17.Manis

1.5K 188 14
                                    


***

"APA?! LO GILA HOON??" Sunwoo yang tadinya lagi neguk soda eh malah muncrat karena denger ucapan jihoon yang menurutnya gila.

"Gak." Jawab Jihoon datar.

"Lo ngehamilin yena? dan lo juga yang bikin dia keguguran?" Ulang Baejin seraya bertanya-tanya.

"Sumpah bro lo orang ter bodoh yang pernah gue temuin!" Tambah jeno sesaat setelah menyalakan rokok yang ia pegang.

"Makanya Kalau mau main tuh pake pengaman!" Dengus Sunwoo.

"Gue gak peduli ya,lagian niat gue baik..."

"Yena pasti kecewa banget sama lo hoon." Tambah Baejin dengan nada kecewa.Iya kecewa karena gak nyangka jihoon bakal sejahat ini.

"Lagian kenapa gak tanggung jawan aja sih hoon?" Jihoon nggak ngehirauin ucapan jeno.

Dia milih buat ngambil sebatang rokok yang ada di meja kemudian membakarnya.

"Gue waktu itu belum sadar kalau selama ini gue butuh dan cinta ke yena,Lagipula gue gak mau punya anak di usia muda bor." Baejin tersenyum kecut kemudian tanpa sadar menjitak kepala jihoon.

Pletak!

"Sakit Njir!"

"Lebih sakit mana sama yena yang kehilangan anaknya?" Ucapan Sunwok membuat Jihoon terdiam.

Jihoon jadi kelimpungan pas sohib-sohibnya malah menyudutkannya.

"Apaansih?! lagian kan udah lewat juga.Kalian mau nyudutin gue udah gak berguna karena anak gue udah mati." Kini giliran mereka yang terdiam mendengar ucapan jihoon.

"Terus rencana lo kedepannya gimana hoon?"

"Gak tau,,,selama yena ada disamping gue.Gue gak terlalu mikirin buat kedepannya." Jeno tertawa menanggapi ucapan jihoon.

"Sejak kapan lo jadi bucin begini ke dia?"

"Sejak gue pertama kali merawanin dia." Jawab Jihoon jujur yang membuat teman-temannya itu syok seketika.

🌈🌈🌈

"Mau kemana sih hoon?" Tanya Yena yang sekarang kelimpungan pas jihoon ngajak dia pagi-pagi buta begini.

Untung mama sama papa yena lagi di rumah tantenya.Sedangkan Soomin masih meluk guling.Jadi yena gak perlu mikir susah buat minta ijin ke orang rumah pas tau dia pergi pagi-pagi buta begini.

"Udah yen ikut aja aku yakin kamu bakal suka."

Tunggu-tunggu...

Ini telinga yena yang gangguan apa emang dia baru sadar kalau sekarang jihoon make aku-kamu?

Gak lama mereka berdua sampai di atas bukit yang ada di deket danau tempet biasa mereka berdua.

"Tutup mata kamu yen." Yena nurut dia tutup matanya.

Pas yena tutup mata jihoon berdiri tepat didepan yena seraya menatap gadis itu sebelum akhirnya matahari kian naik ke atas.

"Coba sekarang kamu buka mata kamu perlahan."

Yena membuka perlahan kelopak matanya dan terkejut mendapati tatapan jihoon.

Yena menatap jihoon disaat fajar mulai terlihat dan itu pemandangan yang bener-bener indah dimata yena.

Dia sampe menitikan air mata saking senengnya.Jihoon senyum terus perlahan mengusap air mata yena.

"Makasih." Ucap yena.

"Seharusnya aku yang minta maaf yen,gak seharusnya aku ng--mph--"

Yena dengan berani membungkam bibir jihoon dengan bibirnya.

Hanya mengecup.

Namun perlahan bibir jihoon nakal untuk tidak menggerakannya.




"Kalau misalkan anak kita masih hidup gimana hoon?" Yena yang kini tengah bersandar di pohon besar tepi danau seraya memangku kepala jihoon, tanpa sadar bertanya.

Jihoon yang lagi menikmati sentuhan tangan Yena pada kepalanya hanya bisa diam tanpa mampu menjawab.

"Kalau anak kita masih hidup kamu bakal tetep kaya gini atau berubah?" Lagi-lagi yena bertanya.

Yena sendiri bertanya karena ingin memastikan sesuatu.Tapi sayangnya jawaban jihoon melenceng dari apa yang ingin yena dengar.

"Kita Masih sama-sama muda yen,aku gak kebayang kalau harus ngurus anak diusia kita yang masih sama-sama pengen menikmati hidup."

Ulu hati yena kembali terasa nyeri...

"Lagipula aku gak mau sampe nasib anak kita kaya aku yen."


***

ternyata dulce udah up aduhh kutelat maaf rei wkwk

Younger; Jihoon YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang