16. OLIMPIADE SAINS

2.8K 174 1
                                    


Sore ini Keysha harus pulang terlambat lagi, dia dipanggil ke kantor guru dengan alasan yang nanti akan disampaikan oleh bagian kesiswaan.

Ternyata bukan hanya dirinya, tapi ada beberapa anak juga. Yang mengejutkan, ternyata Rizal juga ada di sana. Selain itu ada si Novian. Kalau harus menebak, pasti tentang lomba yang dibicarakan Novian tadi.

"Maaf membuat kalian menunggu, silakan duduk."

Keysha, Rizal, Vian dan satu anak lain duduk di sofa. Guru kesiswaan memeriksa lembaran di tangannya terlebih dahulu, baru menatap anak-anak yang datang.

"Novian, Rizal, Keyshara, dan Brilian. Terima kasih sudah datang. Langsung saja, ya, kalian dipanggil atas rekomendasi guru pengajar untuk mengikuti olimpiade sains di SMA Yuha bulan depan."

Dari reaksi mereka yang langsung mengangguk, sepertinya semua sudah tahu. Satu-satunya anak yang tiba-tiba dipanggil hanya Keysha.

"Saya jelaskan dulu, ada empat mata pelajaran yang akan diujikan. Matematika, Fisika, Kimia, dan Bahasa Inggris. Kalian dipilih berdasarkan keunggulan di masing-masing mata pelajaran," jelas guru kesiswaan.

"Izin bertanya, Pak, apa pembagiannya sudah dilakukan ya? Menurut pengalaman, biasanya akan ada tes dulu," tanya Brilian, cewek berponi pagar yang beberapa kali membenarkan kacamata ketika bicara.

"Kamu benar, Brilian, nanti ada tes dulu. Kalian dipilih karena nilai rata-rata di empat mata pelajaran itu paling tinggi, tapi harus tetap diseleksi mata pelajaran apa yang paling kalian kuasai. Tes akan dilakukan pada hari Kamis, kalian bisa siap-siap dulu."

"Siap, Pak."

Tidak ada yang terlihat keberatan, mereka tampak sudah berpengalaman mengikuti berbagai lomba. Keysha juga pernah ikut, tapi secara online dan mendaftar individu ketika dirinya homeschooling. Kebanyakan lomba yang diikuti Keysha berasal dari luar negeri, dia memang mengincar salah satu universitas ternama di luar Indonesia.

Untuk perlombaan secara offline dan datang ke sekolah, sepertinya ini yang pertama setelah sekian tahun. Keysha juga tidak tahu dia akan ditempatkan di mata pelajaran apa, yang pasti bukan Kimia.

Kesiswaan menjelaskan beberapa hal lagi mengenai lomba ini, salah satunya adalah iming-iming beasiswa Universitas Yuha.

"Kalau begitu kalian bisa pulang, terima kasih atas waktunya."

Satu per satu undur diri. Keysha yang sudah mendapat pesan dari Pak Asep juga langsung berjalan keluar gedung, tidak ingin supirnya menunggu lebih lama.

"Keysha." Suara berat itu berseru sebelum Keysha berbelok ke lobi, membuatnya berhenti dan menoleh.

Cowok tinggi itu berjalan santai menghampirinya. "Dari Matematika dan Fisika, lo prefer yang mana?" tanyanya langsung.

Keysha berpikir sejenak, lalu menjawab. "Physics."

Cowok itu mengerutkan kening sejenak, lalu mengangguk. "Usahain dapat itu."

Setelah itu dia berbalik dan pergi, benar-benar tidak memakai kata penutup seperti 'oke, gue pergi dulu' atau 'sampai jumpa'.

Keysha berpikir kenapa saat itu Nadinne memperkenalkan Vian lebih dulu, mungkin dia yang paling kurang populer daripada teman-temannya. Sekarang Keysha tahu kenapa Vian tidak populer, modal tampang tidak akan membuat orang menyukaimu begitu saja, apalagi dengan sikap seperti itu.

"Kenapa belum pulang?" Rizal mendekat. "Belum dijemput?"

"Udah."

Mereka berjalan beriringan melewati lobi dan keluar gedung, mobil hitam yang dikendarai Pak Asep ada di dekat tempat parkir motor.

Keyshara Story [REVISI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang