Lucas - 0.1

2.2K 374 26
                                    

Jungwoo memasang senyuman tipis diwajah rupawannya. Tipis namun sarat akan rasa sedih yang nyata.

"Ayo pulang." Ajaknya.

"Sebentar lagi."

"Kamu bakal sakit kalo kayak gini terus. Pulang ya? Besok kita kesini lagi."

"Aku masih mau disini. Kalau kamu mau pulang duluan gapapa."

"Aku ga mungkin ninggalin kamu sendirian."

"Tapi aku masih rindu sama dia."

Jungwoo menghela nafasnya berat.
"Tapi kamu belum makan. Lucas juga pasti gaakan suka liat kamu kayak gini, Bee."

Perempuan itu menatap Jungwoo dengan pandangan berkaca-kaca.
"Aku cuma mau ngerayain ulang tahunnya.."

"Bee.."

"Aku rindu Lucas, kak."

"Aku tau."

"Aku bukan perempuan sempurna. Dia bisa aja dapetin perempuan yang jauh lebih baik dari aku tapi dia tetep milih buat nungguin aku buka hati buat dia."

"I know, bee. I know."

"Dia selalu nunggu aku selama ini."
"Dan sekarang.... Aku tahu gimana rasanya nunggu."

Perempuan itu menghentikkan suaranya yang kini terdengar sangat bergetar.

Ia menarik nafasnya dalam sebelum melanjutkan perkataannya.
"Tapi bedanya, apa yang aku tunggu ga akan pernah datang."

Setetes air mata menetes di pipi perempuan itu.
"Lucas gaakan pernah balik ke aku."

"Sampai kapanpun." Tambahnya lirih.

Jungwoo tercekat. Perempuan dihadapannya itu kini terlihat begitu rapuh. Ia tidak pernah melihat perempuan itu seperti ini sebelumnya.
"Bee.."

"Ya?"

"Kamu boleh disini. Aku pergi sebentar buat beliin makanan ringan sama minuman buat kamu di kafe deket sini."
"Mau ya?"

Perempuan itu mengangguk.

Jungwoo tersenyum tipis sembari mengacak pelan rambut perempuan itu.
"Tungguin aku."

•••

Jungwoo menatap kearah display menu yang ada dihadapannya dengan teliti. Ia ingin mencari makanan yang tidak terlalu sulit untuk dimakan namun dapat membuat kenyang.

Setelah menyebutkan beberapa jenis makanan beserta dua gelas minuman untuk mereka berdua pada kasir, Jungwoo merogoh kearah kantungnya—berniat mengambil dompetnya.

Namun nihil, dompetnya tidak ada didalam kantung celananya.

Jungwoo tampak panik, lelaki itu melirik kearah lantai yang berada disekitarnya guna mencari keberadaan dompetnya.

Fokusnya untuk mencari keberadaan dompetnya teralihkan oleh tepukan pelan di lengannya. Jungwoo tersentak. Ia dapat melihat seseorang sedang menjulurkan dompetnya kehadapannya.

[2] ChoixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang