Jungwoo - 1.2

652 158 65
                                    

"Yuqi!"

Jungwoo mengerutkan keningnya saat sosok yang ia panggil namanya itu tak berhenti dan terus berjalan menjauhinya. Lelaki itu akhirnya berlari untuk mengejar sosok berambut ikal tersebut.

"Song Yuqi!" Teriaknya lagi.

Karena sosok itu tak kunjung menghentikkan langkahnya, Jungwoo akhirnya memutuskan untuk mencengkram bahu perempuan itu—berharap hal tersebut dapat menghentikan langkahnya.

Yuqi menatap kearah Jungwoo dengan tatapan tajam sehingga membuat lelaki itu secara tak sadar menahan nafasnya.
"Kenapa? Kamu mau apa lagi?"

"Maksudnya? Hey, what's wrong?"

"Everything is wrong."

Lelaki bertubuh tinggi itu mengerutkan dahinya.
"Huh?"

"He's already gone. Apa lagi yang kalian butuhin dari aku?!"

"Hey, chill. Ada apa? Siapa yang pergi dan kalian siapa yang kamu maksud?"

"Lucas udah gaada disini." Bisiknya.

"LUCAS?!"

Jungwoo hendak melanjutkan perkataannya saat perempuan itu tiba-tiba menutup mulutnya paksa menggunakan tangan mungilnya.

"Jangan teriak." Perempuan itu melirik kearah sekelilingnya dengan waspada. "Dia ada dimana-mana."

"Yuqi?"

Yuqi menggigit bibirnya erat.
"Perempuan yang selalu sama kamu itu.... Dia ada dimana sekarang?"

"Dia? Di rumah."

"Sama siapa?"

Jungwoo tampak bingung saat mendengar pertanyaan yang sarat akan nada desakan tersebut. "Kenapa sih?"

"Cepet jawab."

"Kun. Kenapa?"

"Good. Ayo pergi sama aku."

"Kemana?"

"Kemanapun yang jauh dari keramaian. Ada ide?"

"Jauh dari keramaian? Mungkin—" Jungwoo menjentikkan jarinya karena mengingat sesuatu. "Ayo ikut aku ke suatu tempat."



•••



Kun menopangkan tangan kanannya sembari tersenyum saat menatap kearah perempuan yang berada dihadapannya.
"Kamu seneng?"

Perempuan itu mengangguk. Ia tampak menyendokkan sesuap makanan yang berada diatas meja makan kedalam mulutnya.

Kun tidak dapat menghentikkan senyumannya saat melihat raut gembira yang telah lama tak pernah ia lihat lagi dari sosok yang berstatus sebagai mantan istrinya tersebut. Ia terus memandang kearahnya penuh rasa sayang.
"Baguslah."

"Daridulu kamu memang bener-bener yang terbaik kalau soal masak memasak." Pujinya.

"Kamu suka masakan aku?"

Perempuan itu kembali mengangguk.

"Rindu aku masakin?"

"Tau aja kamu."

"Kalau gitu ayo balik sama aku."

Pergerakan perempuan itu tiba-tiba berhenti saat mendengar perkataan tak terduga yang dilontarkan oleh Kun.

Kun tampak kecewa dengan respon yang diberikan oleh perempuan dihadapannya itu.
"Apa yang bikin kamu ragu?"

Perempuan itu meletakkan sendok yang semula berada di genggaman tangannya keatas piring saji.
"Gaada. Aku cuma—

[2] ChoixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang