7

84 41 12
                                    

"Apa bener, Dek, kamu udah punya pacar?" Tanya Kala yang akhirnya memecah keheningan.

"Ih pasti Abang Kala dikasih tau Alta ya?" Kala mengangguk.

"Mau amat dibohongin Alta." Ceplos Luna.

Kala masih bingung. Siapa yang harusnya ia percaya? Luna atau Altair?

"Yang tadi pagi itu namanya Agharna. Dia temen Tanaya Bang. Tadi dia dikerjain sama Tanaya. Kan emang Tanaya usil banget." Ucap Luna yang menjelaskan panjang lebar dan hanya dijawab dengan "oh".

Setelah itu hening kembali terasa. Sampai akhirnya mereka sampai ke rumah. Di depan rumah, telah berdiri ibu mereka dengan wajah yang cemas. Takut putrinya hilang dan tak bisa pulang. Namun raut wajahnya berubah tatkala melihat putrinya bersama dengan putra sulungnya.

"Alhamdulillah, Nak, kamu bisa pulang. Ibu khawatir tau." Ucap Ibu Luna yang hanya ditanggapi dengan kekehan putra putrinya.

Luna, Kala beserta ibunya pun akhirnya masuk. Nampak di meja makan terdapat sepiring nasi beserta lauknya yang Luna yakini itu dipersiapkan untuknya. Ibunya selalu saja begitu. Masih menganggap putra putrinya masih kecil sehingga harus diambilkan makan. Namun, Luna tahu, ibunya sangat sayang kepada anak-anaknya.

"Ibu udah makan?" Tanya Luna.

"Udah tadi bareng Alta sama Kala. Kamu makan dulu sana gih!" Perintah ibunya.

Luna pun mengangguk dan segera menempatkan diri di meja makan. Ia melahap makanan buatan ibunya sampai tak tersisa. Baginya, makanan buatan ibunya tidaklah patut jika disisakan. Karena baginya makanan adalah makanan terenak yang ada di dunia.

Setelah makan dan mencuci peralatan makannya. Ia lekas masuk kamar dan membersihkan badannya. Karena ia merasa badannya sangat lengket.

Setelah mandi, ia mendudukkan pantatnya di kasurnya. Tak lupa tangan kanannya menggenggam smartphone kesayangannya. Ia mengecek instagramnya. Tak ada notif apapun di sana.

Sekitar lima belas menit ia puas melihat-lihat instagramnya, ia memutuskan untuk membuka line. Di sana juga tak ada apa-apa. Ia hanya melihat-lihat timeline di Line nya. Sesekali ia tertawa karena melihat akun official yang menampilkan guyonan yang sangat lucu.

Puas tertawa, ia akhirnya menyiapkan diri untuk berbaring. Tak butuh waktu lama, ia telah terlelap.

Pagi harinya, ia bangun dan langsung masuk ke kamar mandi. Dua puluh menit kemudian ia keluar dengan rambut yang masih basah. Ia segera menuju meja riasnya untuk mengeringkan rambut hitam pekatnya.

"Kak ada tamu tuh!" Teriak Altair yang mengagetkannya.

"Siapa sih, Ta? Ini masih pagi tau!" Jawab Luna sedikit sewot.

"Kak Tanaya." Jawab Altair.

Luna langsung kaget dan segera keluar menemui Tanaya. Di ruang tamu, di sanalah Tanaya dengan senyum yang mengembang. Merasa puas karena telah mengganggu pagi sahabatnya itu.

"Ngapain lo pagi kesini? Masih pagi tau!" Luna datang dengan wajah sewotnya.

"Gue mau ngajak lo joging." Ucap Tanaya disertai dengan kekehan.

"Ganggu aja lo! Yauda tunggu dulu." Akhirnya Luna mengikuti kemauan sahabatnya itu.

Lima belas menit, Luna keluar dari kamarnya. Ia langsung menghampiri sahabatnya. Dan kini ia sadar, motornya masih berada di bengkel.

"Gue numpang ke motor lo ya, motor gue masih di bengkel." Ijin Luna pada Tanaya dan kemudian dijawab dengan anggukan kepala.

Keduanya langsung menuju ke alun-alun yang letaknya lumayan dekat dengan rumah Luna. Sepuluh menit kemudian mereka telah berada di alun-alun tersebut.

"Eh Tan, bukannya itu...."

La LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang