30. Ganyde Trouble

23 4 7
                                    

Happy Reading

###

Celah cahaya lampu menusuk mata terpejam milik Acacia, ia membuka matanya secara perlahan. Dia melihat sekeliling nya yang bewarna putih, dan diri nya yang kini berbaring lemah di atas tempat tidur yang hangat

Pikiran nya terputar kembali dengan kejadian dimana diri nya dan sahabat-sahabatnya terbaring tak sadarkan diri. Acacia mulai menyadari bahwa diri nya sendiri disini ,lalu kemana Elena, Emery, Chrissy dan Amicia?

Acacia memijit pelan kepala nya yang sedikit nyeri ,dirinya ingin mencari sahabat-sahabat nya ,namun Acacia sendiri belum kuat untuk berdiri ataupun mendudukkan dirinya. tenaga nya seperti terkuras habis

Ceklek....

Pintu terbuka ,Acacia langsung melihat siapa yang baru saja membuka pintu nya ,ia melihat seorang pria yang umurnya lebih tua dari nya memakai setelan jas, wajah tegas dan otak cemerlang nya sangat amat membuat Acacia berdecak kagum saat pertama kali mengenal nya. Dia adalah Felix, Tuan Felix

"Tuan Felix" lirih Acacia

"Bagaimana kondisimu? Sudah lebih baik?" Tanya Felix

Acacia mengangguk lemah ,diri nya mencoba untuk duduk ,Felix yang mengerti jika Acacia ingin duduk langsung menghentikan pergerakan nya

"Jangan bergerak dulu ,tubuhmu masih lemah Cia" ucap Felix lembut

"Dimana yang lainnya Tuan Felix? Bagaimana keadaan mereka? Apa mereka sudah sadar? Kenapa aku tidak sekamar dengan mereka?" Tanya Acacia bertubi-tubi

Felix tersenyum tipis saat melihat kekhawatiran di wajah gadis asal Amerika di depannya ini
"Chrissy dan Amicia di ruang khusus gawat darurat ,sedangkan Elena dan Emery sudah sadar dari tadi ,namun mereka mengurung diri di kamar" Felix menjelaskan dengan nada yang lembut

"Aku boleh bertemu dengan mereka? Aku khawatir pada mereka, Tuan Felix" mohon Acacia

"Baiklah kau bisa bertemu dengan Elena dan Emery" Felix menyerah ,ia mengizinkan Acacia untuk pergi

Acacia mengumpulkan seluruh tenaga nya ,ia mencoba untuk duduk. Tentu saja Felix membantu Acacia untuk duduk.

"Tuan Felix b-bagaimana dengan Bangtan?" Tanya Acacia lirih sembari menurunkan kedua kaki nya ke lantai

"Mereka aku usir terlebih dahulu"

"Kemana?"

"Markas James dan Michael" ujar Felix dengan santai

"A-apa? Kau bercanda Tuan?"

"Tenang saja Acacia ,di markas itu aku memberikan kamera pengawas dan perbatasan antara mereka"

Acacia bernafas lega ,sedikit lega memang mendengar nya. Diri nya sekarang sudah berdiri tegak ,dengan Tuan Felix yang masih memegang lengan kanan nya. Acacia mencoba untuk menggerakkan kakinya untuk berjalan, agar dia tidak memberatkan Tuan Felix

Ya, walaupun pada kenyataannya Tuan Felix lebih tinggi dari nya bahkan tingginya hanya lah se-bahu laki-laki itu tapi, Acacia juga tahu diri kalau dia ini berat

"Terimakasih sekali lagi Tuan Felix ,sampai disini aku sendiri saja ,aku sudah lebih baik" ucap Acacia lembut sembari melepaskan lengan nya dari pegangan Felix

Felix mengangguk saja lalu meninggalkan Acacia yang masih berdiri.

Acacia berjalan perlahan-lahan untuk pergi ke kamar Elena. Dan tentu tidak membutuhkan waktu yang lama, Acacia sudah sampai di depan pintu kamar milik Elena.

Tok...tok...tok

"Elena? Bisa aku masuk?"

Terdengar suara Elena dari dalam yang mengatakan "pintu nya tidak di kunci" ,Acacia membuka pintu kamarnya.

The Biggest Secret'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang