31. Perasaan Bersalah

24 4 0
                                    

Happy Reading Yeorobun

###

Suasana makan malam hari ini tidak seperti biasanya. Dimana hanya ada empat orang yang duduk disana, jumlah mereka sangat kontras karena memang jumlah kursi nya sangat banyak

"ehem.. maafkan aku atas keheningan yang terjadi saat ini" ucap Felix saat dia sudah menyelesaikan makan malamnya hingga habis

Acacia, Emery dan Elena berhenti dari kegiatan makan masing-masing. mereka bertiga merasa tak enak hati, padahal kejadian yang terjadi hari ini murni karena kesalahan yang mereka perbuat tapi, Felix malah yang meminta maaf

jadilah mereka duduk dengan tak nyaman karena bingung ingin bereaksi seperti apa

"Maafkan aku yang telah membuat keadaan semakin rumit"

lagi

Felix sukses membuat mereka bungkam dan menunduk, tak berani menatap wajah tegas dari pria yang duduk di bagian ujung sebelah kiri nya

"maafkan aku kar-"

"T-tuan Felix, ini bukanlah kesalahan mu.. justru ini kesalahan kami. kami yang sangat gencar ingin mencari tau apa penyebab perpecahan diantara para member Bangtan.. jika saja kami tidak nekat untuk pergi ke markas sniper saat itu, mungkin hal seperti ini takkan terjadi" ucap Acacia dengan lancar padahal jantung nya nyaris meledak saat ini

Elena dan Emery yang mendengar penuturan dari Acacia mengangguk, menyetujui apa yang di katakan oleh sahabatnya barusan

"kami minta maaf Tuan Felix, kami tidak berniat menghancurkan negri indah ini.. tapi, kami hanya ingin agar idola kami itu berbaikan seperti dulu lagi. kami sebagai penggemar mereka sangat merasa sakit saat mengetahui bahwa mereka tidak sepenuhnya bersahabat" Elena juga ikut meminta maaf

"mereka berdua benar Tuan.. Maaf jika apa yang kami lakukan salah, dan maaf jika apa yang kami lakukan bukan nya memperbaik keadaan tapi, justru malah memperburuk semuanya. kedatangan kami sepertinya hanyalah seb-"

"hentikan Emery, aku tidak menyukai perkataan mu selanjutnya.." peringat Felix dengan tegas pada gadis bernama Emery itu

Emery yang menyadari bahwa Felix dapat mengerti arah pembicaraan nya hanya terdiam sambil memandang pria itu. Felix terduduk dengan menyatukan kedua tangannya yang terkepal, seperti sedang memikirkan suatu hal yang amat berat

Emery dan Elena saling menatap satu sama lain, seperti bertanya Tuan Felix kenapa? lalu tatapan mereka berdua teralihkan pada sosok Acacia yang sedang asyik menikmati Coklat panas itu

Acacia yang merasakan senggolan pada lengan sebelah kanan nya itu pun menoleh "ada apa?" tanya nya dengan suara yang pelan

"coba kau tanyakan pada Tuan Felix, dia kenapa?" titah Elena pada Acacia

"ya benar, lihat saja dia. seperti ada sesuatu yang dia pendam" Emery menimpali

Acacia menaruh coklat panas nya kembali ke meja. Lalu, dia mencoba melirik Felix yang berada persis di sebelah kiri nya. dan benar saja apa yang di katakan Elena dan Emery, bahwa Tuan Felix memang sedang memikirkan sesuatu

"k-kenapa harus aku?" Acacia menunjuk dirinya sendiri

"karena jarak mu dan dia yang paling dekat" jawab Emery

Acacia tidak setuju dengan pendapat itu "t-tidak mau"

"karena kau pemimpin kami, makanya kau harus berkorban"

Acacia mengerutkan keningnya "sejak kapan aku jadi pemimpin kalian?!" tanya Acacia dengan lantang

"sejak tadi, bodoh!" ketus Elena

The Biggest Secret'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang