02. HARI PERTAMA
Keysha mematut diri di depan cermin, akhirnya ia mengenakan seragam dan pergi ke sekolah lagi. Keuntungan masuk sekolah baru di pertengahan semester adalah dia tidak perlu ikut pengenalan lingkungan sekolah.
Beberapa bulan lalu kondisi kesehatan Keysha menurun karena terlalu sibuk belajar untuk kelulusan SMP, Keysha tidak main-main kalau sudah berurusan dengan pelajaran. Walau namanya selalu berada di urutan teratas, Keysha tidak ingin bersantai dan membiarkan pencapaiannya merosot.
Keysha tidak berharap apapun pada sekolah barunya ini, dia juga tidak ingin terlalu berambisi lagi. Cukup sudah melewati enam bulan sebagai tahanan bebas bersyarat rumah sakit, sekarang dia akan belajar secukupnya dan menjadi siswa biasa-biasanya saja- tapi bukan berarti jadi malas dan nilainya anjlok.
Saat membuka pintu kamar, Keysha sudah disambut Mia dengan nampan berisi susu putih yang sebenarnya juga bagian dari obat yang harus dikonsumsi Keysha setiap hari.
"Selamat pagi, No- eh, Keysha," sapa Mia, kini senyum dan sorot matanya terlihat lebih tulus, bukan takut atau segan seperti saat awal-awal Keysha datang.
Seperti dirinya, Mia juga sudah mengenakan seragam lengkap. Penampilannya sederhana tanpa aksesoris apapun, surai hitamnya juga hanya dikuncir kuda, gaya khas seorang Amalia Putri.
"Pagi." Keysha mengambil gelas susu itu, lalu kembali masuk kamarnya dan duduk di kursi santai.
Mia masih di ambang pintu, Keysha sengaja tidak menutupnya. Pandangan Mia mengedar kagum pada kamar Keysha yang tentu jauh lebih besar dari kamarnya. Ada rak di sisi kanan yang penuh dengan koleksi buku berbagai genre, etalase berisi piala dan medali, sebuah gitar di sudut ruangan, meja belajar, lemari pakaian besar, dan masih banyak barang mewah lagi. Mia tidak percaya bahwa ruangan yang dia kira hanya ada di dunia barbie ini ternyata ada di dunia nyata juga.
"Masuk aja," kata Keysha yang sejak tadi memerhatikan Mia.
"Eh, enggak, aku di sini aja."
Keysha berdiri, dia mendekati meja rias dan menarik salah satu laci. Selama beberapa saat Keysha diam seperti menimbang, kemudian mengambil sebuah kotak dari sana. Dia kembali menghadap Mia untuk meletakkan gelas kosong ke atas nampan, lalu mengeluarkan sesuatu di dalam kotak yang dibawanya.
"Eh?" Mia tersentak karena Keysha menarik tangan kirinya, lalu memasangkan sebuah jam tangan berwarna cokelat di sana.
"Bagus," ucap Keysha, lalu berbalik untuk mengambil ranselnya. "Ayo berangkat."
Mia berputar setelah Keysha menutup pintu melewatinya begitu saja, dia masih diam bahkan saat Nona Muda itu menuruni anak tangga. Pandangan Mia turun pada sesuatu di pergelangan tangannya, kemudian tersenyum.
"Terima kasih."
***
Perjalanan selalu membosankan. Keysha bersandar malas seraya menatap langit pagi yang sudah keruh karena polusi. Entah sudah berapa lama sejak mobil ini masuk ke jalan raya, tapi rasanya sama sekali tidak bergerak.
Di sebelah Keysha, Mia juga sedang memerhatikan pemandangan luar, tapi dengan ekspresi berbeda. Ini pertama kali dalam hidupnya Mia naik mobil, dia merasa ini seperti di mimpi. Keysha menyadari hal itu, Mia selalu menunjukkan ekspresi kagum pada semua hal yang bagi Keysha biasa saja.
"Biasanya lo naik apa?"
Mia menoleh cepat, kaget karena tiba-tiba diajak bicara. "Aku? Ah, angkot. Aku naik angkot. Kadang juga jalan kaki biar hemat, hehe."
Keysha mengangguk. Kalau Mia belum pernah naik mobil sebelumnya, maka Keysha belum pernah naik angkot seperti yang Mia katakan. Membayangkan harus berdesak-desakan dengan orang asing di panasnya udara Jakarta saja sudah membuat Keysha meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [REVISI]✔
Teen FictionKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...