13

1.8K 334 50
                                    

Kakiku sampai di depan bangunan sederhana tempat dimana dua manusia tampan tinggal. Entah kenapa mereka menjadi alasanku untuk menjadi pembangkang. Maksudku, sejujurnya aku muak dengan segala peraturan yang orangtuaku berikan. Sebelum ini aku tidak bisa pergi kemanapun meski aku ingin kabur. Paling-paling aku hanya akan duduk di meja pantry, menemani bibi Ji Ran yang tengah sibuk dengan aktifitasnya, atau duduk di bangku sambil mengawasi Histor yang sedang mengelap mobil.

To be honestly, aku bersyukur bahwa aku pernah mengenal Kim Taehyung maupun Cooper. Setidaknya sekarang aku punya teman yang bisa kuajak bicara saat aku merasa jenuh.

Kepalaku melongok, mengintip kedalam rumah sederhana itu. Aku menemukan Cooper sedang tengkurap diatas lantai. Tangan kecilnya dengan telaten menulis diatas buku. Netraku beranjaknsejenak dari pria kesayanganku itu, mencari sosok satu pemuda lain yang sepertinya sedang tidak ada di tempat, sebelum aku melangkah masuk.

"Hai, Cooper," tentu saja sapaanku langaung mendapat respon baik dari si kecil Cooper. Kepalanya menoleh kelewat cepat sebelum senyumnya mengembang lebar.

"Noona?" Si Cooper mengangkat tubuhnya bangkit ketika aku mulai duduk di sampingnya, melihat ke dalam buku yang dipenuhi dengan kata-kata sederhana yang biasa diucapkan anak TK.

"Cooper sedang belajar?" tanyaku.

Bocah itu lantas melempar pensilnya, menyambar buku miliknya untuk ditunjukkan padaku, "Aku sedang belajar menulis."

Aku bisa melihat itu. Ya, tulisan yang cukup lumayan untuk anak seusianya.

"Bagus," ucapku, "hm .. dimana hyung?"

Cooper mengambil kembali bukunya seraya menjawab, "sedang mencuci."

Mencuci? Alisku berkerut lucu.

Tungkaiku lantas melangkah mencapai ruangan kecil di ujung ruangan. Disana aku menemukan pria setengah telanjang tengah menuang sabun ke mesin cuci. Iya, setengah telanjang! Perlu kujelaskan bahwa dia sama sekali tidak memakai sehelai kaos, dan hanya memakai boxer.

Mendadak saja aku tegang karena terkejut. Sungguh. Maksudku, dia memiliki proporsi tubuh yang cukup sempurna menurutku. Faktanya dibalik kaos polos yang biasa ia kenakan, ia memiliki tubuh yang kekar serta otot yang menonjol di beberapa tempat. Ekor mataku dengan lancang menelusuri bagian perutnya yang memiliki beberapa tonjolan yang membuatku meneguk saliva. Hingga tanpa sadar, Taehyung telah memergokiku disana.

"Sedang apa kau disana?"

Demi apa, aku merasa bodoh saat mataku mengerjap cepat. Bahkan pandanganku berlarian kesegala penjuru sebab Taehyung memberiku tatapan aneh.

"Sedang mencuci?" aku berusaha mencari topik pembicaraan dan melangkah masuk.

Taehyung melirik mesin cuci yang berderu seolah mengatakan, "bukankah sudah jelas?". Namun ia memilih untuk menjawab singkat, "iya".

"Perlu bantuan?"

"Kau datang kesini hanya untuk menawarkan bantuan?" balas pria itu.

"Tidak juga," kataku lambat, mengigit bibir bawah dengan salah tingkah sebelum meneruskan, "kau punya rencana hari ini?"

"Tidak," tukas pria itu enteng. Dia berjalan menyeberangi ruangan untuk mengambil bak cucian sebelum dia kembali ke depan mesin cuci lagi.

"Ayo jalan-jalan!"

Taehyung menatapku. Mungkin itu sebuah tatapan penuh tanya karena aku terang-terangan mengajaknya jalan-jalan. Tapi dia tidak mengutarakan itu dan lebih memilih memeriksa setiap kantong pada baju kotornya.

Subete For You [KTH-KJN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang