Tuan Kim kembali masuk ke dalam bangunan terbengkalai, Kyuhyun masih di posisi sebelumnya. Matanya terpejam. Hanya dengan melihatnya saja, tuan Kim tahu anak itu tidak baik-baik saja.
"Hei," tuan Kim menepuk pipi Kyuhyun, menyadarkannya yang entah pingsan atau hanya tidur. Yang jelas wajahnya sangat pucat dan bernapas dengan berat.
Kyuhyun hanya membuka mata sebentar. Kemudian memejam lagi. Saat itulah tuan Kim meraih tubuh Kyuhyun. Mengangkatnya di kedua tangan tanpa kesulitan. Membawanya keluar, berjalan menuju mobil sewaannya. Dia cukup kesulitan saat membuka pintu belakang, lalu meletakkan Kyuhyun berbaring di sana. Tuan Kim juga membuka ikatan di kaki dan tangan Kyuhyun. Anak itu cukup lemas untuk kabur. Setelahnya dia sendiri masuk ke dalam mobil, duduk di kursi kemudi.
Dia berencana mengembalikan Kyuhyun. Meletakkannya di depan sekolah kemudian menghilang. Dia akan pergi. Pergi sejauh-jauhnya. Dia takut menghadapi Kibum. Malu, menyesal, juga bersalah. Jadi dia pikir menghilang akan jadi keputusan terbaik.
Yang tidak tuan Kim tahu adalah keberadaannya telah terlacak. Dia sudah diintai sejak beberapa menit lalu oleh petugas setempat. Petugas itu sedang bersembunyi menunggu bantuan dari pusat. Begitu mobil tuan Kim bergerak dia juga bergegas melapor dan tetap membuntuti mobil tersangka.
#
Kibum memaksa ikut pergi, sesaat setelah Papa Cho mendapat telepon. Polisi mengabarkan tentang keberadaan tersangka yang telah diketahui. Sampai di kantor polisi, mereka sedang sibuk menyiapkan regu pengejar, lantaran tersangka telah bergerak dari titik awal. Mereka bersiap pergi dan Papa Cho dihimbau untuk tetap di kantor menunggu kabar.
Tentu saja Papa Cho tidak sudi berdiam diri. Begitu juga Kibum. Keduanya berkeras ikut. Pada akhirnya mereka diijinkan untuk ikut di mobil ketua regu, dengan syarat tidak melakukan hal apapun yang bisa merusak kinerja regu polisi.
#
Tuan Kim kembali mengecek keadaan Kyuhyun saat laju mobilnya tertahan oleh lampu merah. Memastikan Kyuhyun dalam kondisi sadar. Panggilan pertama tidak ada respon, baru di panggilan ke dua Kyuhyun membuka sipit matanya. Sejak tadi Kyuhyun tidak pingsan. Dia hanya merasa sangat lemah dan sakit. Bahkan bernapas saja rasanya sulit dan sesak. Namun mendengar namanya dipanggil dia berusaha membuka mata.
"Cobalah tetap sadar. Kuantar kau pulang. Kuturunkan di depan Sekolahmu nanti."
Kyuhyun tidak membalas perkataan, hanya matanya yang mengerjap lambat. Dia mendengar apa yang dikatakan tuan Kim dan mencoba untuk bertahan. Perasaannya cukup lega mendengar niat pria itu. Dia sudah rindu Papanya. Juga tidak tahan dengan sakit di tubuhnya.
Namun rencana yang dipikir akan berjalan mulus, tidak sesuai dengan skema. Tuan baru tersadar sebuah motor polisi mengikuti entah sejak kapan. Mendadak dia menjadi gelisah dan khawatir. Dia tidak ingin di penjara.
Dengan perasaan itu, begitu lampu menyala hijau tuan Kim menginjak gasnya begitu dalam. Menyetir dengan kecepatan yang tidak dianjurkan demi keselamatan.
Si polisi di belakang pun tanggap dengan gelagat mobil tuan Kim yang tiba-tiba melaju dengan cepat. Dia menyangka tersangka itu tau dia sedang dibuntuti dan mencoba kabur. Sirene yang tadinya mati dinyalakan, memberi peringatan pada kendaraan lain untuk memberinya jalan. Dia juga mencoba tetap berkomunikasi dengan tim pengejar.
#
Tubuh Kyuhyun tersentak beberapa kali akibat cara mengemudi tuan Kim yang ugal-ugalan. Menyalip bahkan menyenggol beberapa kendaraan untuk bisa lewat. Tuan Kim tidak peduli, dia terlihat lebih gelisah dari sebelumnya. Mengabaikan peringatan polisi bermotor di belakang. Juga pada keadaan Kyuhyun yang semakin tidak nyaman dengan dirinya.
"Aku tidak mau tertangkap."
"Pa-man," Kyuhyun menggapai saat merasakan sesuatu menggelegak dalam tubuhnya. Mendesak naik ke kerongkongannya. Dengan tiba-tiba Kyuhyun terbatuk sekaligus memuntahkan darah kental. Dia membungkuk di antara kursi jok.
Tuan Kim menoleh sekilas dan cukup terkejut melihat anak itu muntah. Yang bukan muntahan biasa melainkan darah kental dan berwarna gelap. Apa benar Kyuhyun sakit? Jika tidak, kenapa dia bisa muntah darah sedangkan lukanya tidak cukup parah.
Saat konsentrasi tuan Kim pecah, sedangkan laju mobilnya tidak berkurang, dari arah depan ada truk barang yang datang. Mobil tuan Kim keluar jalur hingga di lajur yang salah. Truk tersebut panik, menyalakan klakson sekaligus menginjak rem dalam keadaan darurat. Namun dengan kecepatan mobil tuan Kim yang tidak semestinya tabrakan tidak bisa dihindari.
#
Jalanan jadi begitu kacau. Mobil yang ringsek dan hancur sebagian menjadi pusat perhatian. Truk di sisi lain juga mengalami kerusakan bagian depan. Sopir truk selamat. Polisi bermotor sebelumnya segera melaporkakn kecelakaan tersebut sebelum bergegas membantu korban. Yang pertama dia datangi adalah mobil yang terlihat rusak parah.
Kap depan hancur parah. Berasap. Kacanya pecah berserakan. Polisi itu berupaya meihat keadaan penumpang di dalam.
"Tuan, kau mendengarku?!"
Tuan Kim membuka mata. Melihat seseorang mencoba membuka pintu di sisinya. Dia mencoba bicara. Namun dadanya begitu sesak. Di mulutnya bahkan dia merasa penuh dengan sesuatu. Begitu dia mencoba membuka mulutnya, darah segar langsur mengalir banyak dari sana.
#
Tim dari kepolisian sampai di lokasi kecelakaan beberapa menit kemudian bersamaan dengan mobil ambulance. Kepala tim langsung memberi perintah untuk membantu evakuasi korban. Mereka bergerak dengan cepat dan berhati-hati.
Papa Cho keluar dari mobil belakangan. Kakinya gemetar saat menapak di aspal. Kibum sudah lebih dulu mencoba mendekat namun tertahan oleh para polisi yang membuat pagar batas. Tidak peduli jika anak itu adalah keluarga korban bahkan ketika Kibum menangis melihat ayahnya berhasil dikeluarkan dari badan mobil yang menjepitnya. Anak itu hampir jatuh karena histeris melihat keadaan ayahnya. Dadanya penuh darah hingga ke ujung kakinya. Mengenaskan.
Tuan Kim ditandu menuju ambulance. Kibum mengikuti dengan berderai air mata, melewati Papa Cho yang maih tertegun melihat kondisi tuan Kim. Pikirannya berkecamuk begitu melihat separah apa luka tuan Kim terlihat. Lalu bagaimana dengan putranya?
Kyuhyunnya?
Bagaimana?
Papa Cho juga ingin bergerak cepat seperti yang dilakukan Kibum. Namun seolah kakinya terpasung di sana. Tidak ingin digerakkan. Terlebih saat mereka berhasil mengeluarkan Kyuhyun. Petugas medis segera menanganinya. Memberinya oksigen hingga CPR. Semua dilakukan dengan sangat cepat dan terburu. Seolah berkejaran dengan maut.
Dan Papa Cho masih mematung di tempatnya. Tidak bisa merasakan kaki dan tangannya sendiri. Bahkan matanya yang telah basah tidak lagi dia tahu. Matanya tidak berkedip menyaksikan bagaimana mereka berusaha mengembalikan detak jantung putranya. Bagaimana mereka berjuang untuk mempertahankan nyawa Kyuhyun.
"Tidak. Jangan tinggalkan Papa, Nak. Kyuhyunku akan baik-baik saja." dia bergumam seolah tanpa raga. Matanya menatap di satu tempat, kosong dan hampa. Namun bibiny terus mengguman seiring pergerakan usaha mereka.
Hingga kepala tim polisi menghampirinya. Menutupi pandangannya. Mengguncang bahu Papa Cho dengan cemas.
"Tuan Cho! Tuan Cho!! Sadarlah!!"
Baru Papa Cho tersadar. Namun dirinya yang terpuruk masih terlihat memprihatinkan. Kepala polisi tersebut membawa Papa Cho, menuntunnya sampai di ambulance. Mereka berhasil mengembalikan detak jantung Kyuhyun dan menempatkannya ke dalam ambulance, hanya saja mereka tidak yakin Kyuhyun akan bertahan dengan kondisinya saat ini.
"Mereka akan membawa putramu ke Rumah Sakit. Kau harus bersamanya. Dia membutuhkanmu," hanya itu yang dikatakan kepala Polisi.
Di dalam ambulance, Papa Cho tidak melepas genggamannya di tangan Kyuhyun. Matanya tidak lepas menatapi wajah putranya yang kini hampir dipenuhi darah. Tangannya terasa dingin. Kyuhyun juga tidur saja. Tapi Papa Cho tahu anaknya masih bernapas meski dengan bantuan alat.
"Kau harus bertahan, Nak. Sudah janji, kan. Kyuhyun harus menepati janji, ya. Jangan menyerah. Demi Papa, sayang. Jangan tinggalkan Papa. Papa sudah di sini. Papa akan menjagamu."
###
Tbc
Sunday, July 7, 2019
9:44 AM
Pendek, ya. Ga papa, ya.
Aku sedang merasa tidak nyaman di real life. Jadi ga banyak yang bisa kupikirkan untuk AO ini. Hati kalo penuh amarah jadi begini hasilnya.
Kupaksain karena memang pengen up, padahal hati jauh dari kata nyaman.
Jadi mohon reader untuk membangun moodnya sendiri di chapter ini.
Salam
Sima Yu’I
KAMU SEDANG MEMBACA
an opportunity
FanfictionKyuhyun sempurna hidupnya, begitu di mata Kibum. hidupnya bahagia. hidupnya menyenangkan. padahal ceroboh dan tidak pandai. lebih baik dirinya soal otak dan kemampuan olah raga. tapi kenapa Kyuhyun yang memiliki hidup bahagia? dibanding dirinya yang...