"Pergi dengan siapa?"
"Seohya."
Papa Cho tersenyum menggoda. "Anak Papa mulai pacaran?"
"Apa? Tidak!" elak Kyuhyun.
"Iya, sih. Jangan dulu, masih kecil."
Kyuhyun diam. Memasang tali sepatunya benar-benar. Dia sudah keren. Celana jins biru dongker, kaos putih, dan dilapisi jaket biru cerah. Wangi parfum segar. Tidak lupa tas punggung krem, isinya cuma air putih dan obat, sih. Tapi itu penting. Oh, ada lagi dompet, ponsel dan charger.
"Berangkat, ya, Pa."
"Naik bus atau sepeda?"
"Bus-lah." Pakai sepeda bisa makan waktu dan tenaga. Mereka sepakat bertemu di depan pintu taman bermain. Jadi mereka berangkat sendiri-sendiri.
Papa Cho menggerakkan tangan. Kyuhyun mendekat tidak paham dengan apa maksud papa. "Masih ada uang?"
"Ada."
"Berapa?"
Kyuhyun tidak memeriksa sebelumnya. Dengan itu dia membuka tasnya, mengambil dompet dan melihat berapa lembar yang dia miliki. Papa Cho tersenyum mengejek. Ajak anak orang kencan tapi uangnya pas-pasan. Malu-lah. Papa Cho mengambil dompetnya sendiri, menarik beberapa lembar won untuk Kyuhyun.
"Terima kasih, Papa." Dengan senang hati Kyuhyun menerima uang tersebut dan dimasukkan ke dompetnya.
"Pergi main, ya. Jangan lupa buat anak orang senang. Antar sampai rumah. Jangan macm-macam. Kalau kiranya kemalaman telephon Papa, nanti Papa jemput."
Kyuhyun memajukan bibir bawahnya. Tapi tetap mengangguk patuh, memeluk leher Papa sekilas.
"Mau ke mana?" tidak tahu jika Kibum datang. Pintu depan terbuka soalnya. Dan Kibum sudah terlalu biasa di rumah Kyuhyun. Dia masuk tanpa permisi. Dan melihat Kyuhyun sudah rapi dan siap pergi.
"Kencan," papa yang menjawab.
"Jadi aku datang sia-sia?"
"Tumben tanpa diundang datang," ini Kyuhyun. Dia juga tidak menyangka Kibum akan datang.
"Pergi saja sana," Kibum berujar sedikit kesal.
Papa Cho menarik lengan Kibum. Merangkul bahunya. "Biar dia menjajaki langkah dewasanya. Kibum jadi anak Papa seharian ini."
Kini Kyuhyun yang mendecih. "Dia lebih dewasa jika Papa ingin tahu. Mantannya bukan hanya Jeoyung. Matanya lebih jelalatan, malah."
"Yak!" hardik Kibum. Kyhuyun banyak omong, jangan-jangan semua-muanya tentang Kibum dibocorkan ke papa Cho. Kyuhyun tertawa begitu pula papa Cho. Anak itu segera berlalu sebelum Kibum lebih marah.
"Hati-hati. Pulang tepat waktu, ya!" papa berpesan sebelum Kyuhyun benar-benar menghilang dari jangkauan yang disahuti dengan seruan juga.
Tinggallah mereka berdua. Papa Cho masih merangkul Kibum. "Kibum, apa rencana kita setelah anak manja itu pergi?"
Kibum mengernyit. "Apa yang ingin Papa lakukan?"
Papa Co berfikir, tapi tidak menemukan satupun. Namun dia tersenyum cerah. "Apa sajalah yang kau mau. Kan, seharian ini kau jadi anak Papa. Kita bisa bersenang-senang juga."
Kibum tertegun sejenak. Namun buru-buru sadar. Dia mengangguk antusias. Tersenyum lebar.
#
Seohya rupanya sampai lebih awal. Kyuhyun sedikit merasa bersalah. Dia melangkah lebih cepat untuk segera meminta maaf. Namun bibirnya mendadak kelu melihat Seohya yang nampak berbeda dari yang biasa. Lepas dari balutan seragam sekolah Seohya terlihat jauh lebih manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
an opportunity
FanfictionKyuhyun sempurna hidupnya, begitu di mata Kibum. hidupnya bahagia. hidupnya menyenangkan. padahal ceroboh dan tidak pandai. lebih baik dirinya soal otak dan kemampuan olah raga. tapi kenapa Kyuhyun yang memiliki hidup bahagia? dibanding dirinya yang...