TIGA PULUH

140K 3.8K 92
                                    

💌💌💌

Pagi hari yang cerah pukul 9.35 AM di kediaman Davidso, semua pelayan tengah mengerjakan tugas mereka masing-masing.

Sementara itu di kamar Aston, Zella dan Aston masih tidur dengan posisi yang begitu intim.

Wajar saja jika mereka masih belum bangun sampai sekarang sebab mereka bermain hingga beberapa ronde rupanya. Benar-benar sepasang pengantin baru yang sedang di mabuk cinta/eh?/

Dddrrttt drrttt...

Deringan ponsel milik Aston terdengar lumayan keras, membuat Aston segera bangun dari tidurnya. Matanya mengerjap beberapa kali sambil meraih ponsel di atas nakas.
Alive Seiledra

Nama yang langsung terpampang di layar telepon yang masih berdering ria.

"Alive? Kenapa dia menelepon?" Gumam Aston pada dirinya sendiri, seingatnya Alive tidak akan meneleponnya kecuali hal yang penting saja.

"Halo?" Aston mengangkat panggilan teleponnya.

"Halo Aston!" Balas dokter Alive di seberang telepon.

"Iya ada apa?" Aston mengerutkan keningnya mendengar nada cemas yang terdengar sangat kentara di nada bicara Alive.

"Queen! Queen sudah di temukan!"

Aston merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar. Jelas sekali ia mendengar nama itu, sahabat yang dulu sempat membuatnya frustasi atas tipuan yang diberikannya.

"Kamu yakin? Di mana dia sekarang?" Ucap Aston, garis wajahnya mulai terlihat serius.

"Iya aku yakin! Dia ada di pantai sandly. Cepat ke sini ini gawat!" Alive tampak begitu cemas, sesekali terdengar suara bising debur ombak tapi Aston tidak tau apa yang sebenarnya terjadi di sana.

"Baiklah saya akan segera ke sana."

Aston mematikan panggilannya dan hendak beranjak dari tidurnya. Namun sedetik kemudian Aston sadar jika Zella masih tertidur di atas salah satu lengan kekarnya.

Entah karena apa, kini setiap melihat wajah Zella yang tertidur membuat Aston ikut merasa tenang. Dengan perlahan Aston berusaha membangunkan Zella tapi sayangnya Zella tak kunjung bangun.

"Zella." Aston mencoba untuk memanggil nama Zella sambil mengecup lembut bibir pink Zella.

Entah bisa dibilang anugerah atau apa, Zella yang biasanya begitu susah dan alot untuk dibangunkan bahkan dengan cara di gelitik pun saat ini mulai membuka matanya setelah Aston mengecup sekilas bibir pink Zella.

Zella tertegun begitu ia membuka matanya dengan sempurna. Manik mata hijau khas milik Aston sungguh mengunci seluruh ucapan yang ingin keluar dari mulutnya. Lidahnya terasa kaku dan mati rasa, apa lagi saat Aston mengembangkan senyuman di depan mata Zella, seketika Zella merasa ada efek cahaya yang digunakan Aston hingga terlihat bercahaya seperti malaikat di drama Korea yang ia tonton.

"Sudah bangun?" Aston mengelus pipi Zella dan tersenyum. "Mandi dan ganti baju, saya sudah siapkan semua."

Diam. Tidak ada respon. Zella masih saja terpaku dengan paras Aston. Sejak kapan dokter di depannya ini jadi setampan ini? Dan sejak kapan dokter ini terlihat sangat keren? Apa jangan-jangan Zella telah di jampi-jampi jadi ia tidak sadar mana yang jelek mana yang ganteng? Pikiran Zella terus berputar di beberapa pertanyaan itu.

"Zella, kamu dengar saya kan?"
Ucapan Aston berhasil membuyarkan lamunan Zella, ia mengerjapkan mata beberapa kali kemudian menggeleng pelan.

Idih enggak, enggak! Muka pas pasan, biasa aja enggak ganteng! Zella membatin dan segera bangkit dari rebahannya. Dengan ogah Zella beranjak menjauh dari Aston.

Sleeping Marriage (Sudah di terbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang