THIS IS ME!
-Gi
##
Emery Aurora atau aku lebih sering di sapa dengan Mery atau Eme, yaaa terserah kalian ingin memanggil ku apa. Aku berumur 17 tahun omong-omong. Dan tahun ini akan memasuki umur 18 tahun, yang mana aku sebentar lagi bisa bebas dari aturan apapun. Sebenarnya aku tidak sabar untuk berumur genap 20 karena aku ingin sekali menyibukkan diri dan memiliki kamar sendiri, maksudnya aku ingin tinggal sendirian. Kenapa? Karena ya sama saja jika kalau dirumah aku sendiri, terkecuali dengan asisten rumah tangga serta satu anak nya dan satu supir pribadi yang siap mengantar kemanapun dan kapan pun. Papa dan Mama ku? Ah mereka hanya si penggila kerja, hanya di waktu tertentu aku bisa bertemu dengan mereka.
Sedikit miris memang tapi aku sudah terbiasa sejak SMP, terbiasa sekali malah. Tidak terlalu mengharapkan akan bisa berkumpul dengan mereka berdua.
Contoh nya di hari ini adalah hari dimana aku genap 18, pagi pagi sekali aku bangun untuk menyiapkan peralatan sekolah. Bohong kalau aku tidak mengharapkan mereka merayakan ulang tahun ku, maka dengan sedikit semangat, aku cepat-cepat mempersiapkan peralatan sekolah dan keperluan lainnya. Keluar dari kamar dengan sedikit tidak sabaran lalu menuruni anak tangga satu persatu, dapat dilihat kalau Papa juga Mama sedang menyantap sarapan mereka. Aku memelan kan langkah ku dan duduk di sebelah Mama.
"Pagi Mah pagi Pah" sapa ku riang
"Pagi Mery"
"Pagi sayang "
Aku tersenyum lucu, mengambil roti selai srawberry yang sudah di siapkan lalu memakan nya. Mataku tak lepas dari mereka berdua, lebih tepatnya menunggu keduanya mengatakan sesuatu yang akan membuat mood ku semakin membaik pagi ini. Hingga aku melihat Mama yang mulai membalas tatapan ku dan membuka bibir nya.
"Merry Mama sama Papa akan ke jogja untuk mengecek keadaan di sana dan langsung menuju bandung selama 2 bulan"
Apa? Tidak tidak, bukan ini yang aku harapakan!. Aku memandang Mama dengan mimik wajah bingung dan tak percaya, aku berganti untuk memandang Papa dan hanya dibalas senyuman biasa. Bagaimana bisa mereka pergi saat aku sedang berulang tahun??. Apa mereka lupa? Lagi?.
"Sayang, mengerti kan?. Tidak akan lama, hanya dua bulan lalu setelahnya kita akan pergi liburan bersama" seru Papa menyemangati ku saat mengerti perubahan mimik wajahku yang mulai merengut
"Tap-"
"Mengerti ya sayang? Mama tau hari ini kamu bertambah umur kan? Mama tidak lupa, hanya saja kita tidak bisa merayakan nya dulu. Mama janji bakalan liburan setelah ini, deal?"
Mama memotong ucapan ku dan langsung berdiri, disusul Papa yang mulai bersiap-siap untuk pergi. Dan aku hanya mampu mengangguk lesu, dapat aku rasakan Mama dan Papa secara bergantian mengelus rambutku lalu mengecup pipi ku secara bersamaan. Aku memandang punggung Mama dan Papa yang mulai menghilang dari balik pintu rumah, mataku mulai memanas dan pandangan ku menjadi kabur, hatiku sakit sekali melihatnya.
Aku mulai menutupi wajahku dengan kedua telapak tangan ku, membiarkan mataku mulai mengeluarkan air mata yang saat ini mengerti kondisi hatiku, isakan demi isakan lolos begitu saja. Dan semakin kencang lagi aku menangis ketika mendengar suara mobil menyala dari halaman rumah dan kini sudah mulai menjauh, tandanya mereka sudah pergi.
Namun tiba-tiba saja dari arah belakang aku merasakan kalau pundakku baru saja ditepuk dua kali, aku menghentikan isakan ku dan berbalik melihat siapa yang menepuk ku tadi. Dan yang kulihat adalah hal yang mengejutkan, asisten rumah tangga ku dan anak nya juga supir pribadi ku berdiri dengan senyuman ceria serta tatapan hangat yang meneduhkan, tidak luput dari anak asisten rumah tangga ku yang memegang sebuah kue ulang tahun yang di atas nya terdapat angka 18.
"SELAMAT ULANG TAHUN NON EMERY" ucap mereka serempak
Aku menatap mereka satu persatu dengan perasaan yang campur aduk, aku merasakan anak asisten rumah tangga ku mendekat dan menghapus jejak air mata yang berada di pipi ku, aku masih syok omong-omong.
"Tiup lilin nya dong non" sahut supir pribadi ku sembari tersenyum
Kesadaran ku kembali, aku menatap mereka dengan sayang sekali, ikut tersenyum dan mulai memejamkan mataku, menyatukan kedua tanganku dan mulai make a wish.
"Yatuhan semoga aku bisa bertemu dengan orang-orang yang tidak akan pernah meninggalkan ku, oh iya. Aku boleh kan meminta diskon, ingin mengalami suatu hal yang ajaib setelah ini. Amin"
Aku membuka mata dan meniup lilin angka 18 itu, tepuk tangan dan sorakan terdengar, tawa yang ceria juga ikut terdengar.
"Bi! Makasiii banyak udah buat Mery tiup lilin, seneng" ucap ku di akhiri dengan kekehan lucu
"Iya sama sama non, jangan ngerasa sendiri ya? Bibi, Aya sama Pak Asep disini selalu buat non"
Aku mengangguk dan memeluk mereka satu persatu, tak lupa terimakasih dan mengungkap kan rasa sayang ku kepada mereka bertiga. Aku sangat beruntung, setidaknya jika Mama dan Papa sedang bekerja. Mereka bertiga selalu bergantian untuk menemaniku kala aku merasa kesepian.
"Non, kado nya ada di kamar. Gih coba liat" seru anak asisten rumah tangga ku dengan ceria
"Mery dapat kado? Ih serius? Makasiiiii, Mery ke kamar dulu!"
Aku langsung berdiri dan berlari menuju kamar, sedikit tersandung saat menaiki satu persatu anak tangga dengan cepat. Dan akhirnya aku berdiri di depan kamar ku
ceklek!
Pemandangan pertama saat membuka pintu kamar ku adalah poster ketujuh pria asal korea selatan yang terpajang, besar dan memperlihatkan ketujuh nya. Tampan tampan, dan salah satunya adalah my future husband hihi.
Aku melihat tiga buah kado yang berada di atas kasur ku, satu kotak kecil bewarna ungu yang tepat berada di atas ketiga nya. Aku semakin tidak sabar untuk membuka empat kado itu.
Maka dengan cepat aku menaiki kasur dan duduk tepat di depan kado nya, aku langsung menyambar kotak ungu kecil yang memang berada di atas tiga kado lainnya. Sedikit penasaran sebenarnya, karena bentuk dan motif nya yang unik membuatku ingin cepat-cepat membuka nya.
Aku memperhatikan dengan seksama kotak nya, ingin mencari tahu ini dari siapa. Namun nihil, aku tidak menemukan apa apa.
Aku mulai membuka kotak itu dan di dalam nya terdapat sebuah kertas kecil yang dilipat bewarna ungu dan cookies yang lezat berada di bawah nya.
Aku mengambil kertas itu, membukanya dan membaca tulisan yang tertera disana
Respon yang pertama kali aku berikan ya pastinya bingung, tetapi aku berusaha untuk tidak memusingkan itu. Kepalaku saja sudah hampir meledak karena memikirkan orang tua ku. Aku tidak mau menambahkan rasa pusing itu lagi.
Ya, aku berusaha untuk tidak memperdulikannya aku memakan cookies itu lalu aku merasa aneh dengan tubuhku, aku merasa kalau tubuh ku melayang penglihatan ku memburam, kesadaran ku perlahan-lahan pun melebur entah kemana.
"Ngh" ringisku saat aku merasa kalau tubuh kecilku terlempar ke tanah
Hal yang terakhir aku lihat adalah seorang gadis yang nasib nya juga sama sepertiku lalu, setelah itu semua berubah menjadi gelap.
.
.
.
.
Apa sebenarnya yang terjadi hadirin hadirin!!!See you next time guysss
KAMU SEDANG MEMBACA
The Biggest Secret's
FantasyWe find the Secret of Them ~~~~~~~~~~~~TBS~~~~~~~~~~~~~ Bagaimana jadinya jika sekelompok gadis remaja menemukan rahasia besar dari idolanya dan juga terjebak di Negri asing?? Bahkan negri itu berasal dari luar bumi. Kelima gadis itu berusaha mencar...