FYI : Brother

2.4K 286 37
                                    

HAPPY READING ^_^










Rutinitas menguras tenaga masih terus berlanjut layaknya perputaran hidup. Sudah terlewat beberapa hari sejak hari dimana Jungkook bisa berkata jujur, melewati masalah demi masalah yang ia hadapi.

Dan sesuai dengan perkataannya, Minggu lalu adalah waktu senggang terakhir bagi BTS. Awal bulan ini groupnya sudah memasuki masa latihan ketat untuk mempersiapkan konser keliling dunia. Lagi !! Ia harus meninggalkan Eunha untuk kesekian kalinya karena urusan pekerjaan.

Hubungannya dengan Eunha juga terus berjalan membaik, walaupun hanya sekedar memberi pesan atau bertelepon untuk saling mengabari dan melepas rindu. Untuk saat ini itu sudah seperti penyambung hidup bagi Jungkook.

Meski hubungannya baik-baik saja, Jungkook masih merasa kurang puas. Tentu saja ini tentang Jimin. Tingkahnya memang terlihat seperti biasa, namun Jungkook tau jika Jimin masih terhantui oleh kata-kata miliknya.

Karenanya sejak saat itu Jungkook terus memikirkan cara agar bisa segera menyelesaikan ini. Menjelaskan dan meminta maaf, supaya Jimin kembali seperti biasa dan tidak terus-menerus memikirkan perkataan konyol miliknya.

"Oh begitu ya Noona. Kalau begitu aku tutup teleponnya."

Jungkook kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celana. Ia sehabis menelepon Yerin untuk mengetahui kabar dari Eunha. Beberapa hari terakhir kekasihnya itu susah untuk dihubungi, biasanya sesibuk apapun Eunha pasti menyempatkan membalas pesannya walau hanya satu pesan jadi sangat wajar jika Jungkook gelisah sekarang. Dan ternyata Yerin mengatakan Jika Eunha sedikit kelelahan dan tidur lebih awal.

Malam ini dorm BTS terasa sedikit lebih sepi. Namjoon dan Suga tentu masih berada di studio mereka, Seokjin dan J-Hope berada di kamar masing-masing lalu terakhir Jimin dan Taehyung pergi untuk berbelanja.

"Huh kenapa akhir-akhir ini aku seperti anak terlantar." Gumamnya sendiri. Kepalanya menyandar di sofa ruang tengah, menatap langit-langit ruang yang hanya menampilkan warna putih bersih.

"Kook !!."

Jungkook segera bangkit ketika seseorang memanggil namanya. "Hope Hyung ?? Mau kemana ??."

"Nanti jika Jimin menanyakanku katakan saja jika aku kembali ke studio, ada beberapa hal yang lupa aku kerjakan."

"Oke." Jungkook memberi isyarat dengan tangan kanannya lalu kembali duduk bersandar. Berarti dengan ini tersisa dirinya dan Seokjin.

Tinggal seorang diri dirumah yang cukup besar membuat Jungkook bosan. Berulang kali Jungkook memutar tubuhnya untuk mencari posisi nyaman, tapi fakta tentang dirinya yang kesepian tetap tidak bisa di pungkiri.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang ??." Jungkook kembali bergumam sendiri, kesepuluh jari kakinya bergerak-gerak sembari otaknya berfikir.

"Jika begini solusi terbaik itu adalah main game tapi-.." memotong kalimatnya sendiri, Jungkook terlihat sedikit lesu saat akan melanjutkan.

"Huh ya sudahlah."

Sebenarnya beberapa hari yang lalu Eunha mengomel panjang lebar saat mengetahui tagihan game bulanan miliknya. Gadis mungil itu terus mengoceh tentang menyimpan uang untuk keperluan masa depan padahal ujung-ujungnya jika Eunha hanya mengatakan

"daripada bermain game lebih baik kau belikan makanan kan."

Saat mendengar kalimat itu, Jungkook spontan memutus panggilannya secara sepihak. Satu jam mendengar omelan hanya untuk mendengar itu membuat Jungkook sedikit kalap. Dan saat sadar Eunha sudah susah untuk dihubungi hingga saat ini. Tidak ada pilihan lain selain bersabar dan menunggu waktu yang tepat untuk memberikan umpan pada kekasihnya itu.

For Your Idol (Eunha Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang