06. TES PERTAMA
Hari ini Mia masuk, tapi tubuhnya belum fit seperti semula, karena itu Keysha tidak mengajaknya turun di depan pasar seperti biasa, mereka diantar sampai masuk gerbang sekolah oleh Pak Asep.
"Mi, lo ke kelas dulu," kata Keysha saat mereka baru menginjakkan kaki di gedung sekolah.
"Kamu mau ke mana?"
"Ada urusan bentar." Keysha berbelok ke koridor yang berlawanan dengan arah kelas mereka, dia harus menemui seseorang dan sangat sekarang ada di tempat itu.
"Permisi," sapa Keysha pada seorang cewek yang hendak masuk ruangan itu; kantor PKS.
"Iya?"
"Anggota PKS?" tanya Keysha.
"Iya. Ada yang bisa gue bantu?"
"Ah, gue cuma mau nyari Rizal. Dia ada di ruangan?"
Cewek itu tidak langsung menjawab, melainkan memerhatikan Keysha seperti sedang mencaritahu. Keysha sering mendapat tatapan itu karena wajahnya pasti masih asing di sekolah ini.
"Kayaknya di dalem, bentar," kata cewek itu, lalu masuk ke ruangan, meninggalkan Keysha di depan pintu.
Pagi ini cuaca sangat cerah, Keysha yakin matahari akan sangat terik siang nanti. Untung saja dia membawa jaket yang cukup tebal, bukan untuk menahan dingin, melainkan untuk melindungi kulitnya dari sinar matahari.
Tiba-tiba saja Keysha ingat dengan pesan salah satu kakaknya tadi pagi; Reyvan, cowok itu bilang besok Keysha harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin, termasuk mengambil obat baru. Bagi Keysha, rumah sakit seolah sudah menjadi tempat wajib yang dia datangi setiap dua minggu sekali, sementara bermacam kapsul dan pil seperti makanan wajib yang harus dikonsumsinya setiap hari. Sudah seperti ini sejak kondisinya memburuk setahun lalu sampai tidak bisa masuk sekolah.
"Nyari gue?"
Keysha memutar kepala, sosok yang dicari akhirnya keluar dari ruangan itu. Tanpa basa-basi, Keysha langsung mengutarakan niatnya, "gue mau daftar PKS."
Rizal memiringkan kepala, walau sudah tahu Keysha pasti akan bergabung, tapi dia tidak menyangkan akan secepat ini. Padahal penolakan Keysha saat itu seolah dia yakin tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di kantor PKS, apalagi sampai menjadi anggota.
"Lo yakin?"
"Ada muka gue bercanda?"
"Enggak, sih." Rizal mengangkat bahu. "Oke, masuk. Gue bilang ke Kak Iyan dulu."
Keysha mengikuti Rizal masuk ke ruangan itu. "Ada tesnya?"
Rizel menoleh, dia mengangguk sebagai jawaban.
"Apa?"
"Lihat nanti."
***
"Kamu tadi dari mana, Key?" tanya Mia begitu Keysha duduk di bangkunya.
"Kantor PKS."
"Ha? Ngapain?" Bukan Mia lagi, melainkan Sharoh yang heboh bertanya. "Lo kena masalah apa sampai ke kantor itu?"
"Bukan kena masalah." Keysha menggeleng. "Gue daftar."
"Demi apa?!" Suara melengking Sharoh benar-benar memekakkan telinga, apalagi ekspresi kagetnya itu.
Padahal saat pertama kali berkenalan, Keysha kira Sharoh adalah yang paling kalem. Wajah Sharoh adalah tipe-tipe cewek pendiam yang selalu tersenyum manis, terlebih hijab yang dipakainya selalu sopan, kalau pertama kali lihat benar-benar akan mengira dia kalem dan lembut. Aslinya tidak. Sharoh dan Nadinne sama saja. Tapi setidaknya, mereka jujur, tidak berusaha mengesankan orang lain dengan bersikap sok baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [REVISI]✔
أدب المراهقينKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...