11.

1.8K 342 45
                                    

Aku belum pernah sekalipun naik angkutan umum. Sejak kecil aku terbiasa di antar oleh Histor kemanapun pergi. Tapi, bukan berarti aku akan takut pada lingkungan baru.

Terbiasa kemanapun tanpa di dampingi orangtua membuatku jadi mandiri. Aku malah senang jika pergi tanpa didampingi ayah atau pun ibu. Karna setidaknya aku tidak harus mmebagi oksigen dengan oranglain yang dapat merampas sebagian besar kebutuhan oksigenku.

Aku melirik Cooper yang meracau banyak hal di pangkuan Taehyung kini. Dia menanyakan hal apa saja yang ia lihat dijalan sampai Taehyung bosan menjawabnya dan memilih untuk diam. Dan sasaran berikutnya adalah aku.

Racauan Cooper baru berhenti saat kami turun dari bis dan berjalan menuju ke pusat perbelanjaan. Tak kusangka jika Cooper akan lebih lepas kendali setelah masuk ke dalam bangunan mall besar yang sebagian besar sahamnya adalah milik keluarga Seok Jin.

Dia senang melihat suasana yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Bahkan aku dan Taehyung harus menggenggam kedua tangannya erat-erat supaya dia tidak lari kesegala arah.

Tujuan pertama kami adalah toko yang menyediakan perlengkapan sekolah. Aku ingat jika tahun ini Cooper akan sekolah. Jadi aku berinisiatif untuk membelikannya perlengkapan sekolah terlebih dahulu.

Aku membiarkan bocah itu memilih tas, buku, dan alat tulis manapun yang dia suka. Tapi, Taehyung malah mengacaukan mood pria kecil itu dengan membeli sekeranjang peralatan sekolah bergambar Barbie.

"Hyung, aku ini laki-laki. Tidak suka gambar perempuan."

"Yang kau butuhkan itu pensil dan bukunya, kan? Bukan gambarnya! Jadi sama saja."

"Tidak mau! Aku mau yang gambar transformer."

"Apa sih, Tae! Biar Cooper yang pilih kesukaannya," tegurku pada Taehyung.

"Tapi itu akan menghabiskan waktu lama," bela Taehyung.

"Tidak papa. Lagipula aku memang berniat membuatnya senang hari ini."

Taehyung menyerah. Dia menyerahkan troli kecil berisi peralatan sekolah yang sebelumnya Taehyung pilihkan, pada Cooper. Pria kecil itu mendorong troli pergi dan memilih barang yang dia suka.

"Ingat! Kau belum beri apapun untuk ulangtahun Cooper. Jadi sebaiknya, jangan kacaukan hari ini, kau mengerti?" bisikku pada Taehyung yang langsung memberiku tatapan sengit.

"Sepertinya kau belum sadar sedang mengancam siapa," balasnya bersungut.

Aku hanya mengedikkan bahu ringan sebelum berjalan mengikuti Cooper.

Setelah memilih peralatan sekolah yang dia mau, selanjutnya kami menghampiri toko sepatu.

Aku tidak bisa menahan tawa saat kulihat Cooper melongo memperhatikan sepatu dengan lampu-lampuan di bagian alasnya.

Alhasil, perdebatan terjadi diantara Cooper dan Taehyung. Taehyung tidak mengijinkan Cooper membeli sepatu yang diiinginkannya dan menyuruhnya untuk membeli sepatu sekolah yang sewajarnya.

Tapi Cooper bersikeras bilang bahwa di sekolah diharuskan memakai sepatu dengan lampu-lampuan karena lampunya membantu saat lampu mati.

"Kau sekolah di siang hari Cooper!" paksa Taehyung.

"Tapi kalau mati lampu kan gelap, hyung."

"Bahkan di kelaspun tidak memerlukan lampu karna sekolah hanya membutuhkan waktu beberapa jam di siang hari."

Yah, siapa lagi yang akan menjadi penengah diantara mereka kalau bukan aku?

Perdebatan itu akhirnya benar-benar berakhir setelah keduanya sama-sama lelah. Aku sudah lihat Cooper yang berkeringat begitu karena berlarian tiada henti.

Subete For You [KTH-KJN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang