Jungwoo - 1.6

698 96 25
                                    

Jungwoon mengusak rambutnya kasar sebagai bentuk pelampiasan rasa frustasi yang kini tengah ia rasakan.

Ia tidak mengerti.

Ia benar-benar tidak mengerti.

Bukankah semua orang berkata bahwa hanya ia yang selamat dari kecelakaan maut yang menimpa keluarganya pada lima belas tahun yang lalu?

Hal itu pula yang membuatnya memutuskan untuk menyetujui permintaan adopsi yang diajukan oleh salah seorang petinggi polisi yang kebetulan membantu proses evakuasi saat itu.

Ia yakin bahwa keputusannya untuk meninggalkan negara kelahirannya untuk memulai hidup baru yang lebih baik bersama dengan 'keluarga baru' yang ia miliki setelah kejadian naas tersebut adalah hal yang benar. Mengingat bahwa kemungkinan besar yang akan terjadi padanya jika ia terus hidup di negara ini, ia akan terus hidup dalam rasa penyesalan dan berduka yang dalam karena kehilangan kedua orang tua serta adik kandungnya.

Tapi kenapa hal yang ia lihat saat ini justru berbalik terbalik dengan semua yang selama ini ia percayai?

Jongwoon mengepalkan buku tangannya erat-erat.

Dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada lima belas tahun yang lalu dan alasan mengapa adiknya kini tampak begitu ingin membunuhnya.

Ya, dia harus melakukannya.



•••



"Jungwoon? Kenapa?"

Suara dibalik sambungan telefon tersebut hening selama beberapa saat sebelum sosok yang ditanya akhirnya memutuskan untuk menjawab. "Tolong cari data dari seseorang yang punya nama 'Kim Jungwoo'."

"Apa?"

"Carikan aku data tentang seseorang yang bernama 'Kim Jungwoo', Oh Sehun." Ulang Jungwoon. Kali ini nada suaranya terdengar menuntut.

Disisi lain sambungan telefon, Sehun tiba-tiba tertawa rendah. "Kamu mabuk? Ada jutaan orang yang punya nama Kim Jungwoo di negara ini, Jungwoon. Kamu bahkan ga ngasih informasi tambahan apapun dan kamu berharap aku bakal nemuin orang yang kamu maksud? Kalau kamu lupa, aku cuma pegawai kepolisian dan bukannya cenayang." Lelaki itu kemudian mendengus rendah sesaat sebelum melanjutkan perkataannya. "Lagian, cari tau tentang identitas seseorang tanpa prosedur resmi dari kepolisian itu ilegal, Jungwoon. Kita memang temen tapi soal ini aku gabisa bantu kamu. Lagipula yang anak kepala kepolisian itu kamu kan? Tinggal minta tolong sama orang tuamu aja."

"Justru aku lagi menghindari supaya orang tuaku ga tau apapun." Balas Jungwoon cepat. "Sehun.. Aku mohon. Aku bener-bener butuh tentang data itu dan cuma kamu yang aku cukup percaya untuk ngelakuinnya tanpa takut maksud dari aku ngelakuin ini ketahuan orang lain."

Sehun terdiam selama beberapa saat. "Hey, kamu baik-baik aja kan?"

"Sehun, tolong."

Sehun menarik nafasnya dalam. Jungwoon yang selama ini ia kenal bukanlah sosok yang mudah untuk berkata 'tolong' pada orang lain. Temannya yang satu itu akan memilih untuk berusaha sendiri agar tidak perlu bergantung pada orang lain. Jadi jika ia sampai memohon sampai seperti ini padanya, Sehun sangat yakin bahwa temannya itu pasti sedang menghadapi masalah serius saat ini. Oleh karenanya, lelaki itu akhirnya memutuskan untuk mengabaikan prosedur dan lebih memilih untuk menolong temannya. Lagipula sejak awal dia juga bukanlah seseorang yang sepatuh itu pada peraturan. Membuka satu atau dua file kepolisian tidak akan berpengaruh banyak pada catatan kesalahannya mengingat lelaki itu sudah sering melakukan kesalahan karena mengabaikan prosedur.

[2] ChoixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang