Ditempat yang begitu sunyi terlihat seorang remaja tengah berjalan menyusuri gundukan tanah yang ada disekitarnya. Disebelah tangannya menggenggam sebuket bunga lili dan satu tangan kanannya meremas erat tali sling bag yang perempuan itu kenakan.
Saat gundukan tanah yang ia tuju ditemukan, ia berjongkok di depannya dan mencoba mengelus batu nisan yang bertuliskan nama seseorang. Ia seakan benar-benar mengelus rambut seorang pria yang ada didalamnya.
"Hai... Apa kabar?" ucap wanita itu lirih.
"Aku baik-baik saja." ujar wanita tersebut sambil tersenyum getir.
"Aku tau jika kau masih ada disampingku, kau pasti akan slalu menghawatirkan ku."
"Aku merindukanmu." Air matanya sudah tak dapat dibendung lagi.
Dia menangis terisak menatap tanah yang penuh taburan bunga itu. Sungguh ia sangat merindukan seseorang yang ada didalam sana.
"Bukankah aku terlihat sangat bodoh?" Ia berkata sambil menertawakan dirinya sendiri.
"Kau pasti sangat bahagia bukan jika melihat aku sebodoh ini."
"Kau tau?" Wanita itu menghela nafas panjang dan menahan mati matian sesak didadanya.
"Sudah dua tahun kau meninggalkan ku dan sudah dua tahun pula aku menangisimu yang bahkan tak akan pernah kembali lagi."
Semua kenangan itu terus berputar dalam memorinya. Wanita itu dapat mengingat dengan jelas laki-laki itu mengungkapkan perasaan padanya.
Wanita itu masih mengingat jelas laki-laki yang slalu setia bersamanya baik senang maupun susah.
"Makasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lilies & Phobias (END)
Teen FictionRahelsya Dwirani Putri, seorang gadis berkulit tropis, berambut sebahu, baik hati dan cerewet. Dia memiliki masalalu yang berlika-liku hingga dirinya berakhir menjadi seorang Phobias. Siapa sangka, sosok dimasalalunya kembali datang dikehidupannya m...