32. Ayah

99 8 4
                                    

"Papa gue sakit" Kei memberi tahu Arka yang sedang berada di rumahnya.

Arka kaget sorot matanya tertuju pada wajah Kei yang tidak tahan menahan kesedihan. "Sakit apa? bukannya sehat-sehat aja si papa".

"Kata mama sih, papa sakit diabetes"

"Ya Allah, semoga papa kamu cepet sembuh ya" ujar Arka.

Kei tidak merespon ucapan Arka, ia malah menatap wajah Arka dengan ekspresi heran.

"Kenapa?" tanya Arka yang tidak tahu apa-apa.

"Tumben pake kamu"

"Emang kenapa?"

"Yaa, tumben aja gitu" ujar gadis itu.

"Mau tau gak kenapa pake kamu" Arka mulai mengeluarkan sifat-sifat gombal boy-nya.

"Mau"

"Karna biar berasa aja kalo pake kamu"

"Berasa apaan?" Kei tidak mengerti apa yang dimaksud Arka.

"Berasa ada romantisnya, kan selama ini kita pake elo gue" jelas Arka, sontak membuat Kei mengerutkan jidatnya. Iris mata Kei seketika membulat, ia lalu mencubit Arka.

"Buset, sakittt woiii" teriak Arka, ia meringis kesakitan.

"Stttt!" Kei menyuruh Arka diam karna ayah Kei sedang sakit.

"Lo pikir selama ini kita pacaran gak romantis gitu? ha?!" Kei mengomel membuat Arka menutup telingannya.

"Iya-iya, bawel"

Kei mencubit Arka lagi.

"Makanya jangan nyubit, kea cubitan lo gak sakit aja" gerutu Arka sambil mengusap lengan yang dicubit pacarnya itu.

"Pake elo lagi deh" lirih Kei, sambil menjeling-jeling Arka.

Kali ini Arka geram melihat tingkah Kei yang membuatnya ingin mencubit pipi chubby gadis itu, Arka berusaha menahan niatnya karena ia tahu jika ia melakukannya maka Kei tidak akan segan-segan membalas cubit atau pukulan padanya.

"Ntar dibiasain" ucap Arka.

"Kapan? 7 bulan loh kita, masa kaga ada panggilan sayang atau manggilnya pake aku kamu" gerutu Kei.

"Eh, Arka" sapa lelaki paruh baya yang berdiri sambil menyandarkan lengannya di dinding.

Arka pun beranjak dari tempat duduknya dan langsung bersalaman dengan papa Kei.

"Papa kok gak istirahat, kan lagi sakit" ujar Kei.

"Bosen di kamar terus, sekali-sekali keluar liat suasana baru, apalagi ada si Arka" Arka tertawa kecil. "Ah, om bisa aja".

Kei dan papanya tertawa melihat Arka yang salah tingkah.

"Jangan kecapean, pa" ujar anaknya.

***

Penyakit ayah Kei kambuh lagi, kini ayahnya hanya bisa terbaring di kamar karena penyakit yang dideritanya.

"Kei" panggil ibunya, ia menghampiri Kei yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Kenapa ma?"

"Papa kamu tuh" ujar Novi.

"Kenapa papa?" Kei mulai khawatir.

"Minta dirawat di rumah sakit" Mungkin Novi lebih baik mengadu pada Kei, karena Novi sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.

"Gimana ya, ma Kei juga bingung sekarang masalahnya kalo papa dirawat di rumah sakit otomatis mama bakal stay terus di rumah sakit, ntar yang ngurus Kei sama Adel siapa. Papa sakitnya juga gak parah kan" ujar Kei.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang