💌💌💌
"Akhirnya selesai juga!"
Zella tampak begitu senang saat acara resepsi pernikahannya selesai pada pukul 9.00 PM.
Rasa pegal di kaki, tangan, dan badannya sudah cukup membuat Zella mengeluh terus menerus sepanjang waktu resepsi. Padahal sendari tadi Zella hanya duduk dan bersalam-salaman, namun ternyata sangat melelahkan juga.
Melihat tingkah laku Zella saat mengeluh, Aston hanya bisa tersenyum. Seakan tidak ada rasa pegal yang menghinggapi tubuhnya."Ayo kita pulang." Ujar Aston, mengajak Zella untuk kembali ke rumahnya.
"Lah? Mama sama Papa mana?" Tanya Zella, mencari-cari keberadaan dua makhluk yang bagi Zella sangat tak kasat mata saat ada acara-acara seperti ini.
"Tadi sudah pulang duluan, katanya mereka mengantuk jadi pamit duluan. Mereka bilang saya bisa mengajak kamu pulang langsung ke rumah baru."
Zella hanya mengangguk mendengar balasan Aston, tapi sejujurnya Zella tau jika maksud 'mengantuk' yang sebenarnya itu bukanlah mengantuk secara umum, pasti sekarang gombalan ria tengah memenuhi sudut rumah keluarga Altha.
Akhirnya Zella pun menurut, ia mengikuti ke mana langkah kaki Aston melangkah.
Karpet merah yang membentang di resepsi pernikahannya cukup membuat Zella sedikit bingung.
Pasalnya seingat Zella tau, Aston hanyalah seorang dokter bedah— (Zella baru tau kalau Aston adalah dokter bedah lewat percakapan Aston antar rekan dokter Aston)—lalu kenapa pernikahan mereka diadakan di hotel yang sudah jelas sangat mewah seperti ini? Dan lagi, bagaimana bisa Aston mempersiapkannya dalam waktu satu hari saja?
Pikiran Zella terus menghitung kemungkinan yang ada, bisa saja Aston punya tabungan lebih, bisa saja Aston dari saatnya memang sudah kaya, atau bisa saja Aston mengutang ke temannya. Entah yang mana yang benar Zella tidak tau juga.
"Dokter." Zella mencoba memanggil Aston yang berjalan santai di sampingnya.
"Ya?" Jawab Aston sambil menoleh ke arah Zella.
"Ini mau ke mana sih sebenarnya?"
Pertanyaan Zella sempat mendapat kekehan pelan dari Aston, Zella hanya mengangkat bahunya bersamaan kemudian menelengkan kepalanya meminta jawaban dari pertanyaannya.
"Kita pulang, ke rumah baru." Jawab Aston, ternyata mendapat respon Zella yang hanya bisa ber 'o' ria.
Setelah melangkahkan kaki tanpa alas kaki di sepanjang karpet merah menjuntai, Zella pun berhenti di luar gedung hotel bernama 'Graha Megah' tersebut.
Matanya melogo sempurna saat melihat mobil sport keluaran terbaru terpampang sangat jelas di depan matanya.
"Widih! Mobil siapa ?!" Ucap Zella terkagum-kagum saat melihatnya.
Aston hanya tersenyum geli melihat tingkah Zella, ia membukakan pintu untuk Zella dan memberi kode agar Zella segera masuk.
Dengan ekspresi yang masih terkagum-kagum, Zella pun masuk ke dalam mobil menuruti Aston. Kemudian Aston berjalan mengitari mobil dan ikut masuk ke dalam mobil.
Mata Zella dengan sengaja melirik ke arah Aston yang duduk di belakang kemudi.Ganteng ternyata. Batin Zella, sengaja menilai penampilan Aston dari atas sampai bawah.
Tuxedo hitam dengan kemeja putih dan dasi kupu-kupu merah yang dikenakan Aston benar-benar melelehkan pikiran Zella. Satu kata yang mau tidak mau harus Zella akui 'Sexy'.
Penampilan yang cool, tubuh proporsional, wajah tampan, ditambah senyuman yang selalu mengarah padanya semakin menggambarkan kata 'Sexy' itu dengan jelas."Kenapa menatap saya?"
Aston akhirnya membuka suara, saat Zella tanpa sadar beralih dari melirik Aston diam-diam kini memerhatikan Aston terang-terangan.
"I-idih...! Ke GRan! Siapa juga yang lihat dokter! Aku tuh cuma enggak menyangka aja ini tuh mobil punya dokter."
Zella mencoba mengelak, ia memalingkah wajahnya dan melihat ke arah luar jendela. Membuat kembali tersenyum geli melihat Zella mencoba untuk mengelak.
Beberapa saat kemudian, di sepanjang perjalanan, Zella dan Aston hanya diam, tidak ada yang ingin mengawali pembicaraan, hingga Zella pun akhirnya angkat bicara terlebih dahulu.
"Dokter." Panggil Zella, di sela-sela keheningan malam.
"Iya?" Tanya Aston, merespon panggilan Zella.
"Ini semua dokter dapat uang dari mana? Acara mewah, mobil mewah. Setahu aku, dokter kan cuma dokter bedah, enggak mungkin sampai kayak gini kayanya."
Mendengar ucapan dari Zella, Aston pun terkekeh pelan. Ia melirik sebentar ke arah Zella dan kembali fokus ke jalanan.
"Sebenarnya, saya juga seorang CEO." Jawab Aston, dengan pembawaannya yang tenang.
/Krik krik krik krik... Setelah cukup lama Zella diam/
"WHAT!? CEO?"
Bukan seperti di sambar petir di malam bolong, tapi seakan disengat listrik berkapasitas tinggi, Zella bahkan tak bisa mengendalikan dirinya yang spontan melongo begitu mendengar jawaban Aston.
Bagaimana bisa seorang dokter juga menyandang status sebagai seorang CEO? Itulah yang menjadi pertanyaan Zella.
"Orang tua saya memercayakan perusahaannya pada saya, tapi saya punya cita-cita lain sebagai seorang dokter, jadi mau tidak mau saya juga harus menjalankan perusahaan selain menjadi dokter ahli bedah." Jelas Aston, mengerti jika Zella masih kurang paham.
Mendengar penjelasan Aston, Zella hanya manggut-manggut saja. Ternyata dokter yang selama ini ia pikir sebagai seorang dokter spesialis memiliki kedok lain sebagai seorang CEO.
Tapi, satu hal lagi yang mengganjal pikiran Zella. Bagaimana bisa Aston mengurus perusahaannya sedangkan ia adalah seorang dokter spesialis yang memiliki jadwal padat?
"Terus, siapa yang mengurus perusahaannya? Perasaan, aku enggak pernah liat dokter absen sebentar aja." Tanya Zella kembali menatap Aston penuh tanda tanya.
"Saya menyerahkan urusan perusahaan ke orang kepercayaan saya. Ya, sebagai dokter sekaligus CEO itu tidak mudah tapi saya mencoba mengaturnya sebaik mungkin."
Zella kembali mengangguk pelan, sebenarnya pertanyaan Zella yang ingin ia tanyakan masih berbaris panjang di pikirannya, tapi sayangnya pertanyaan itu tertunda seketika saat tanpa terasa mobil yang dikendarai mereka berhenti di depan bangunan rumah yang besarnya bisa membuat dagu Zella anjlok sampai ke bawa kaki.
Anjir! Gede banget rumahnya! Ini rumah apa kebon raya? Batin Zella tak hentinya menatap rumah di balik kaca jendela mobil dengan mata yang berbinar-binar.
Cukup lama ia terkagum kagum, hingga Aston mengatakan ucapan yang membuat Zella blusing seketika.
"Ayo kita turun, selamat datang di rumah baru kita, Sayang."
💌💌💌
.
.
.
####Fakta lain terungkap kan... Penasaran kan kehidupannya Aston dan Zella entarnya gimana?😁😁😁
Hmmm kalau penasaran jangan berpaling dulu ya...
Tetap ikuti Cerita ini :)))
Bye bye di part selanjutnya😀😀😀
Vote komen jangan lupa❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Marriage (Sudah di terbitkan)
Romance"Kamu Hamil anak saya." "APA!!!?" Mungkin dari sanalah semua berawal, dari satu kalimat yang membuat hidup Zella berubah drastis. Tiba tiba dinyatakan mengandung anak seseorang sedangkan dirinya baru saja bangun dari koma bukanlah hal yang lumrah. ...