14

51 12 7
                                    

"Lun!" Langkahnya terhenti tatkala seseorang memanggilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lun!" Langkahnya terhenti tatkala seseorang memanggilnya.

"Besok aku dateng kok." Lanjut Agharna. Rupanya orang yang memanggilnya tadi adalah Agharna. Lantas ia membalasnya dengan senyuman.

Lantas Luna masuk dengan senyum yang mengembang. Orang-orang di rumahnya terheran dengan ekspresi gadis itu. Takut, barangkali Luna kemasukan setan di pohon dekat rumah mereka.

"Lo kenapa kak? Kesambet?" Tau lah itu siapa. Adik Luna yang kurang ajar, Altair.

"Resek lo!"

"Kamu kenapa, Lun?" Ibu Luna mengulangi pertanyaan Altair tadi.

"Gapapa kok, Bu." Jawab Luna sembari tersenyum kembali.

"Kamu ga kesambet hantu yang di pohon mangga situ kan, Dek?" Mendengar itu sontak Luna membulatkan matanya. Bisa-bisanya keluarganya mengecap dirinya telah kerasukan.

"Kalo ngomong! Emang mau Luna kerasukan mbak-mbak yang ada di pohon mangga?"

"Udah! Ga malu kalian dilihatin keluarga?" Lagi-lagi ibu Luna melerai pertikaian mereka. Yah memang, rumahnya tak sepi saat ini. Karena besok abangnya akan melamar kekasihnya. Otomatis keluarganya yang berada di luar kota datang kerumahnya.

"Ada-ada aja kalian itu! Udah besar masih saja berantem." Ucap salah seorang keluarga Luna, Tante Yulia namanya.

"Iya nih, Tante. Dahal bang Kala udah mau nikah masih aja kek bocah!" Ucap Luna seperti meminta pembelaan dari keluarganya. Sementara Kala melotot tanda tak terima dengan ucapan adiknya.

"Apa? Ga terima?" Bukannya takut, Luna justru makin menantang abangnya.

Kala pun akhirnya berdiri dan berjalan menuju adiknya. Ya tentu saja Luna segera lari mencari pertolongan. Sesaat terjadi kejar-kejaran di sana. Yang lain hanya sibuk menonton adegan itu seraya tertawa. Mereka seperti disodorkan film tom and jerry.

"Bukan kakak gue nih mereka berdua." Tentu tahu siapa pemilik suara itu. Ya, si Altair bermulut pedas.

"Emang gue akuin lo sebagai adek? Kagak sih," jawab Luna tak kalah pedas dengan ucapan adiknya. Akhirnya Altair memilih mengunci rapat-rapat mulutnya.

"Sudah-sudah, kalian ini! Kerjaannya berantem mulu." Lagi, lagi, dan lagi ibu mereka melerai perdebatan itu. Akhirnya Luna memilih masuk untuk membaringkan tubuhnya ke kasur kesayangannya.

Ting..

Terdapat notif di ponselnya. Lantas Luna mengambil ponselnya yang berada di nakas sebelah kasurnya. Terdapat nama Agharna di sana. Rupanya dia yang mengirimkan pesan.

Agharnar: udah tidur Lun?

Lunaxavier: belum gha, kenapa??

Agharnar: gapapa sih ehee

La LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang