11

56 21 22
                                    

Agharnar: ini Luna kan ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agharnar: ini Luna kan ya?

Lunaxavier: iya, ini Agha?

Agharnar: iya:)

Agharnar: Lun besok sabtu ada waktu luang?

Lunaxavier: ada, kenapa?

Agharnar: aku ajak makan ya

Agharnar: tanda terimakasih kalo udah pilihin gelang ibuku:)

Lunaxavier: oh boleh deh

Lunaxavier: see u:)

Entah sadar atau tidak, seulas senyuman muncul di bibir Luna. Ah sudahlah, luna juga tak tahu alasan ia senyum-senyum sendiri. Dirasa tak ada yang istimewa juga.

Setelah itu ia meletakkan hpnya di nakas sebelah kasurnya. Lalu ia mendaratkan badannya di kasur kesayangannya. Tak sampai lima menit, dirinya telah berada di alam bawah sadarnya.

🌞🌞🌞

Hari-hari berjalan dengan cepat. Hingga Luna tak menyadari bahwa hari ini hari sabtu. Beruntung sekali adek kesayangannya memberi tahunya bahwa hari ini hari sabtu.

Satu...dua...tiga.... Ya Luna hampir melupakannya. Hari ini ia ada janji dengan Agharna. Ah bagaimana ia bisa lupa dengan janji itu? Langsung saja ia mengambil hp untuk menghubungi Agharna.

Lunaxavier: Agha hari ini jadi kan?

Agharnar: jadi Lun. Ini aja aku mau kerumahmu

"Oh Agha mau kesini ya," ucap Luna dengan dirinya sendiri.

"Eh loh! Gue belum mandi! Aduh gimana nih!"

Luna pun akhirnya bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi pun ia hanya memoleskan liptint. Tak ada waktu lagi. Adeknya telah berteriak memanggilnya.

"Kak! Ini ada temen lo! Buruan napa dah, udah lama loh!"

"Iya bawel ah lo!" Jawab Luna sembari membuka pintu kamarnya.

"Cie, mau kencan ya?" Tanya Altair yang dihadiahi sebuah tabokan di lengan sebelah kanannya.

"Sakit anjir!" Keluh Altair. Luna tak menghiraukan adeknya yang sedang mengeluh kesakitan. Ia langsung ke ruang tamu.

Di ruang tamu telah ada Agharna bersama ibu dan abangnya. Tahu bila Luna datang, ibu dan abangnya langsung menengok kepadanya sembari tersenyum jahil .

"Ini adek abang udah gede aja ya." Ujar Kala sembari tersenyum jahil.

"Abang!" Perkataan abangnya sukses membuat matanya melotot.

La LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang