29. Sepi

62 30 23
                                    

Sekolah sangat sepi karena kelas XI magang, hal ini yang tidak diharapkan oleh Kei. Apa yang dilakukannya selama Arka tidak ada di sekolah, ia hanya melamun juga jarang keluar kelas.

"Giliran gak ada Arka lesuh banget" ujar Rara.

Kei menguap dan menutup matanya perlahan sambil menelungkupkan wajahnya di atas meja. "Bacot"

"Untung lo temen gue, Kei" ucap Rara sambil memasang wajah kesal pada Kei.

"Jiahh, kagak ada Arka jadi diem lu. Haha" tiba-tiba Iyo datang dari belakang, suaranya itu loh yang buat Kei kaget.

"Apaan lo, gak Rara gak lo sama aja hobby-nya gangguin idup orang mulu" gerutu Kei.

***
Bel istirahat berbunyi.

"Keiiiii" panggil seorang perempuan yang berlari ke arah Kei.

"Kenapa sih?"

"Tunggu, gue tarik napas dulu"

"Ada Arka nohhhh"

Kei langsung berdiri dari tempat duduknya. "Serius?" iris matanya membulat. Kei pun beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar.

Saat di depan kelas ia benar-benar melihat Arka walaupun dari jauh, ntah apa yang Arka lakukan. Tak lama keduan lelaki itu menghampiri Kei.

"Pulang sama gue kan?" tanya Arka.

"Iya donggg" jawab Kei dengan semangat.

Arka mengerutkan alisnya, heran menatap pacarnya itu. "Semangat banget, tumben?"

"Kayak gak tau aja, lo" ujar Kei sambil senyum-senyum.

"Gue datang ke sekolah mau nganterin tugas gue yang belum selesai, bukan mau ketemu sama lo. Gr banget sih"

Kei menatap Arka kesal. "Siapa juga yang seneng lo dateng" ujar gadis itu. Tak heran lagi jika mereka berdua bertemu, ada saja hal yang akan diributkan. Apalagi Arka yang suka menyakat Kei.

"Oh, yaudah. Gue gak bakal dateng-dateng lagi ke sekolah" Arka pura-pura ngambek.

"Oke. Gue yakin lo gak bakal nepatin omongan lo" ujar Kei yang makin kesal dibuat Arka.

Setelah berhasil membuat Kei cemberut akhirnya Arka mencubit pipi Kei, ia sangat geram melihat tingkah laku pacarnya yang menggemaskan itu ditambah lagi pipi Kei yang chubby.

"Aaaaaa. Sakit, tolol" gerutu Kei.

"Makanya jangan suka marah-marah, kembang tuh pipi" Arka tertawa, ia memang usil pada Kei.

"Gue balik dulu, ya"

"Hm" Kei kembali lemah, baru saja ia bertemu Arka. Ternyata ldr memang berat walaupun hanya tiga bulan.

"Masuk gih ke kelas, udah bunyi bel tuh"

"Bentar banget, ya" ucap Kei dengan wajah murungnya.

"Nanti kan ketemu lagi"

"Baru aja temu kangen"

"Lebay" ejek Arka.

"Mau lo punya pacar lebay kayak gue?" ujar Kei yang jengkel.

"Mau lah, kan sayang"

Seketika senyum terukir di bibir gadis itu, pipinya mulai memerah. Arka selalu saja berhasil membuat jantung Kei berdegup kencang.

"Dah, ya gue pergi dulu"

"Kiss bye-nya mana?" pinta Kei sambil mencebikkan bibirnya.

Arka melakukannya sambil ber-ekspresi dengan wajah konyolnya hal itu membuat Kei tertawa. Walaupun singkat pertemuan mereka tapi Kei puas, setidaknya Arka masih menyempatkan diri untuk bertemu dengannya.

"Dah puas ketemu pacar?" tanya Lina.

"Ohhh, puas banget aku mahh" jawab Kei dengan semangat.

Kei melanjutkan pelajaran hingga selesai. Pukul 15:00 bel berbunyi dengan cepat Kei mengemasi buku-bukunya dan bergegas pulang, ternyata sudah ada Arka menunggunya.

"Tuh pangeran udah nunggu" ujar Lina sambil tersenyum.

"Aku kira dia bakal lupa jemput"

Kei langsung menghampiri Arka, mereka pun pulang bersama. Di sepanjang perjalanan Kei dan Arka yang paling heboh, mereka tidak perduli dilihat orang-orang di sekitar, Kei memang sudah tidak canggung lagi bila didekat Arka.

Kadang saja kalau mood-nya sedang kacau Kei lebih sering diam dan malas mengoceh.

"Lo tau gak?" tanya Kei dengan meninggikan volume suaranya agar terdengar oleh Arka, kebiasaan itu sering dilakukan Kei bahkan sampai membuat malu Arka.

"Apaan?" Balas Arka dengan teriak.

"Gak usah teriak-teriak kali, emangnya gue budek" ujar Kei, ia memukul pundak Arka pelan.

"Lah, tadi lo teriak-teriak ngomongnya"

"Kalo gue boleh" kata gadis itu.

"Lo tau kan ini di jalan, wajar lah kalo gue ngomongnya teriak-teriak" tambah Retta.

"Iya Kei iya" ucap Arka, ia tidak kuasa meladeni Kei.

"Tadi lo mau ngomong apa?" tanya Arka.

"Haaa?!!!"

"Budek emang"

"Ramai woiii, gue gak denger"

"Stttt. Kecilin dikit suara lo" ujar Arka.

"Ohhhh, iya-iya"

"Tadi lo mau bilang apa?" Arka mengulang kata-katanya dengan pelan agar Kei bisa mendengar dengan baik.

"Ohh itu. Itu loh, kalo gak ada lo di sekolah rasanya sepi banget"

"Ah, masa sih?" tanya Arka.

"Tau ah, gue bener-bener ngomongnya malah dibecandain" ujar Kei, ia memanyunkan bibirnya.

Arka diam-diam melihat Kei dari kaca spion, tanpa sadar Arka dari tadi memperhatikan wajah menggemaskan Kei, tak lama kemudian gadis itu sadar dan mencubit pinggang Arka.

"Aduhhh. Sakit bege!!!"

"Makanya jangan gitu"

"Gitu gimana sih beb" ujar Arka sambil merayu-rayu Kei agar tidak marah lagi.

"Tauh ah" jawab Kei.

Mereka pun sudah tiba di depan komplek, Kei langsung memundurkan badannya sehingga ia duduk di jok paling ujung.

"Zona rawan guys" bisik Kei.

Arka hanya tertawa mendengarnya.
Mereka berdua akhirnya pun sampai.

"Gue pulang dulu, ya" pamit Arka.

"Iya, hati-hati"

"Sip"

"Dahhhhh" Kei melambaikan kedua tangannya.

Seperti biasa sehabis mengganti pakaian, Kei langsung mengecek ponselnya dan menunggu pesan dari Kei. Tak lama kemudian muncul notif dari Arka, gadis itu pun tersenyum lebar melihatnya.

***
Jangan lupa vote ya❤
satu vote dari kalian sangat-sangat berharga bagi ku wkwk

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang