Part 14

1.8K 243 5
                                    

"Gue mau ngomong ini bukan buat Yuana pribadi ya," 

"Kalo ada masalah dari masa lalu, cuma ada satu cara ngatasinnya," 

"Berdamai sama masa lalu itu sendiri, lo gak bisa ke masa depan kalo belom berdamai sama masa lalu," 

Yuana menatap kosong langit-langit kamar diatasnya. Dia memikirkan kata-kata yang Milena ucapkan saat mereka buka sesi curhat. Setelah memberi makan kedua anaknya, Gina dan Yohan dia kemudian membacakan dongeng kepada kedua anaknya itu. Tidak lama kemudian, Gina dan Yohan tertidur. Menyisakan dia sendirian sambil menatap langit-langit kamar.

Apa yang dikatakan Milena ada betulnya. Dia meraih ponselnya lalu menghubungi kontak dengan nama 'galon sayang<3' tapi daritadi hanya terdengar suara operator yang mengatakan Galen sedang sibuk.

Galen tidak menjawab telfonnya. Yuana hanya bisa menarik nafas panjang.

Yuana : Len, gue gak minta lo macem-macem. Kalo masih sayang sama gue, lo bisa dateng besok. Ke kafenya milena. Setelah itu gue janji, gue bakal dengerin keputusan lo apapun itu. 

Dia kemudian menelfon Lyonn. Terserah mau dia anggap Yuana menelfonnya duluan atau apapun itu. Yuana hanya mau berdamai dengan masa lalunya.

"Kenapa, babe? Already buat keputusan? Balikan sama gue kan?" 

"Lyonn, gue udah buat keputusan. Besok dateng ke Kafenya Milena, nanti gue share alamatnya," kata Yuana.

...

"Ada cerita apa hari ini, babe?" 

"Hari ini Adora dan Yuana confess masalah mereka. Terus aku bilang ke mereka, satu-satunya cara menyelesaikan masalah masa lalu ya berdamai dengan masa lalu itu sendiri, kita kan gak bisa ke masa depan kalo belom berdamai dengan masa lalu. Ya gak?" suara Milena terdengar dengan nada riang.

"Wow, ok ok Nona Milena yang bijak,"

"Ih apaan sih! Udah ya, Milo sama Nila udah mau tidur, nih," kata Milena.

"Emang kamu masih lama disana? Aku udah kangen," 

"Yaelah, jarak penthouse sama rumah gak sejauh itu kalii... Sabar yaa! Kalo mau ketemu dateng aja," kata Milena.

"Ok, aku tutup ya, byee!" kata Ilyas sambil mematikan sambungan telfon tersebut.

Ilyas meletakan ponselnya lalu mulai merebahkan dirinya di kasur king size nya yang super luas dengan sprei abu-abu.

"Pfft- bijak banget, gemesin," kata Ilyas bermonolog sendiri.

"Apa katanya? Gak bisa ke masa depan kalo belom berdamai sama masa lalu? Hihi gemess," Ilyas masih asyik bermonolog sendiri.

"Wait," 

"Masa depan?"

"Oh iya, kalo gue nikah sama Milena, Milo sama Nila gimana? Mereka gak bakal ada dong di dunia ini nanti?" 

...

"Berdamai sama masa lalu, ya?" Fani bermonolog sendiri. 

Sudden MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang