DUA BELAS

139K 4.4K 44
                                    

💌💌💌

Malam ini, seperti yang diinginkan oleh Zella yang tetap kukuh pada pendiriannya mengenai 'menonton drama Korea' yang beberapa saat lalu sempat menjadi bahan debat antara Aston dan Zella, ya walau akhirnya mau tak mau Aston pun mengizinkan Zella untuk menonton drama Korea kesukaannya itu. Tapi, dengan satu syarat, yaitu Zella harus segera tidur setelah tiga episode di putar.

Sekarang tinggal satu episode tersisa dan Zella tengah penasaran dengan apa yang akan terjadi di kelanjutan episode, dalam pikirannya ada banyak sekali kecemasan yang ia pikirkan. Seperti, bagaimana jika di episode selanjutnya akan membuatnya semakin penasaran? Bagaimana jika episode selanjutnya akan membuat Zella sedih? Baper? Dan kecewa? Atau mungkin cengir-cengir sendiri? Apa Zella tidak akan dianggap aneh dengan seseorang yang kini sedang mengawasinya seakan-akan ia adalah seorang tawanan?

"Tinggal satu episode, kenapa tidak di putar?" Tanya Aston sambil menatap Zella yang menatap ponselnya yang menyala terang.

"Sudah, jangan banyak komen, entar kalau aku tambah penasaran gara-gara satu episode ini, berarti dokter yang tanggung jawab."

Mendengar ucapan Zella, Aston hanya mengangkat salah satu alisnya, ia tidak mengerti dengan jalan pikir Zella.

Seingatnya, yang ingin menambahkan persyaratan menjadi tiga episode bukanlah dirinya, tapi Zella sendiri yang memintanya bahkan sampai mengancam akan kabur dari rumah sakit jika keinginannya itu tak dituruti. Lalu kenapa malah dirinya yang harus disalahkan?

Aston menghela napas melihat tingkah Zella, ia berjalan mendekat dan duduk di samping Zella.

"Kalau begitu tidak usah dilihat, sekarang kamu tidur saja." Ujar Aston, sambil mengambil ponsel milik Zella dan meletakkannya di atas meja.

Lumayan Aneh, jika diingat-ingat seorang Zella pasti akan memberontak dan berusaha merebut ponsel itu dari tangan Aston. Tapi kenapa kali ini Zella malah menurut? Apakah Zella tiba-tiba kerasukan jin Aladin lagi?

Atau karena terlalu lama terpapar sinar biru dari smartphone miliknya jadi pikiran Zella sedikit miring?
Tidak, Zella masih sehat walafiyat dan syukurnya tidak ada satu jin pun yang ingin menempel di tubuh Zella. Dia hanya berpikir jika kali ini dokter Aston ada benarnya juga.

Setelah Zella menimbang-nimbang mengenai keputusannya untuk tetap menonton satu episode itu atau tidur, ia pun lebih memilih untuk tidur saja.

Zella segera berdiri dan beranjak ke tempat tidur. Matanya sudah mengantuk dan lumayan pegal. Mungkin ia akan menonton drama Korea itu besok saja, sekarang ia akan istirahat sejenak.

Berniat untuk segera membaringkan tubuhnya ke tempat tidur yang empuk, Zella pun segera merebahkan diri ke atas kasur rumah sakit yang nyaman kemudian segera menyelimuti separuh badannya lalu memejamkan mata dan mulai berharap agar ia dapat bermimpi indah mengenai kehidupan bahagianya di dalam drama Korea yang ia tonton.

Hanya saja, ada satu hal yang sendari tadi mengganjal pikiran Zella. Kenapa Dokter Aston masih belum pergi juga dari ruangannya?

"Dokter, aku ngantuk, mau tidur." Ucap Zella berusaha memberi kode agar dokter Aston segera pergi dari ruangannya, karena jujur saja, ia sangat tidak suka jika melihat dokter itu terlalu betah ada bersamanya.

"Iya cepat kamu tidur, jangan lupa berdoa sebelum tidur." Balas Aston santai, kemudian berbaring di sofa ruang inap Zella dan mulai memejamkan matanya.

Apaan coba?! Dia mau tidur di sini? Batin Zella saat membuka matanya dan melihat Aston mulai merebahkan diri di sofa ruangan inapnya.

"What? Dokter ngapain di sana?" Tanya Zella, dengan  nada sindirannya yang begitu kentara.

"Saya juga mengantuk." Balas Aston sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan tetap memejamkan  matanya.

"Enggak boleh, ngapain dokter ngantuk? Mau tidur di sana? Pulang sana! Kan punya rumah sendiri."

Zella tak terima, ia melompat dari tempat tidur dan membawa bantalnya kemudian menghampiri Aston.
Bagaimana pun caranya aku enggak mau dia tidur di sini. Batin Zella, kesal.

Dengan sekuat tenaga ia hendak memukul Aston dari arah samping. Wajah Zella seakan bahagia saat mengetahui Aston masih tertidur lelap.

Hahaha rasain! Zella mengarahkan bantal itu ke wajah Aston, namun sayang usahanya gagal sebab Aston rupanya tidak sepenuhnya tertidur.

Aston mencekal tangan Zella dan mengambil bantal itu dari tangan Zella.

"Terima kasih." Balas Aston yang membuka matanya sambil tersenyum ke arah Zella dan segera menggunakan bantal itu untuk dirinya.

Sedangkan Zella? Apa yang terjadi pada Zella?
Tentu saja kini Zella sedang menahan kekesalannya mati-matian.

Demi apa pun itu, dokter yang ada di depannya saat ini ternyata sangat menyebalkan dari pada abang-abang penjual mainan anak  yang selalu teriak 'sayang anak sayang anak' padahal dia hanya ingin dagangannya laku.

"Ish! Ngeselin!' Keluh Zella, setelah menatap Aston cukup lama dengan tatapan mematikannya, seakan keluar laser dari kedua bola mata Zella.

Zella melangkah dengan menghentak-hentak kan kakinya ketika melewati Aston, Aston jadi senyum-senyum sendiri  mengetahui tingkah Zella yang begitu menggemaskan.

Pipi putih Zella kini menggembung karena kesal, tangannya mengepal dan kakinya tetap dihentak-hentak kan ke lantai. Zella berhenti sejenak di hadapan Aston dan menghentakkan kakinya kuat-kuat, sengaja agar Aston merasa terganggu dan segera pergi dari sana.

"Kenapa kesal? Saya akan tidur di sini, menjaga kamu." Tanggap Aston, sambil terkekeh pelan dan kembali memejamkan matanya. Senyumnya mengembang di sudut bibir Aston, menampilkan Ketampanan Aston yang walau semakin bertambah umur malah semakin tampan.

Seketika pipi Zella jadi memerah mendengar ucapan Aston. Apa lagi saat matanya tak sengaja melihat senyuman Aston dengan garis mata indah yang masih terpejam itu, benar-benar seperti adegan-adegan yang ada di drama Korea.

Dag! Dig! Dug!

Jantung Zella memompa tak karuan, diiringi dengan pipinya yang semakin merona, susah payah Zella menelan salivanya saat ia melihat betapa tampannya dokter yang ada di depannya itu, Zella jadi agak menyesal saat mengingat ia selalu benci dengan dokter yang satu ini. Tapi ia benci bukan tanpa alasan ya kan?

"Kenapa melihat saya seperti itu? Ingin tidur bersama saya?"

"Enggak sudi!"

💌💌💌
.
.
.
####

Eits... Kali ini Author blm double up ya...
Ini hanya untuk mengobati sedikit rasa penasaran kalian tentang cerita ini :)))

Mungkin besok author baru double up :)

Tungguin ya kelanjutannya, bye bye happy next part for you :))

Vote komen jangan lupa :)

Sleeping Marriage (Sudah di terbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang