💌💌💌
(Flashback belasan jam yang lalu)
"Mama kan cuma tanya kali Zel... Ya sudah istirahat sana Mama sama Papa pulang dulu entar balik lagi, sementara entar Mama minta dokter Aston menemani kamu."
"Jangan!"
Dengan panik Zella menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, ia tak mau dokter aneh itu datang lagi padanya dan memberikan candaan gila dan mengotot menyuruhnya tes aneh itu lagi sehingga ia harus terpaksa meng'iya'kan setiap ucapan dokter itu.
Sebegitu paniknya Zella, hingga ia baru sadar jika ia telah menyibakkan selimutnya. Spontan Zella kembali menyelimuti tubuhnya, untung saja alat tes kehamilan itu tidak ketahuan. Bagaimana kalau ketahuan coba? Bisa-bisa Zella dikira ada apa-apanya.
"Ya sudah kalau kamu enggak mau. Tapi, kamu harus nurut sama dokter yang lain ya. Dah Mama pergi dulu."
Zella hanya tersenyum lebar mendengar ucapan Mamanya, sambil masih berusaha menutupi tangannya yang menggenggam alat tes kehamilan itu di bawah selimut.
"Iya Ma, dah." Jawab Zella ramah.
Sejenak nyonya Altha menatap putrinya dan spontan menaikkan sebelah alisnya. Kemudian matanya menyipit mencoba memeriksa gerak-gerik Zella.
Anak ini kenapa baik banget? Jangan-jangan ada maunya. Batin nyonya Altha sedikit curiga, pasalnya selama ini ia melahirkan putrinya dan merawatnya hingga tumbuh besar pun putrinya itu selalu tersenyum lebar jika ada maunya saja.
Ya, ia tau betul jika Zella sudah ramah begini berarti ada apa-apanya dengan anak itu.
"Ma, ayo cepat Papa sudah di tunggu di kantor, ada rapat." Lamunan nyonya Altha terbuyarkan saat suara tuan Altha memanggilnya untuk segera berangkat.
"Iya Pa." Ucap nyonya Altha setelah mengecup sekilas kening Zella, kemudian mereka pun pergi meninggalkan Zella sendirian di kamar inap pasien yang sepi.
"Fiuhh..." Zella menghela napas lega, dari tadi tangannya sudah berkeringat dingin. Entah mengapa tapi perasaan Zella tiba-tiba menjadi tidak enak.
Zella mengeluarkan alat itu dan kembali melihatnya secara teliti.
"Ini bagaimana sih caranya? Ribet banget pakai seperti ini segala." Ucap Zella sambil membolak-balik alat tes kehamilan di tangannya. Kemudian melirik ke sekitar untuk memastikan tidak ada yang melihatnya
"Oh iya lihat di gogle aja kan gampang."
Tangan Zella terulur untuk mengambil ponselnya di meja samping tempat tidurnya. Ia menuliskan apa yang ingin di carinya di internet, kurang lebih seperti 'cara memakai alat ini'
Zella menanti hasil dari pencariannya. Tapi matanya tak menemukan satu pun cara memakainya.
"Kok malah yang keluar cara pakai catokan rambut sih?" Gumam Zella yang kemudian menepuk jidatnya cukup keras.
Pantas aja lah yang dicari enggak nongol, orang nama alatnya enggak di tulis. Batin Zella sambil kembali mengetik ulang pencariannya.Setelah menemukan apa yang ia cari, Zella segera turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Sebelum masuk ke dalam kamar mandi, Zella sempat berpikir sejenak.
"Lah?! Ngapain juga harus repot-repot tes segala!" Kata Zella pada dirinya sendiri. sebagian dari dirinya berusaha mengurungkan niatan untuk melakukan tes itu tapi sebagian dari sisa dirinya terus memaksa untuk melakukan tes itu.Argh! Bodo amat lah mati tinggal mati yang penting rasa penasaran ini harus bisa hilang! Batin Zella mulai membuat sebuah kesimpulan.
Setelah melalui beberapa pergelutan pikiran, Zella pun masuk ke dalam kamar mandi dan melihat ke setiap sudut ruangan. Tidak ada kamera, berarti aman. Dokter itu mungkin saja mesum, tapi rupanya tidak separah itu.
"Bentar, memang harus benaran ya?" gumam Zella setelah menutup rapat-rapat pintu kamar mandi dan menguncinya.
Sejenak Zella mengedikkan bahunya secara bersamaan dan mengaguk pelan kemudian memutuskan untuk melakukan tes itu, toh Zella tak pernah menjalin hubungan apapun dengan seseorang, mana mugkin ia hamil begitu saja. Lagi pula ia harus menghilangkan rasa penasaran akut yang kini semakin menggerogoti pikirannya.
Beberapa menit Zella melakukan perangkaian tahap tes yang sempat ia baca di internet, ya walau Zella tidak sepenuhnya membaca secara saksama. Setelah itu ia pun menunggu beberapa saat.
Sudah beberapa menit Zella menunggu hasilnya. Dan
"Nah sudah keluar hasilnya!" Ucap Zella girang, ini sudah seperti permainan saja. Ternyata Asyik, katanya. Memang agak nyeleneh orang ini.
"Cuma seperti ini doang? Ngga ada tulisannya?"
Zella bergumam, ia terus memeriksa apa tanda yang tertera di sana benar? Kenapa hanya ada tanpa plus saja? Kenapa tidak ada tulisan 'Anda Hamil' atau tulisan 'anda tidak hamil' apa alatnya sudah rusak?
Otak Zella terus menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu. Tapi sedetik kemudian dia terkekeh pelan.
"Tuh kan, di kasih tau aku enggak hamil, tapi tuh dokter tetap aja paksa minta tes segala. Apa otaknya lagi bermasalah kali? Ck ck ck..." Zella tersenyum penuh kemenangan, ia membuang test pack itu ke tempat sampah dan keluar dengan perasaan ringan.
Ia bahkan masih belum sadar apa artinya jika alat itu menunjukkan tanpa plus setelah melakukan tes. Ya, itu pertanda jika dirinya hamil kan?
Tapi Zella sama sekali tidak mengetahui hal itu, memang selama ini isi otaknya hanya dipenuhi dengan bekerja dan bekerja, menjadi wanita karier yang bekerja di kantornya adalah prioritas utamanya, bukan masalah keibuan atau masalah seperti ini.
(Flash back end)
💌💌💌
.
.
.
####Vote komen jangan lupa :p
Lanjuuttt???
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Marriage (Sudah di terbitkan)
Romance"Kamu Hamil anak saya." "APA!!!?" Mungkin dari sanalah semua berawal, dari satu kalimat yang membuat hidup Zella berubah drastis. Tiba tiba dinyatakan mengandung anak seseorang sedangkan dirinya baru saja bangun dari koma bukanlah hal yang lumrah. ...