Kyuhyun meletakkan kepalanya yang terasa berat di meja makan. Matanya seperti panda karena tidak bisa tidur semalam. Bibi pelayan menghampirinya, menanyakan keadaannya yang terlihat loyo pagi ini.
"Tidak bisa tidur. Pusing. Lemas." Kyuhyun menjawab seadanya. Tangannya bergerak melingkari kepalanya. Berusaha terpejam.
"Mau dibuatkan susu tuan muda?"
"Hm."
Bibi pelayan pergi ke dapur. Membuat susu untuk anak majikannya.
"Papa belum bangun, Bi?" Kyuhyun bertanya masih dengan posisi itu.
"Belum sepertinya. Bibi belum lihat keluar kamar. Lagi, ini masih terlalu pagi. Tuan Kyu saja yang turun kepagian."
Benar juga. Karena tidak bisa tidur Kyuhyun terjaga sepanjang malam, tapi tidak ada niatan pergi ke kamar papanya, seperti yang biasa dia lakukan.
Saat bibi pelayan meletakkan susunya, Kyuhyun justru beranjak. Memasuki kamar papanya yang tidak pernah dikunci, sengaja untuk dirinya agar mudah masuk tanpa ketuk-ketuk.
Awalnya Kyuhyun hanya melongokkan kepala saja, papanya sudah bangun sedang duduk di tepian tempat tidur. Sepertinya baru bangun. Lalu menoleh menyadari ada seseorang di pintu.
"Pagi," sapa papa Cho mengulas senyum, masih mengumpulkan nyawa pasca tidur. Kyuhyun melebarkan pintu, berjalan masuk. Menelungkupkan diri di ranjang papanya. "Tidak balas sapaan pagi Papa." Papa Cho mengusap kaki putranya yang terbuka, memberi sedikit tekanan hampir serupa pijatan.
Kyuhyun bergerak, memeluk perut papanya. Posisinya jadi aneh. "Papa."
"Hem?" papa Cho mengusap poni putranya ke belakang. Menggosok kening Kyuhyun dengan gerakan memutar menggunakan telapak tangannya. "Sedikit hangat. Sakit?"
"Tidak bisa tidur."
Kening papa Cho mengerut, pantas saja anak ini sudah bangun. Biasanya paling belakang. "Kenapa tidak ke kamar Papa?"
"Malas."
"Tidak Sekolah? Nanti Papa ijinkan."
"Tapi ingin Sekolah." Kyuhyun sedikit merajuk. Bimbang antara berangkat atau tidak. Tidak berangkat, dia akan bosan tidur seharian. Berangkat, takutnya makin parah nanti.
"Tidak apa-apa, ya, tidak berangkat dulu. Katanya tidak bisa tidur. Nanti seharian bisa tidur untuk ganti semalam. Papa temani. Mau?" papa Cho menilik wajah putranya yang masih menggelayut di perutnya. Kyuhyun menggantu jawabannya dengan anggukan lalu mendusal lebih dalam di perutnya. Papa Cho tersenyum, mengusap kepala anaknya yang mulai terpejam.
"Ganti posisi dulu, Nak."
Kyuhyun belum benar-benar tidur. Dia hanya merasa nyaman oleh elusan tangan papanya. Dia mengubah posisi, berbaring dengan arah yang benar.
"Papa jangan pergi."
"Tidak."
"Bibi tadi buat susu untukku."
"Mau diambilkan?"
Kyuhyun mengangguk.
"Sekalian sarapan, ya. Minum obat," tawar papa Cho.
"Kalau makan obat nanti minum susunya jadi jeda lama."
"Susunya disimpan dulu-lah," sahut papanya lantas bangun.
Papa Cho pergi keluar hanya untuk memberi tahu pelayan agar membuatkan sarapan lalu diantar ke kamarnya. Dua porsi untuk mereka. Kembali lagi ke kamar, masuk kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Setelah semua itu dia masih belum bergabung dengan Kyuhyun di atas ranjang.
![](https://img.wattpad.com/cover/188249770-288-k462595.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
an opportunity
FanfictionKyuhyun sempurna hidupnya, begitu di mata Kibum. hidupnya bahagia. hidupnya menyenangkan. padahal ceroboh dan tidak pandai. lebih baik dirinya soal otak dan kemampuan olah raga. tapi kenapa Kyuhyun yang memiliki hidup bahagia? dibanding dirinya yang...