Chapter mengejutkan kah?Slow respon Ngaret Update
***
Gadis itu terlihat tengah gelisah sembari menunggu kedatangan sahabatnya yang entah ada dimana.
Tak lama kemudian dua orang berlari mehampirinya dengan membawa koper.
"Sorry nunggu lama,Pemakamanya baru aja dilaksanain."
Gadis itu tertunduk dengan gelisah,Dia bener-bener takut kalau keputusan yang ia ambil itu salah.
"Lo kenapa?" Tanya Laki-laki disampingnya.
"Gue takut,Keputusan yang gue ambil ini salah jin." Lirih yena.
Iya Yena gadis itu belum meninggal dan dia sekarang dalam kondisi baik-baik saja.
Namun,Kejadian di cafe itu memang benar adanya.Yena berlari namun bukan ia yang ditabrak melainkan pengemis aneh yang sering di jumpai di depan jalan tersebut.
Kalau kalian ngira yena bener-bener jahat ngelakuin sebuah kebohongan besar.Ya Kalian Benar...
Tapi itu semua gak akan terjadi kalau dia gak liat jihoon di peluk oleh yeri dari belakang.
Awalnya ia datang ke cafe karena ingin mengatakan pada jihoon yang sebenarnya.
Kalau yena masih mengandung anaknya.Tapi takdir berkata lain dan justru pilihan inilah yang harus dia ambil.
Dimana dia mengambil sebuah kebohongan besar.
"Ini demi kebaikan lo berdua yen,Gue yakin lo pasti kuat." Woojin tersenyum kemudian mengusap surai coklat yena dengan lembut.
"Gue harap lo sama anak gue baik-baik aja disana,Gue bakal sering-sering nengokin lo bertiga." Ucap Woojin.
Minju meringis,Ia merasa jadi babysitter di antara Woojin dan Yena.
"Kalau sama gue gak khawatir lo jin?" Tanya Minju.
"Maaf anda siapa?"
"Asw."
"Heh mulut!" Yena kemudian menutup perutnya dengan tangan.
"Nanti kalau anak gue denger kan bahaya."
"Dih."
"Udah jangan berantem disini lu bedua,Pesawat lagi bentar take off lu bedua hati-hati." Ucap woojin mengantarkan kedua perempuan itu pergi.
"Jin gue minta lo tetep ngawasin leluarga gue...
....sama jihoon."
Gumam yena sebelum akhirnya dia dan minju pergi.
🌈🌈🌈
Memori kebahagiaannya ketika bersama dengan yena terus berputar di dalam ingatan jihoon.
Laki-lakit itu merasa sangat kehilangan.Apalagi kehilangn dua orang sekaligus.
Pikirannya bahkan sempat kacau.Tidak ada lagi seseorang yang mengerti dirinya.
Tidak ada lagi seseorang yang membahagiakannya.
Tidak ada lagi seseorang yang selalu membuatnya tersenyum.
Dan tidak ada lagi seseorang yang bisa ia lindungi...
Selain yena...
Gadis ah tidak,wanita yang selama ini selalu ada bersamanya.
Jihoon yang sudah jatuh terlalu dalam pada cintanta hanya bisa merenungkan sikapnya.
Jihoon mau berubah.
Ini semua mungkin gak akan terjadi kalau seandainya dulu jihoon gak ngerusak yena.
Tok..tok...tok...
Lamunan jihoon buyar tatkala seseorang mengetuk pintuk kamarnya dengan nada tergesa-gesa.
Ceklek!
"Sunwoo?" Panggil Jihoon.
Sunwoo datang tiba-tiba kerumahnya dengan ekspresi aneh.
"Tumben lo dateng?"
"Hoon." Panggil Sunwoo
Jihoon menoleh.
"Kalau gue bilang yena masih hidup lo percaya gak??"