Pt. 18

3K 260 58
                                    

Sorry for typo
.
.
.
.
.
.
.

Sudah tiga jam menunggu, enam orang namja itu masih setia menunggu di depan ruang operasi.

"Hyung sebaiknya kau makan dulu, sudah sedari tadi kau belum makan, kalian juga, aku yang akan menunggu disini" ucap Chanyeol sambil mengarahkan pandangan kepada mereka yang ada disana.

"Aku tidak mau Chanyeol-ah, sebaiknya kau saja yang makan bersama yang lain, aku mau disini saja menubggu Taehyung"

"Aku sudah makan tadi hyung, kau dan yang lain yang belum makan, ayo makanlah"

"Tidak Chanyeol-ah ak—"

Ucapan Baekhyun terpotong karena ucapan Chanyeol, "hyung, apa kaumau nanti saat Tae sembuh kalian tumbang, lalu berakhir menyalahkan dirinya sendiri?"

"Tidak, aku tidak mau itu terjadi" Baekhyun menggeleng cepat, tidak mau dongsaengnya menyalahkan dirinya sendiri.

"Kalau begitu makanlah bersama yang lain, aku akan menunggu disini" Baekhyun menatap Chanyeol ragu, lalu mengalihkan pandangan pada pintu operasi yang sedari tiga jam lalu masih saja tertutup dan lampu merah itu masih menyala, lalu menghembuskan nafas kasar.

"Arraseo, ayo semuanya kita makan dulu, tapi Chanyeol-ah, jika terjadi sesuatu lau harus cepat-cepat mengabariku oke?" Chanyeol mengangguk cepat lalu mengelus punggung Baekhyun.

"Aku akan mengabarimu hyung" Akhirnya Baekhyun mau menuruti keinginan Chanyeol dan pergi dari sana dan menuju kantin rumah sakit.

Sementara itu di dalam ruang operasi kini sedang di landa kepanikan, pasalnya kondisi Taehyung terus menurun, keringat sudah membanjiri pelipis dan rambut Kyungso yang berusaha menormalkan kondisi Taehyung, serta Seokjin yang sedang mengurus pengangkatan jantung untuk pasien pendonor.

"Pasien mengalami pendarahan, bagaimana ini dokter" Kyungso menghela nafas berat mencoba untuk tenang.

"Baiklah semuanya, kalian tenang oke? Jangan panik, aku akan mengatasinya" semua perawat mengangguk.

Di belakang Kyungso Seokjin sedang berdoa untuk ketenangan pasiennya, dengan beberapa perawat di sisi ranjang.

"Semoga kau tenang di sisi tuhan, kau melakukan perbuatan yang mulia, kami sangat menghormatimu, semoga kau memiliki kebahagiaan di sisi tuhan" Seokjin memejamkan mata sembari berdoa, setelah itu dia melakukan pembedahan pada dada kiri pendonor untuk pengangkatan Jantung.

"Scalpel" Seokjin menyodorkan tangannya pada perawat sedangkan perawat dengan cepat menyodorkan scalpel (pisau bedah) pada Seokjin, sedangkan Kyungso masih berusaha menormalkan Taehyung kembali.

Seokjin membuka perlahan lapisan kulit itu hingga bagian terdalamnya, setelah agak lama dia dapat melihat jantung yang berdetak itu, hingga langkah terakhirnya memutuskan seluruh pembuluh darah pada jantung, Seokjin memutuskan pembuluh darah aorta hingga.....

Tiitttt....................

Semua orang menoleh pada ranjang dimana pendonor itu menghembuskan nafas terakhirnya, hening... hingga mereka kembali melakukan kegiatan yang menegangkan mereka.

"Appa aku sudah selesai cepatlah!" Seokjin memberikan jantung yang masih berdetak itu pada perawat yang mengatasi Taehyung, lalu kembali pada pasiennya yang sudah tak bernyawa, sedangkan Jantung Taehyung kini sudah diangkat.

Sungguh dalam hati Kyungso ini sangat menegangkan, apalagi pasiennya adalah orang yang dia sayangi.

Seokjin yang sudah selesai dengan pasiennya kini beralih ke arah Taehyung dan membantu ayahnya, melihat ayahnya yang nampak tegang Seokjin sangat heran, biasanya jika ayahnya melakukan operasi ayahnya tidak akan setegang ini.

Too Tired [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang