5

76 54 28
                                    

Lunaxavier: oii

Tanayaputri: paan?

Lunaxavier: tadi temen lo yang itu dateng ke kerjaan gue

Tanayaputri: hah?sumpah! Ngapain dia kesana?

Lunaxavier: buka rekening dia

Tanayaputri: terus gimana? Cakep kan dia?

Lunaxavier: mulai deh-_-

Tanayaputri: wkwkwkwk

Lunaxavier: btw motor gue mogok akhirnya gue tinggal di kantor. Dan sekarang gue bingung besok berangkatnya gimana-_-

Tanayaputri: motor lo udah tua banget sih wkwkwk

Lunaxavier: resek lo. Udah ah bye gue mau tidur:*

Setelah percakapan yang tak jelas itu ia meletakkan hpnya di nakas sebelah tempat tidurnya dan memejamkan matanya. Berharap harinya akan baik pada besok paginya.

"Buruan cari pacar deh kak!" Ujar Altair yang baru keluar kamarnya dengan lantang.

Luna pun langsung menengok ke arah Altair dengan wajah kebingungan. Tak paham dengan apa yang dimaksud adeknya itu. Barangkali kepalanya terbentur di tembok atau dia belum sepenuhnya bangun.

"Maksud kamu?" Tanya Luna yang masih heran dengan adeknya.

"Alta capek jemput kakak mulu." Luna spontan melotot kearah adeknya.

"Atau Alta bantu cari deh ya," sambung Altair.

Luna langsung menggelengkan kepalanya tanda menolak. Selalu saja begitu. Dirinya yang masih sendiri ini selalu dicap si anak yang malang. Apa salahnya ia sendiri sih? Toh yang pacaran belum tentu sampai ke pelaminan.

Kala yang mendengar pertengkaran sedikit kedua adeknya itu hanya bisa geleng-geleng. Sudah tidak heran ia melihat pertengkaran antara kedua adeknya. Dirinya hanya melanjutkan sarapan agar bisa cepat untuk bergegas menuju kantornya.

"Luna nebeng Abang ya?" Pinta Luna pada kakaknya.

"Abang buru-buru, Dek. Hari ini ada ulangan akhir semester. Abang harus ngawasin anak-anak."

"Terus Luna berangkat sama siapa?" Tanya Luna dengan wajah melasnya. Berharap ada yang berbaik hati untuk mengantarnya ke kantor.

Dia tak mungkin berangkat bareng dengan adeknya karena adeknya bersekolah di tempat yang arahnya berlawanan dengan kantornya. Dan terpaksa ia memesan ojek online untuk berangkat kerja nanti.

"Kala berangkat ya, Bu, Dek." Pamit Kala pada adek dan ibunya.

"Iya hati-hati, Bang!" Jawab ibunya.

Selang beberapa menit, Luna dan altair juga berpamitan kepada ibunya. Sampai di gerbang rumahnya, ia dikejutkan dengan Agharna yang berada di depan rumahnya dengan motor CB 150 R kesayangannya.

"Loh kok Agha ada di sini?" Tanya Luna.

"Aku di suruh jemput Tanaya. Katanya di suruh jemput di alamat ini. Lah Luna ngapain di sini?" Tanya Agharna yang sama bingungnya.

Dan kini Luna tahu. Tanaya sengaja membohongi Agharna agar Agharna bisa mengantarnya. Baru saja ia ingin menjelaskan, dia dan Agharna dikejutkan dengan Altair yang berteriak histeris. Ia terlupa bahwa adeknya yang super menjengkelkan itu masih di sini.

"Oh ini pacar Kak Luna? Cakep deh. Kak Luna ternyata pinter milih. Ga sia-sia ya kak lo ngejomblo bertahun-tahun." Ceplos Altair.

Dan satu lagi, Luna lupa kalo adeknya memiliki mulut yang bak mercon. Bisa meledak kapan saja. Dia langsung berlari ke arah adeknya dan mencubitnya.

"Kok dicubit sih, Kak? Altair salah apa."

Masih nanya aja nih si bocah salahnya apa.

Agharna pun semakin bingung. Dan siapa lagi itu kok dia akrab sekali dengan Luna? Apa dia adek Luna? Atau adek Tanaya? Dan rumah siapa ini sebenarnya? Entahlah, dirinya pusing dengan itu.

"Em begini, Ga."

La LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang