Warning!!
Gak tau warningnya kenapa?
Tapi warning aja aowkwowkSLOW RESPON NGARET UPDATE
***
Jihoon tertunduk,seketika lututnya melemas.Hatinya hancur saat ia tiba dirumah sakit.
Woojin hanya bisa diam melihat Jihoon yang sekarang bertekuk lutut di depan ruang jenazah.
Minju yang sekarang baru saja datang bersama dengan keluarga yena berlari dan menangis di depan ruang jenazah.
"YENA!!" Mama Yerin sendiri histeris.
Papa daniel udah berusaha meluk Mama yerin yang sekarang meronta-ronta ingin melihat kondisi putrinya yang malang itu.
Soomin? Jangan tanya dia hanya bisa diam tidak mengerti maksud dari takdir yang sangat cepat memisahkannya dari kakaknya itu.
Yena meninggal tepat saat kecelakaan itu.Banyak yang berspekulasi bahwa tabrakan itu terjadi karena Supir mobil yang teledor dan tidak memperhatikan lampu merah.
Minju segera menghubungi kedua temannya yang Lain.Yaitu Woonyoung dan Yujin.
"Mama gak nyangka hiks..hiks..kamu lebih dulu pergi..." Mama yerin bener-bener sedih atas kepergian Putri sulungnya itu.
Jihoon sejujurnya merasa bersalah,Seharusnya waktu itu yena gak ngeliat dia di peluk yeri.
Seharusnya waktu itu Jihoon langsung lari dan mengejar Yena.Mungkin itu semua gak akan pernah terjadi kalau bukan karena dia.
Jihoon kembali tertunduk dia dengan sengaja mendekatkan kepalanya kepada dinding rumah sakit hingga membuat bunyi yang sangat nyaring.
Woojin berusaha menarik jihoon agar laki-laki itu berhenti dari tindakan bodoh yang malah membahayakan dirinya sendiri.
"Udah Woy! Kalau lo gini terus Yena bakal sedih sama calon anak lo bakal sedih hoon." Jihoon terdiam mencerna ucapan Woojin.
"Maksud lo apa jin?! JELASIN KE GUE MAKSUD LO APA?!!" jihoon histeris dia bener-bener nyesel kalau sampe apa yang dia denger itu beneran.
"Yena gak keguguran." Lirih woojin.
Jihoon diam selanjutnya ia kembali menangis menyesali semuanya.Seandainya dia tau kalau anaknya masih hidup.
Seandainya Yena mau jujur sama dia.
JIHOON MAU JADI SEORANG AYAH! TAPI SELAMA INI DIA GAK TAU!!
Jihoon kembali berfikir,Dia kembali menyesal karena telah berusaha membunuh anaknya itu walaupun sekarang anaknya pergi bersama perempuan yang ia cintai.
"Jinn..GUE NYESEL!!! YENA!!" Jihoon membuka Paksa kamar Jenazah.
Namun sebelum itu Woojin lebih dulu menyambar tubuh jihoon menarik laki-laki itu agar berhenti berbuat bodoh.
"SADAR HOON SADAR!! YENA UDAH PERGI!! LO GAK SEHARUSNYA BERTINDAK BODOH KAYA GINI!!"
"Please." Lirih Woojin.
Gak lama Yujin sama Woonyoung datang dengan tergesa-gesa.Mereka menghampiri Minju yang sekarang terduduk di depan ruangan.
"Minju lo gak bercanda kan?" Minju hanya diam.
"JAWAB JU!!" kali ini nada bicara yujin gak bisa di ajak santai.
"Yena udah pergi." Satu kalimat yang sukses bikin woonyoung sama yujin saling peluk.
🌈🌈🌈
Jihoon hanya mampu memandang dengan sedih wanita yang ia cintai kini masuk kedalam tanah.
Meninggalkan kenangan indah dan rasa penyesalan dalam hati jihoon.Tidak ada yang bisa melihat yena untuk yang terakhir kali karena jenazahnya benar-benar rusak akibat peristiwa itu.
Mama yerin dan Papa daniel hanya bisa mendoakan yena agar bahagia dan tenang di alam sana.
Semua teman-teman yena pun turut hadir gak terkecuali teman-teman jihoon yang ikut berbela sungkawa..
"Turut berduka cita hoon." Jeno menepuk Bahu jihoon.
"Yang sabar ya hoon." Kini giliran Jinyoung yang memberi semangat.
Jihoon menatap gundukan tanah baru itu seraya menaruh sebucket bunga.
"Selamat jalan,Kalian berbahagialah disana...Maaf udah jadi orang yang pengecut dan gak becus jaga kalian." Lirihnya.
Sebenarnya Daniel daritadi mendengar ucapan jihoon.Ia merasa janggal saat Jihoon berkata 'Kalian'
Namun,Tanpa mereka sadari Woojin dan Minju tidak ada pada saat pemakaman.