Hari Jumat jam ketiga dan empat adalah jadwalnya kelas X-IPA3 olahraga, semua sudah berganti seragam dengan setelah olahraga dan kini melangkah di koridor menuju lapangan basket outdoor.
Keysha bersama dengan Mia, Sharoh, dan Nadinne juga mengikuti rombongan kelas. Di sepanjang jalan Nadinne bertanya-tanya tentang seleksi PKS yang Keysha ikuti kemarin, tapi tidak banyak jawaban yang diterimanya. Yang pasti, Keysha sudah menjadi bagian dari PKS dan mulai mendapat jadwal jaga untuk Senin depan.
Ceritanya tidak panjang. Kemarin malam Keysha menghubungi Andrian setelah mendapatkan nomor kakak kelasnya itu dari salah satu brosur di instagram PKS SMAPUBA. Dia berniat menanyakan perihal biaya administrasi rumah sakit tadi agar bisa menggantinya.
Setelah urusan administrasi beres, giliran Andrian yang menyampaikan informasi bahwa Keysha diterima sebagai anggota PKS. Nanti setelah kelas, Keysha akan ke ruang PKS menemui Andrian, dia ingin bertanya langsung kenapa tiba-tiba diterima padahal tes pertama saja tidak ikut.
Lapangan basket outdoor sudah terlihat di depan mata, sinar matahari yang terik dan udara panas musim kemarau membuat beberapa siswi melenguh lemas. Mereka mengaduh karena harus beraktivitas di bawah sinar matahari langsung.
"Keysha," panggil Mia. "Aku bilangin ke guru, ya?"
Keysha memerhatikan keadaan lapangan sekali lagi, memang tidak memungkinkan untuknya ikut. Katanya hari ini ada tes basket, mereka memakai lapangan outdoor karena anak-anak futsal sedang berlatih di lapangan indoor.
Jika tidak mengikuti tes ini, Keysha harus susulan. Mungkin minggu depan bersama dengan anak-anak yang tidak masuk hari ini, salah satunya adalah Chrysti.
"Biar gue," kata Keysha, lalu melangkah menghampiri guru olahraga mereka, Pak Andre. "Permisi, Pak."
"Iya? Oh, kamu, anak baru di kelas ini, ya?"
"Iya, Pak."
Pak Andre mengangguk, lalu memeriksa daftar nama. "Keyshara Arsyah, kamu nggak bisa ikut olahraga, kan? Kalau begitu nanti susulan saja, kita pakai lapangan indoor. Minggu depan bareng anak-anak yang nggak masuk."
Sebelum merespons, Keysha melirik ke arah lapangan, tempat teman-temannya mulai berkumpul. Dia memang belum tahu semua nama teman sekelasnya, tapi sudah mengingat wajah mereka.
Sambil mengingat, Keysha mencari kira-kira siapa saja yang tidak ada di lapangan, mereka yang akan tes susulan bersama Keysha minggu depan.
"Pak, saya mau ikut tes hari ini," kata Keysha.
"Loh, kamu serius? Tapi kata Rizal, kamu nggak bisa kena panas matahari lama-lama? Alergi?" Pak Andre berdiri. "Jangan dipaksa, Keysha. Tes ini akan lama, setiap anak dapat satu menit untuk melempar bola ke ring, ambil poin sebanyaknya. Karena anak baru, absen kamu paling bawah. Harus nunggu tiga puluh lima anak dulu."
Perkataan Pak Andre benar. Walau bisa menunggu di tempat teduh, tetap saja akan menyusahkan. Panas matahari menyengat bahkan ke tempat yang terlindung atap, lapangan basket outdoor juga tidak terjangkau dahan pohon besar di halaman depan. Benar-benar terik dan panas. Kulit Keysha mulai terasa perih dan sedikit gatal, bercampur gerah dan sedikit keringat.
"Oh, atau bareng anak futsal saja?" tanya Pak Andre lagi. "Ada Antasena, Akbar, sama Rizal. Mereka sedang latihan dengan tim, nanti tes di lapangan indoor setelah kelas. Tapi harus motong jam istirahat jadinya. Mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [REVISI]✔
Fiksi RemajaKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...