Kim Seokjin, seorang siswi pindahan pemilik indra keenam yang harus berurusan dengan alm. saudara kembar Jeon Jungkook-pria dingin dengan sejuta pesona. Hingga Seokjin harus merelakan kehidupan tentramnya yang selalu ia bangun dari dulu.
Mampukah Se...
WARNING Typo bertebaran, bahasa nonbaku bisa ada. Jangan dilihat/dibaca jika tak suka. Semua karakter dalam cerita ini milik Tuhan, Orang Tua, dan Agensi yang menaunginya.
Enjoy My First FF KookJin & Happy Reading
. .
Pagi ini Seokjin berniat untuk olahraga. Joging sambil menikmati cuaca dipagi hari. Sebelumnya ibu Seokjin sempat memberi pesan untuk membeli sesuatu di mini market dan harus pulang tepat waktu untuk sarapan. Dan Gadis Cantik itu hanya bisa mengiyakan saja atas perintah sang Ibu yang selalu mengutamakan ketepatan waktu..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seokjin mulai meregangkan ototnya terlebih dahulu didepan gerbang rumahnya yang terkesan mewah kemudian mulai berjoging ria mengelilingi komplek perumahannya. Oh ya, dirinya baru pindah dari Mapo ke Gangnam tiga hari yang lalu.
Dirinya berjoging sambil bersenandung menyanyikan lagu kesukaannya yang sedang booming sekarang. Melewati taman komplek yang masih sepi, melewati jembatan yang sudah ada segelintir orang orang lewat. Hingga langkahnya terhenti saat dirinya berada diujung jembatan. Menatap sendu kearah sampingnya yang terdapat pohon pohon yang berjajar rapih disana.
Dirinya bukan menatap jajaran pohon, melainkan makhluk dibawah pohon disana. Seorang anak berpakaian serba putih berjongkok sambil menunduk memainkan tanah dibawahnya. Membuatnya berinisiatif mendekatinya.
Anak itu mendongak keatas melihat seseorang berdiri dihadapannya lalu menunduk lagi karena dirinya tahu atensinya tidak akan terlihat olehnya atau siapapun.
"Kau sedang apa?"
Anak itu terkejut mendengarnya, mendongak dengan cepat memastikan dirinya tidak salah dengar.
"Kakak, bicara padaku?"
"Hm..Siapa lagi kalau bukan kau?"
Anak itu tersenyum lebar merasa bahagia. Semenjak kejadian satu tahun yang lalu, dia sama sekali tidak memiliki teman untuk diajak bicara. Dan sekarang Seokjin menghampirinya dan menanyakan keadaannya.
"Hihi..Ini kak. Aku sedang menunggu ayah dan ibuku. Kata mereka aku harus menunggu mereka disini, tapi mereka tidak pernah datang sampai sekarang.." Awalnya dirinya terkikik senang namun kembali murung saat tahu orang tuanya tidak kembali. Membuat Seokjin merasa iba terhadapnya.
Sepertinya anak itu sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sudah meninggal.
"Hey tampan. Kenapa tidak dirumah saja menunggu mereka?"
