💌💌💌
"Iya Ma ketemu, tadi ada di..."
Ucapan Zella berhenti sejenak saat tiba-tiba ia merasakan perutnya terasa mual. Sontak Zella menutup mulutnya rapat-rapat dan memegangi perutnya yang terasa tidak enak. Melihat tingkah Zella yang sedikit aneh, Aston merasa ada yang tidak beres dengan Zella.
"Zel? Kamu-"
"Bawakan ponselnya aku mau ke kamar mandi dulu."
Baru saja Aston akan bertanya mengenai kondisi Zella, tapi sepertinya pertanyaan itu berhasil di potong oleh Zella yang dengan lumayan kasarnya memberikan kedua ponsel di tangannya pada Aston dan segera berlari kecil menuju kamar mandi kemudian mulai memuntahkan isi perutnya di wastafel kamar mandi.
"Halo? Zel! Kenapa enggak jawab oi! Jangan sampai ponsel baru Mama kamu pecahin lagi loh Zel, awas kamu ya, iphone terbaru tuh! Woi!"
Dari seberang telepon nyonya Altha tampak sedikit bingung sebab tiba-tiba suara Zella tidak terdengar lagi, padahal panggilannya masih tersambung.
Nyonya Altha pun mulai merasa ada yang janggal, kenapa putrinya itu tidak mengatakan apapun? Apa dia sudah menjadi salah satu tokoh kartun disney yang bernama Ariel sehingga kehilangan suaranya? Ah itu tidak mungkin sekali.
Ya ampun anak ini kenapa sih? Awas aja kalau sampai ponsel harta karun itu kenapa-kenapa... Ish! Nyonya Altha membatin, ia merasa geram dengan situasi yang ada, ia curiga kalau-kalau ponsel barunya tengah terluka sekarang.
Apa lagi saat mengingat waktu terakhir kali nyonya Altha meminta bantuan Zella mengantarkan ponselnya yang ketinggalan, tapi ujung-ujungnya ponsel itu sudah tidak berbentuk lagi saat sampai di tangan nyonya Altha. Astaga nyonya Altha jadi merinding sendiri saat mengingat kejadian itu.
"Huweeekk!"
Suara Zella yang tengah muntah rupanya masih terdengar walau pintu kamar mandi ia tutup, membuat Aston seketika merasa cemas.
"Huweek!"
Sekali lagi, suara itu terdengar di telinga Aston, tentu saja hal itu cukup untuk menimbulkan pemikiran-pemikiran negatif menghinggapi kepalanya.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Zella? Bagaimana kalau Zella kenapa-kenapa? Semua pemikiran itu terus meringsuk masuk ke dalam kepala Aston tanpa ampun.
Tidak, ia sudah tidak bisa diam lagi. Kekhawatirannya dengan Zella lebih besar dari pada yang lain.
"Zella! Kamu tidak apa-apa? Saya akan panggilkan dokter Alive sekarang, jadi jangan khawatir." Ucap Aston sambil mengeluarkan ponselnya dan menyimpan dua ponsel lain di saku celananya.
Aston sudah hampir menekan nomor milik dokter Alive di layar ponselnya yang kini menyala, tapi menyadari jika sekarang sudah jam orang untuk tidur membuat Aston mengurungkan niatannya.
"Bagaimana ini?" Gumam Aston pada dirinya sendiri, ia mengacak rambutnya frustasi.
"Huwekk!!"
Sudah cukup! Aston tidak bisa diam terus begini, dia harus mengurus semuanya. Sekarang rasa khawatirnya sudah ada di puncak kepalanya, seakan ingin meledak begitu saja.
Cepat-cepat Aston membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci. Ia melangkah mendekati Zella yang tengah menunduk di wastafel."Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Aston, setelah Zella menyelesaikan aksi muntahnya.
Zella mengangguk pelan menanggapi pertanyaan Aston. Kejadian yang sungguh tidak menyenangkan untuk Zella.
"Ngapain coba dokter ke sini segala?" Tanya Zella lumayan kaget dengan keberadaan Aston di sampingnya, ia menatap Aston penuh selidik.
"Saya khawatir, jadi saya masuk. Maaf kalau mengagetkan." Jawab Aston sambil mengelus pelan punggung Zella dan memijit pelan tengkuk leher Zella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Marriage (Sudah di terbitkan)
Romance"Kamu Hamil anak saya." "APA!!!?" Mungkin dari sanalah semua berawal, dari satu kalimat yang membuat hidup Zella berubah drastis. Tiba tiba dinyatakan mengandung anak seseorang sedangkan dirinya baru saja bangun dari koma bukanlah hal yang lumrah. ...