Sebelum masuk ke area kolam renang, Keysha merentangkan tangan, menahan Ema. Mereka mendengar suara bentakan yang membuat Ema langsung melotot kaget, dia dengan cepat paham situasi.
"Lo bawa id card?" tanya Keysha.
"Apa? Oh, bawa." Ema segera mengeluarkan id card yang kebetulan berada di saku mini ranselnya. "Kenapa?"
"Lo tunggu di sini, biar gue masuk dulu. Kalau situasinya makin kacau, panggil siapapun buat datang, oke?"
"Hah? Yang bener aja? Enggak, ah, gue ikut masuk."
"Jangan," cegah Keysha. "Lo tau yang di dalam siapa, kan? Mereka kayak belut sawah, susah ditangkap, harus ada yang mancing dulu."
"Key, tapi…." Ema ragu, tapi Keysha justru mengangguk. Terpaksa, dia menghela napas, menurut. "Oke. Tapi lo jaga diri. Mereka mungkin banyak, jangan sampai lo kenapa-napa."
"Aman."
Ema membiarkan Keysha pergi dengan perasaan gelisah, dia mendegar jelas bahwa tadi suara Levya. Sama hal dengan Khisom, Levya adalah versi cewek dari para perundung yang justru ditakuti. Dia sudah banyak berulah, tapi tidak ada yang melaporkannya. Katanya, kekuatan orang dalam Levya sangat kuat.
Keysha anak baru, dia mungkin belum tahu tentang hal ini, tapi Ema juga tidak bisa menahannya. Yang bisa Ema lakukan hanya berdoa berharap tidak ada hal buruk yang terjadi.
Baru saja Ema menutup mata, merapalkan doa. Terdengar suara sesuatu, atau mungkin seseorang yang jatuh ke air. Kemudian disusul dengan beberapa lagi, seolah mereka terjun bergantian untuk berenang.
Mata Ema langsung terbuka, mungkin ini situasi kacau yang dimaksud Keysha. Tapi alih-alih pergi mencari bantuan seperti yang Keysha minta, Ema justru berlari masuk.
Di sana, di dalam kolam renang besar itu, Ema melihat lima orang yang tentu saja tidak menceburkan diri atas keinginan mereka. Tiga orang berenang menepi ke sisi terjauh dengan susah payah, satu terlihat lemah hampir pingsan, sementara satu lagi berusaha menolongnya. Yang lebih menarik, lengan kiri dari orang terakhir mengeluarkan cairan merah yang kemudian menyatu dengan air.
"Keysha!" Ema berlarian, mendekat ke sisi kolam tempat Keysha membawa seorang siswi yang dia ketahui adalah Bella, salah satu korban Levya dan teman-temannya.
"Bantu, Ma," pinta Keysha, berusaha menaikkan Bella ke tangga kolam, Ema membantu dari atas.
"Astaga, Bella. Sini, Bell, sini. Jangan pingsan dulu," kata Ema, menuntun Bella menjauh dari kolam, lalu mendudukkannya di lantai karena kursi terlalu jauh. "Bell, are you okay?"
"Ema…" Bella terbatuk. "Tolong Shara."
"Ha? Siapa, Bell?"
"Keyshara…" Suara Bella amat lirih, kemudian dia tumbang ke rengkuhan Ema. Tubuhnya basah dan dingin, membuat Ema semakin panik.
"Ema, panggil yang lain!" teriak Keysha, dia masih di air. Kedua tangannya dijulurkan ke sisi kolam untuk menahan tubuhnya.
Ema mengangguk, dia benar-benar panik. Karena tidak bisa meninggalkan Bella, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon nomor siapapun yang di group PKS.
"Keysha!"
Dari arah pintu utama gedung, beberapa orang dengan setelan jersey futsal berlarian mendekat. Perhatian Keysha langsung tertuju pada cowok yang menyerukan namanya tadi, dia langsung mendekat, tapi Keysha mengangkat tangan.
"Jangan nyebur," katanya. Dia menoleh ke belakang, memeriksa tiga manusia yang dilawannya tadi, kemudian berenang mendekat tangga untuk naik.
Rizal mengikuti, dia menunggu di atas sambil mengulurkan tangan. Keysha menerima uluran tangan itu dengan tangan kanannya, sementara yang kiri dia sembunyikan di belakang badan walau dirinya yakin Rizal sudah melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [REVISI]✔
JugendliteraturKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...