TIGA PULUH TIGA

104K 3.5K 63
                                    

💌💌💌

“Uhugk! Uhugk! Uhugk!"

Akhirnya setelah beberapa lama berharap, Queen mulai sadar dan perlahan membuka matanya, meskipun ia masih terlalu lemas untuk berbicara.

"Queen! Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka? Aku khawatir sekali Queen!"

Alive tak lagi bisa menahan kerinduannya ia merasa begitu lega bisa melihat Queen sadar, selama beberapa hari terakhir ia tau jika Queen tengah berusaha menghindari nya dan Aston tapi untuk alasan dari semua itu Alive tidak mengetahuinya, yang penting sekarang ia lega bisa melihat Queen kembali.

Baru saja ia hendak memeluk Queen namun tiba-tiba ia di dorong oleh pria yang tadi sempat memberikan pertolongan pertama pada Queen.

"Jangan sentuh dia!" Ucap Pria itu kemudian menggendong Queen dan menatap tajam ke arah Alive.
"Menjauh darinya atau aku sendiri yang akan membalas perbuatanmu padanya, mengerti!"

Deg!

Alive mematung tak percaya dengan apa yang ia dengar. Pria itu mengucapkan kata-kata seolah yang menyebabkan semua ini adalah Alive, tapi kenapa? Kenapa pria itu merasa begitu membenci Alive dan seakan berusaha menjauhkan Alive dari Queen?

"Tunggu! Mau kamu bawa ke mana Queen?!” Ujar Alive saat pria tadi mulai menggendong Queen menjauhi kerumunan.
"Apa yang kamu lakukan?! Dia butuh pertolongan di rumah sakit—"

"Diam! Asal kalian tahu yang menyebabkan semua ini itu kalian! Mengaku sebagai sahabat tapi di mana kalian saat dia membutuhkan kalian ha? Kalian sama sekali tidak peduli padanya. Jadi sekarang pergilah sebelum aku menganggap kalian sebagai penjahatnya di sini."

Ucapan Aston terpotong, saat pria tak dikenal tadi membalas perkataan Aston dengan kasar. Sorotan matanya tajam dan rahangnya mengeras menahan emosi.

"Baiklah. Kami penjahatnya di sini. Jika kamu ingin menyakiti Queen maka saya tidak akan segan-segan mengambil jalur kekerasan. Katakan apa maksudmu ingin membawa Queen. Dan apa yang kamu tau tentang kami?!"

Hening, cukup lama tidak ada jawaban. Mata biru pria tak dikenal itu menatap lembut ke wajah Queen. Satu hal yang tidak di ketahui Aston dan Alive.

"Aku menyukainya."

Aston menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban dari pria itu.

"Dan kalian sebagai sahabatnya telah membuatnya seperti ini. Asal kalian tau, dia sudah berharap banyak hal pada kalian. Tapi apa? Kalian tak peduli, apa orang-orang seperti kalian itu bisa disebut sebagai sahabat?" Pria itu kembali berucap dan menyinggungkan senyum di sudut bibirnya. "Kalian tidak lebih seperti sampah! Tidak bisa melepaskan diri dari rasa egois!"

"Kurang ajar! Diam atau aku buat kaki tanganmu patah sekarang juga!”"

"Cukup Alive. Dia tidak mengerti apa permasalahannya. Jangan sampai kamu terpancing ucapannya."

Aston mulai menajamkan tatapan matanya, ia menghentikan ucapan Alive sebelum semua emosi Alive tertumpahkan.

Di sini yang tidak mengerti pokok permasalahannya adalah pria itu. Lalu kenapa Aston dan Alive yang disalahkan? Selama ini saja diam-diam Alive sudah berusaha untuk mencari Queen yang beberapa saat lalu menghilang entah ke mana, lalu kenapa pria itu bisa berkata enteng seenaknya saja.

Sleeping Marriage (Sudah di terbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang