"Orang gila."
Masih banyak kata makian Keysha untuk orang yang duduk di hadapannya ini, tapi orang yang dimaki malah tertawa tanpa beban.
"Hai, boleh kenalan?" ulangnya. "Wah, gue hampir ketawa ngelihat ekspresi kaget lo tadi."
Keysha mendengus, tidak ingin meladeni. Akhirnya dia bertemu dengan cowok kece ketua tim futsal SMA Cakrawala yang dimaksud Nadinne tadi, tapi ternyata Nadinne berlebihan. Atau mungkin Keysha yang sama sekali tidak bisa menemukan letak kece dari cowok ini karena tertutup tingkah menyebalkannya.
"Langit Arsyah," panggil Keysha, sudah muak ditertawakan. "Ayo pulang, hujannya udah reda."
Langit menoleh ke jendela, awan hitam masih menggantung di atas sana, tapi hujan memang sudah berhenti.
"Padahal pulang dari tadi juga nggak masalah, kan lo dijemput pakek mobil," kata Langit. "Justru gue yang harusnya berteduh karena bawa motor."
"Mending lo diem," sahut Keysha. "Gara-gara lo…"
"Kenapa?"
Keysha tidak melanjutkan ucapannya, justru membuang muka ke arah jendela. Setelah kejadian tadi, Rizal tidak bereaksi apapun. Dia tidak peduli Keysha akan menyambut uluran tangan Langit yang mengajak berkenalan atau justru menepisnya. Cowok itu justru pamit, kemudian pergi tepat sebelum rintik hujan berjatuhan. Motor Rizal melesat cepat, menghilang di jalan raya.
Mengingatnya membuat Keysha menghela napas. Besok hari Minggu pasti akan terasa panjang karena dia ingin hari Senin segera datang.
***
Minggu pagi ketika Keysha masih menyisir rambut selesai mandi, Reyhan mengetuk pintu kamarnya. Kata sang kakak, ada tamu yang mencari Keysha.
Dia baru masuk sekolah dua minggu, belum ada teman yang tahu rumahnya. Tidak perlu menebak, itu pasti Langit.
"Hai!" Langit, dengan cengiran khas setiap kali melihat Keysha.
Sementara Keysha dengan raut datar-datar saja, menghampirinya dan duduk di single sofa ruang tamu.
"Ngapain?"
"Ngajak jalan, lah," katanya. "Ayok, siap-siap."
"Ogah."
"Cepet banget jawabnya? Dipikir dulu, lah. Kapan lagi gue ada waktu buat ngajak jalan?"
"Nggak ada waktu juga gue nggak peduli, Langit Arsyah Danendra," balas Keysha. Setelah kehilangan libur hari Sabtu, tentu saja dia tidak akan mengorbankan hari Minggu rebahannya.
"Serius, nih?"
Keysha mengangguk. Dengan enteng dia mengangkat tangan dan melambaikannya, gesture mengusir. Kalau dengan kata-kata, nanti Reyhan dan Reyvan mendengarnya, yang ada Keysha kena omel sendiri.
"Ya udah."
Itu adalah jawaban yang Keysha harapkan, tapi tindakan Langit melenceng dari ucapannya. Alih-alih pergi, Langit justru berdiri dan melangkah ke ruang tengah. Dia menyambar remot TV, kemudian duduk santai di sofa. Kebetulan ada camilan milik Reyhan di meja, rasanya seperti bersantai di akhir pekan sambil menikmati film yang kebetulan tayang di TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [REVISI]✔
Teen FictionKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...