8

63 37 27
                                    

"Eh Tan, bukannya itu temen lo?"

"Mana sih Lun?" Jawab Tanaya yang mencari-cari seseorang yang dimaksud Luna.

"Idih gue nyium bau-bau busuk lo deh, Tan."

"Paan dah orang gua beneran gak tau!" 

"Tuh ada Agharna! Pasti lo yang nyuruh dia kesini ya?"

"Kagak astaga. Jodoh kali sama lo, ya gak?" Goda Tanaya pada sahabatnya.

Luna langsung saja memelototi temannya. Entahlah kapan ia akan terbebas dengan omongan teman-temannya yang selalu berusaha menjodoh-jodohkan dengan orang lain. Apakah ia harus memiliki kekasih terlebih dahulu?

"Hei Agharna! Sini dong!" Teriak Tanaya yang bermaksud untuk memanggil Agharna.

"Kenapa lo panggil sih Tanaya bego?" Ujar Luna yang merasa kesal.

Yang dipanggil pun memutar badannya dan menghampiri Tanaya. Luna tak tahu lagi harus bagaimana. Ingin melarikan diri toh juga percuma. Sahabat super bawelnya ini pasti akan menahannya.

"Kenapa Tan?" Tanya Agharna yang telah sampai di depan Luna dan Tanaya.

"Nih katanya Luna mau ngomong. Aku kesana dulu beli minum."

Dalam hati, Luna memaki sahabatnya itu. Bisa-bisanya ia mengatakan itu. Padahal ia tak tahu apa-apa.

"Luna mau ngomong apa sama saya?" Tanya Agharna yang masih bingung.

"Eh engga kok Agha, Tanaya ngelantur tuh." Ujar Luna seraya tersenyum canggung.

Akhirnya keheningan menemani mereka. Sepuluh menit mereka masih dalam posisi canggung sampai akhirnya Luna lah yang memecah keheningan tersebut.

"Agha ngapain kesini?"

"Ini tadi Tanaya yang ngajak saya."

"Udah gue duga mesti Tanaya resek yang ngajak dia," batin Luna.

"Yauda saya kesana dulu ya," pamit Luna pada akhirnya, Agharna pun hanya menganggukkan kepalanya.

Langsung saja Luna menuju ke Tanaya. Terlihat Tanaya sedang senyum-senyum sendiri layaknya orang gila. Sementara Luna memasang wajah garangnya seperti ingin menerkam sahabatnya itu.

"Bener bener lo, resek banget deh." Ucap Luna saat telah sampai di depan Tanaya.

Tanaya tak menjawabnya. Melainkan meneruskan tawanya hingga orang-orang di sekitarnya menengok kepadanya. Luna langsung saja membekap mulut sahabatnya ini.

"Gila ya, diliatin orang bego!" Ujar Luna.

Akhirnya Luna menyeret sahabatnya itu untuk pulang. Agharna yang melihat kelakuan Tanaya dan temannya itu pun bingung. Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua? Mengapa ia diminta untuk kesini? Entahlah, ia tak mau ambil pusing dengan itu. Kemudian ia melanjutkan joging paginya itu.

Sesampainya di rumah Luna, Luna langsung mengintrogasi sahabatnya yang super menjengkelkan itu. Yang diinterogasi pun malah tertawa layaknya orang tak memiliki salah.

"Ngapain lo suruh Agharna kesitu sih?"

"Biar deket gitu sama lo. Kasian gue lihat lo jomblo mulu," ucap Tanaya dengan santai.

"Sama aja lo sama Bang Kala. Sama-sama nyebelin!"

"Kalo gue sama kayak Bang Kala, jadi gue jodoh song sama dia." Ujar Tanaya sambil tertawa.

"Bego lo, Bang Kala udah punya pacar. Mau lo berantem sama pacarnya?"

"Hehe.. cantik gak sih pacar Bang Kala? Gue kepo nih." Tanya Tanaya.

"Liat aja instragramnya, Saluna Asyira."

"Pasti cantik deh, ya iya lah Bang Kala kan ganteng gak mungkin cari cewek yang jelek. Dia temen kerja Bang Kala?" Tanya Tanaya lagi, Luna hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Oh guru ya?" Pertanyaan Tanaya kali ini tak dijawab Luna karena jengah dengan pertanyaan-pertanyaan Tanaya yang relatif tak penting.

"Oh guru ya?" Pertanyaan Tanaya kali ini tak dijawab Luna karena jengah dengan pertanyaan-pertanyaan Tanaya yang relatif tak penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1.090 suka
Salunasyira_ sehari bersama orang ter-nyebelin🐼

"Ga kuat gue lihat couple imut gini!" Teriak Tanaya yang mengagetkan Luna.

"Apaan sih, Tan? Toa amat." Ucap Luna tak suka.

"Ini abang lo sama pacarnya cute banget. Jadi pengen deh, foto sama abang lo."

"Gue tabok lo sekali lagi ngomong gitu." Mendengar ucapan Luna itu, Tanaya hanya terkikik.

Eleazarkala: dek

Sebuah notif line muncul di handphone kesayangan Luna. Ia langsung melihat pesan yang rupanya dikirimkan abangnya.

Lunaxavier: kenapa bang?

La LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang