2. Chrrisy Costanza

74 13 0
                                    

Its me!!

-De

****

Chrrisy Costanza, Itu nama ku. Terkadang dipanggil Chrrisy, tetapi aku lebih senang dipanggil dengan kata yang simpel, ISSY

Terlebih lagi di kelas Ku ada seorang pria bernama Crish, dan itu sangat Bagus untuk mempermudah mereka memanggil ku atau Crish.

Menjadi anak seorang pengusaha kaya memang tidak sepenuhnya menyenangkan, banyak yang berfikir itu semua bisa membuat 'mereka' bahagia, karena uang.
Itu salah, ketika semua orang berbondong bondong untuk memperbanyak uang mereka, kini yang ku butuhkan bukan itu.
Aku butuh kebahagian.

Nyatanya, uang tidak semua mendatangkan kebahagian.

Aku mencintai keluarga ku, keluarga yang penuh kebahagiaan. Ayah yang tegas namun baik hati, ibu yang banyak bicara namun penyayang. Semua seakan komplit untuk kebahagian ku, dulu.

Kini berbeda, Setelah usia ku menginjak 19 tahun. Kuliah dengan jurusan yang sangat bertentangan dengan keinginan ayahku, dan aku tidak peduli.

Psikologi, bukannya aku ingin menjadi pengikut Mario Teguh dan berlaga seperti Najwa Shihab? tidak.

Keinginan ini tumbuh berjalan nya dengan waktu, mengalir seperti air, berhembus bagai kan udara. Keinginan yang muncul saja seketika, setelah beberapa bulan yang lalu salah satu elemen tantangan muncul dikepalaku. Mengatasi anak broken home.

Oke aku tertarik untuk mengatasinya, walau tidak segampang ku membalikan telur diwajan. Aku hanya ingin mencoba membantu 'anak anak' itu ke jalan kebahagiaan, dan tidak seburuk dengan kehidupan ku.

Kehidupan ku yang mulai hancur, setelah wanita itu datang. Ya kalian bisa tebak, ayah ku menikah lagi. Keputusan yang sangat sulit untuk ku terima, menerima ibu baru atau kehilangan ayah. Yang pasti ayah ku akan tetap dengan keputusan gila nya walau aku mengancam akan mati sekalipun, gila kan?.

"Apapun keputusanmu, kau tetap akan memanggilnya ibu baru mu. Issy.."

Aku hanya terdiam, menggigit bibir ku lemah, hingga menunggu hancur seketika.

Kenyataan itu sangat merubah kehidupanku, kehidupan yang dulu cerah dan sekarang mulai meng-gelap. Aku butuh cahaya .

Bukan aku egois, menantang keputusan ayahku sendiri. Kenyataan pahitnya, wanita yang akan menjadi ibu baru ku, dia baru menginjak usia 21 tahun, tepat selisih 3 tahun diatas ku. Dan ayah ku sudah menginjak kepala 4, 45 tahun. Ini gila,aku masih tidak mempercayai kenyataan ini.

Penderitaan ku tidak cukup sampai disitu, dimana ayahku sudah tidak bersikap adil. Terutama kepada ibuku, mungkin bisa setiap malam aku mendengar lebih dari 3 kali pecahan kaca itu jatuh dengan teriakan perkelahian mereka. Disaat itu aku benar benar menangis dalam diam, aku tidak tahan. Bahkan headset dengan lagu kesukaan ku belum bisa menghentikan setiap isakan tangisanku malam ini.
Oh tuhan.

Aku bisa menahan tangisan ini sejenak, namun tidak setelah melihat ibuku nangis dalam perkelahian itu, aku begitu hancur. Ayah yang dulu menjadi banggaan ku yang kini berubah seketika, dia kasar.

Bila waktu bisa diputar, mungkin aku akan mencoba mengembangkan keahlian psikologi ku dengan wanita yang menjadi bibit penderitaan ku itu. Aku ingin mengajarinya 'bahwa mengambil suami orang itu dosa, matinya masuk neraka'
Setidaknya memberi dia sedikit pencerahan. Ah, tetapi itu hanya hayalan.

Ini lebih dari cerita bawang putih bawang merah, dia lebih jahat dibanding tokoh Ibu di serial itu, serius. Kamu tau kan serigala berbulu domba? Itu ibu baruku.

The Biggest Secret'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang