Kelas itu gaduh terdengar sejak dari luar. Padahal belum seluruhnya memasuki kelas. Namun para remaja yang berkisaran 14-15 tahun itu rupanya kelebihan energi. Masih pagi, tapi riuh oleh canda dan tawa mereka. Membuat Kyuhyun, 15 tahun, berjalan lebih cepat. Sudah tidak sabar bertemu teman-temannya lagi.
Genap 5 hari dia harus absen. Sudah rindu dengan keadaan kelasnya. Juga kegilaan penghuninya. Dia melompat masuk seraya berseru girang.
"teman-teman, Kyuhyun yang tampan telah kembali!!!"
Semua menoleh, menghentikan kegiatan pagi mereka sebentar. Namun sambutan hangat yang dibayangkan Kyuhyun tidak segera terwujud. Teman-temannya hanya memandangnya sebentar lantas kembali lagi pada kegiatan mereka.
Kyuhyun mendecih kecewa, menghentak kesal menuju bangkunya. Langsung menelungkupkan diri di sana. Bahkan mengabaikan teman sebangkunya.
Belum 10 detik menelungkup, dia mendengar suara terompet tepat di samping kepalanya. Dia menegakkan diri merasa terganggu, berniat memarahi siapapun yang berbuat iseng seperti itu. Lantas niatnya urung mendapati teman-temannya sudah berkeliling sambil tersenyum.
"Kyuhyun-ah, jangan sakit lagi. Kami merindukanmu, tahu!" seorang teman mengambil tangannya. Menjabatnya dengan kuat diikuti dengan suara-suara yang lain mengucapkan syukur karena dia sudah sembuh. Memberinya selamat dan tepukan bersahabat.
"kupikir kalian dingin sekali, tidak senang aku sudah kembali. Tsk! Hampir aku marah." sungut Kyuhyun main-main.
"aih, mana mungkin kami tidak senang teman kami sudah sembuh."
Kyuhyun tersenyum lebar. Mereka tidak hanya memberinya selamat, ada juga yang memberinya hadiah. Kebanyakan makanan. Kyuhyun jelas senang sekali saat mengucapkan terima kasih. Setelah beberapa waktu mereka kembali ke bangku masing-masing.
Kibum, teman sebangkunya hanya memperhatikan sedari tadi. Giliran semua sudah bubar, tangannya dengan iseng terulur. Hendak mengambil satu bungkus roti yang menarik liurnya. Tinggal sedikit lagi berhasil, namun Kyuhyun mengetahui hal itu. Menepuk tangan Kibum tanpa perasaan.
"seenaknya saja! Kau saja tidak memberiku selamat."
Kibum mencibir dengan mulutnya. "kau ini hanya sembuh dari demam. Jangan berlebihan. Jangan pelit juga. Nanti demamnya kembali, baru kau merengek padaku minta dijenguk." Kibum lantas mengambil roti yang semula ingin dia ambil. Mengabaikan wajah masam Kyuhyun yang tidak bisa membalas kalimatnya yang terdengar datar namun benar adanya.
Selama 5 hari ini yang menjenguknya rutin, kan Kibum. Kyuhyun yang minta. Dia bosan di rumah sakit. Minta papa-nya yang waktu itu menemaninya untuk menghubungi Kibum agar datang. Tidak mau hanya dengan papa-nya saja. Dia butuh Kibum juga.
"tapi aku tidak merengek." bela Kyuhyun ikut membuka sebungkus makanan ringan. Melahapnya rakus.
Bahu Kibum turun seiring dengusannya. Kyuhyun suka sekali tidak mengakui jika menurutnya itu memalukan. Jelas sekali waktu itu Kyuhyun merengek-rengek, memaksa Kibum untuk datang.
"sebahagiamu saja-lah." pasrah Kibum sedikit dongkol. Melahap habis sisa rotinya. Kyuhyun memperhatikan sambil mengunyah pelan keripik dalam mulutnya. Kibum mengikat bungkus roti lalu melemparnya ke luar jendela.
Kyuhyun mendorong semua makanan di atas mejanya ke meja Kibum. "makan saja. Kau boleh menghabiskannya."
Kibum balas menatap Kyuhyun. "kenapa?"
"kau makan seperti orang kelaparan. Kau boleh memiliki ini semua. Anggap saja terima kasihku karena kau mau menemaniku selama sakit. Juga, maaf karena tanpa kahadiranku di kelas kau jadi kesepian."
KAMU SEDANG MEMBACA
an opportunity
FanfictionKyuhyun sempurna hidupnya, begitu di mata Kibum. hidupnya bahagia. hidupnya menyenangkan. padahal ceroboh dan tidak pandai. lebih baik dirinya soal otak dan kemampuan olah raga. tapi kenapa Kyuhyun yang memiliki hidup bahagia? dibanding dirinya yang...