarang.

Kyun, ini saat yang tepat buat lo sadar dan cukup paham bahwa lo bisa dapat yang lebih baik" jelas Yubin lagi.

Changkyun diam sejenak lalu tersenyum, dia tampak berfikir juga dalam waktu yang singkat itu lalu tersenyum dan menghapus air mata Yubin yang mulai terjatuh di pipinya.

Changkyun mengambil nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan lalu mengangguk.

"Makasih bin karena udah ingetin ini. Gue gatau kedepannya gimana tapi liat lo kaya gini kayanya gue emang harus bener bener berhenti. Okey , gue bakal berhenti karena gue rasa setelah denger penjelasan lo tadi bahwa lo bener. Gue emang udah terjebak selama ini dan gue mutusin buat keluar dari semuanya. Makasih bin karena udah nawarin pertolongan buat gue. Tapi sekali lagi, setelah gue keluar dari semuanya bukan berarti gue bisa lupain lo. Karena lo bakal tetap jadi orang yang paling berharga di hidup gue dan gue berhak lihat lo bahagia kedepannya, ntah gimana pun cara lo buat nemuin itu tapi gue bakal selalu ada di samping lo, bin"

Yubin menangis sangat keras setelah mendengar Changkyun.

Dia merasa bersalah karena berkata bahwa Changkyun harus berhenti, sejujurnya Yubin tak mau mengatakan itu tapi dia tahu bahwa Changkyun juga sangat terluka. Makanya setelah mengatakan itu Yubin menangis. Changkyun memeluk sahabatnya perlahan dan menepuk perlahan punggung Yubin.

Malam itu, setelah percakapan panjang, akhirnya mereka berdua tertidur di ruangan yang sama.

Dan malam itu Changkyun belajar sesuatu bahwa memang sesuatu yang dari awal tak bisa di paksa walau bagaimanapun caranya tak akan pernah berhasil. Tetapi Changkyun bersyukur bahwa Yubin berani mengambil keputusan karena dia tahu selama ini Yubin juga di dalam posisi yang terluka, sama sepertinya.

"Makasih bin karena udah mau jadi sahabat gue, ini udah lebih dari cukup"

EX : CHW✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang