Chap.28 Kembali 2

49 3 7
                                    

Dan aku yakin kau adalah takdirku-,
-S.R-

Hari ini adalah hari dimana keberangkatan Rahel keIndonesia. Dia diantar sampai bandara oleh Appa, Sunwo dan juga adik kecilnya Yeon. Setelah suara intercorm berdering Rahel lanjut pamitan meminta doa supaya selamat sampai tujuan. Tak lupa pula, Sunwo terus mencium kening Rahel dengan air matanya yang sudah mengalir.

"Hati-hati Rahel-ah, kalau sudah sampai jangan lupa hubungi eoma sama Appa."

Rahel hanya mengangguk dibalik keramaian bandara karena jaraknya dengan Sunwo sudah cukup jauh. Rahel melambaikan tangan pada mereka saat kopernya sudah diambil alih oleh petugas.

Tanpa Rahel sadari, seseorang dengan orang yang sama rupanya mengikuti Rahel sampai bandara.

"Tuan, sudah kuperiksa dibagian informasi dia akan pergi ke Indonesia."

Benarkah?

"Iya Tuan, kulihat pesawatnya sudah lepas landas. Apa yang harus saya lakukan tuan?"

Tugasmu sudah selesai. Aku hanya ingin kau menjaga keselamatannya selama dia disana.

"Tuan selalu pertahankan dia. Sepertinya, dia gadis yang baik dan juga cantik."

Dia memang selalu cantik sejak dulu.

"Waahh.. Rupanya tuan sudah mengenal dia dari kecil ya?"

Seseorang disana hanya tertawa membalas ucapan suruhannya.

Sudahlah kirim no. rekeningmu, aku akan mengirim sejumlah uang untukmu.

"Iya tuan tentu saja. Terimakasih banyak tuan, sekali lagi terimakasih."

Tutthh

Setelah duduk dikursi pesawat, dari balik kaca jendela Rahel masih dapat melihat Sunwo menangis dipelukkan Appanya.

"Aku menyayangi kalian." Gumamnya sendiri saat pesawat sudah lepas landas.

Tangan Rahel memeluk tas dipangkuannya dengan matanya yang terpejam merasakan kantuk. Sedikit kesadaran yang dia punya, Rahel masih mengingat isi surat dibalik buket lili yang kemarin dia terima. Untaian kalimat itu masih terus berputar dikepala Rahel.

Kumohon jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri atas kematiannya. Kau tidak salah, itu hanya sebuah ketidaksengajaan dimasalalu.

Jaga dirimu baik-baik, aku akan selalu menunggumu.

***

"Hufffttt.."

Rahel memandangi kaca jendela mobil melihat ramainya kota Jakarta siang ini. Taxi yang Rahel naiki beberapa kali berhenti karena jalanan macet, sangat padat. Benar, Rahel sudah sampai diJakarta beberapa menit yang lalu.

"Ternyata masih sama ya Pa Jakarta." Ucap Rahel pada sopir taxi nya.

Lelaki paruh baya itu melirik sekilas kaca sepion melihat Rahel yang duduk dikursi belakang.

"Masih sama gimana Neng maksudnya?"

Rahel sedikit terkekeh sebelum menjawabnya, "macetnya masih sama pa, dari dulu ga berubah ternyata."

Sopir taxi yang mendengar pengungkapan Rahel pun tertawa pelan sambil berohria setiap kali Rahel berbicara. Selama diperjalanan, Rahel terus mengajak lelaki paruh baya itu berbincang, terkesan sangat ramah bagi siapapun yang melihatnya.

White Lilies & Phobias (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang