Prolog

12.5K 625 7
                                    







Sekelompok anak kecil yang masih berada di umur 6 tahunan tengah asyik bermain bersama di taman rumah milik salah satu dari mereka. Mereka terlihat tertawa riang dan sangat berisikㅡhingga bisa mengganggu ketentraman warga sekitar.

"Audrey! Ayo ikutan, jangan diem aja!"

Teriak bocah laki-laki yang tubuhnya sudah dipenuhi oleh bulir-bulir keringat, padahal itu baru permulaan.

Bocah perempuan berambut panjang nan berombak yang tengah menatap taman yang didominasi oleh warna hijau itu menoleh ke arah bocah laki-laki yang memanggilnya, "main apa? Kalo olahraga, aku nggak mau!"

"Terus main apa? Monopoli mau?" Ajak bocah laki-laki yang memiliki rambut yang agak berombak menatapnya dengan mata berbinar indah.

Audrey menggelengkan kepalanya dengan lucu, "nggak ah, males. Yang lain dong... masa main monopoli terus, Mil?"

"Heran aku, kok aku bisa punya kembaran kayak kamu sih?" Tanya perempuan berambut panjang nan lurus, mirip dengan sang Papanya.

"Mau tau gimana? Tanya Mama sama Papa, kan mereka yang bikin kita," Milo mengedikan bahunya acuh, malas berdebat dengan kembaran tak seirasnya itu.

"Ayo, temenin. Aku takut nanti kena cipratan ludah Mama sama Papa sendirian," pinta Nilaㅡkembaran Milo, memelas.

"Nggak mau," balas Milo menggelengkan kepalanya mantap.

"Hei, adik-adik,"




Sekelompok anak kecil itu diam, keheningan langsung menerpa mereka. Mereka semua pun mulai memekakan indera pendengar jika suara tadi kembali terdengar.

"Hei, aku di sini,"

Seketika mereka semua menoleh ke arah suara, ke arah hutan yang agak dekat dengan taman belakang itu. Gelap. Hanya kegelapan tak berujung yang bisa mereka lihat di dalam hutan itu.

Tak lama berselang, keluarlah sesosok nenek tua dengan jubah hitam yang kepanjangan dari hutan. Mereka mulai ketakutan dengan apa yang dilihatnya. Rasanya ingin berteriak, namun tak ada nyali di dirinya.

"Kalian kenapa, eh? Takut ngeliat nenek tua pake jubah hitam yang baru aja keluar dari hutan?"

Serempak, sekelompok anak kecil itu menganggukan kepalanya mengiyakan ucapan sang nenek tua itu. Sang nenek tua itu terkekeh pelan melihatnya.

"Nenek nggak punya banyak waktu, tapi gimana kalo kalian ikut nenek bermain?"

"Main apa, nek?" Tanya Audrey yang sedari tadi duduk di bangku taman dengan memeluk boneka kelinci putihnya.

Sang nenek tua itu tersenyum, "cuma permainan kecil yang bisa kalian main dengan mudah."

"Mainnya susah/gampang apa, nek?" Kini si kembar tak seiras itu bertanya secara bersamaan membuat sang nenek tua itu kembali terkekeh pelan.

"Permainannya lumayan mudah,"























"Kalian cuma pergi ke masa lalu, ketemu sama ibu kalian terus ngaku kalo kalian anaknya. Kalo mereka nggak percaya, kalian ajakin mereka tes DNA," jelas sang nenek tua itu.

"Tapi tugas kalian di sana bukan cuma itu, di sana kalian harus nyatuin ibu kalian sama ayah kalian. Ayah kalian itu dekat kok sama ibu kalian, tapi pas itu hubungannya lagi rumit. Jadi nenek minta kalian buat satuin ayah dan ibu kalian ya?" Pinta sang nenek tua itu melanjutkan ucapannya.

"Oh iya, nenek hampir lupa!" Sang nenek tua itu langsung mengambil sepucuk amplop dan memberikannya kepada Milo, "tolong kasih surat ini ke Mama kamu nanti ya? Cuma Mama kamu yang bisa ngerti soal ini."

"Kita di sana berapa lama?" Tanya Gina penasaran, siapa tahu di sana ia bisa merecoki Mamanya yang katanya super duper sibuk tiap hari kerja hingga pulang larut malam seperti sang Papa.

"Waktu kalian cuma ada 3 bulan buat bikin orang tua kalian bersama, kalo ada salah satu dari kalian yang nggak berhasil bikin orangtua kalian bersatu... ya kalian semuanya otomatis nggak ada di dunia ini," balas sang nenek tua itu agak sedih, begitu pun dengan ketujuh anak kecil itu.

"Terus kapan kita ke masa lalu?" Yohan yang sedaritadi diam seribu kata, kini mulai bersuara.














"Sekarang,"














Blaaarr!




Sebuah cahaya yang entah dari mana arahnya itu, menyilaukan mata ketujuh anak kecil tersebut. Mereka bertujuh memejamkan matanya saking silahnyaㅡtanpa sadar jika mereka sedang melakukan teleportasi waktu.

"Selamat berjejalah."

Cut.



A/N :
↳ hai, cerita pertama yang aku publish di akun
   ini! (. ❛ ᴗ ❛.) hwhw
   Jangan cepet bosen ya sama cerita ini, stay
   tune~ (人 •͈ᴗ•͈)

Sudden MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang